Rabu, 08 Desember 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

merancang Stasiun-Stasiun Kenangan

Hari ini hari Rabu. Tak terasa waktu berlalu amat cepat. Tapi kita juga tau bahwa Rabu kali ini berbeda dengan rabu yang lalu. Masing-masing mempeunyai siklus yang sama, hanya saja momentum dan sejarahnya yang berbeda. Dan alangkah meruginya jika rabu sekarang lebih buruk dari rabu yang lalu. Begitu pula pada hari-hari yang lain yang berjumlah tujuh dan selalu berulang dan berulang setiap harinya. Kita bukan sedang belajar menghitung hari, tapi belajar tentang merencanakan stasiun kenangan, tentang momentum yang kita bangun dimana hal tersebut dapat menjadi saksi di masa depan dan di hadapan Alloh tentang karya kita sebagai amanat titipan umur dari Nya. Stasiun kenangan kita perlukan sebagai tonggak dan pilar-pilar prasasti yang kita ciptakan sebagai momentum-momentum besar dalam hidup, sehingga kita bisa mengeja dengan mudah peran unggulan, karya dan identitas kepribadian kita di hadapan Alloh. Setiap hari ada momentum. Itulah sebabnya Rosul sangat menekankan kita untuk berpuasa di hari senin dan kamis, karena di hari itulah semua amalan kita akan naik ke langit, dan rosul berharap supaya momentum tersebut hadir ketika sedang dalam keadaan berpuasa. Momentum bukan hanya diciptakan pada dimensi waktu saja, tapi dimensi ruang. Contohnya adalah berjamaah di masjidil haram berbeda dengan sholat berjamaah di masjid-masjid lainnya. Oleh karena itu, kita pun perlu cerdas untuk merangkai momentum pada suasana dimensi yang lebih luas dan produktif. Jika kita saat ini dalah seorang mahasiswa, maka model mahasiswa seperti apa yang ingin kita rangkai sebagai stasiun kenangan? Apakah mahasiswa biasa yang berkutat pada kos dan kampus? Atau kita ingin menjadi mahasiwa teladan, yang tentunya harus dicapai dengan rangkaian momentum prestatif. Jika saat ini kita adalah seorang karyawan, maka model stasiun kenangan apa yang ingin kita rangkai? Apakah cukup menjadi karyawan seperti Umar Bakri? Atau ingin menjadi karyawan yang dapat menjadi inspirasi kebaikan bagi karyawan lain dan perusahaan? Sebagai anggota keluarga, sebagai bagian dari masyarakat, maka kita perlu merancang model stasiun kenangan seperti apa yang ingin kita persembahkan? Tentunya rancangan yang dapat menjadi virus kebaikan bagi orang lain. Stasiun kenangan merupakan cetak biru tentang apa yang menjadi karya-karya kita baik kecil maupun besar dan bukan kumpulan foto dalam album kenangan atau kumpulan coretan dalam buku agenda. Stasiun kenangan memberi kita pengertian bahwa kita tidak selamanya berada puncak prestasi. Ada kalanya kita berada pada titik kejenuan, kelesuan karena beban dan tanggung jawab kita yang semakin berat. Karena hidup ada kalanya hadir penuh dramatisasi, ada keterpurukan, ada tangis, ada tawa, ada sedih, pilu dan lara yang datang silih berganti bahkan tak jarang hadir beriringan. Tapi itu semua justru menjadi hentakan kita untuk bangkit dan merupakan kenangan yang terprasasti manakala kita bisa menjadikan semuanya sebagai sarana untuk mempebaiki diri, karena ketika kita melewatinya, maka stasiun kenangan yang dibangun adalah prasasti kesabaran, keteguhan, lapang dada dan penyandaran diri kepada Sang Pemberi Ujian. Tapi perlu kita perhatikan juga, jangan terjebak pada godaan untuk memprasastiksan kenangan pada aspek materi, harta dan dunia. Kita harus mengupayakan untuk menyelaraskan ambisi merancang prasasti yang prestatif dengan ambisi meraih cinta Alloh, sehingga prasasti tersebut dapat menjadikan diri kita menjadi manusia yang faqih. Pada akhirnya, kita akan menemukan isi dan substansi dari momen bersejarah itu, bukan sekedar keinginan untuk memprasastikannya. Kita akan mendokumentasikannya dalam album kenangan pribadi dan biarlah Alloh, Rasul dan orang-oarang mukmin saja yang menilai kerja kita dan biarlah orang-orang sesudah kita melakukan napak tilas karya kita.. Itulah kita..orang-orang yang senantiasa merancang stasiun kenangan kebaikan dan menorehkan jejak-jejak yang menuntun …. NB : Mari membuat resolusi di tahun baru ini...
x

Jumat, 12 November 2010 2 komentar By: ArtiHapsari

Pensil Kehidupan

Tulislah rencana hidup kita dengan pensil, dan berikan penghapusnya pada Alloh. Jika ada rencana yang kurang indah, maka biarkan Alloh yang menghapusnya dan menggantinya dengan rencana Nya yang lebih indah untuk hidup kita. Karena Alloh selalu tahu apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Sering sekali rencana hidup yang sudah kita susun terkadang meleset dari rencana kita, karena mungkin ada sesuatu yang Alloh lihat kurang sesuai. Maka segeralah berlari bersama takdir Tuhan, dan carilah jawaban (hikmah) dari apa yang Alloh tulis untuk kita.

Alloh tak pernah mendzolimi hambaNya sebagaimana manusia. Dia ingin hambaNya menjadi manusia yang dewasa dalam hidup, maka hadirkanlah campur tanganNya dalam setiap pilihan hidup, maka Allohpun akan selalu memberikan kemudahan dan jalan keluar dari pilihan-pilihan hidup itu...

Dan tetaplah menulis rencana itu dengan pensil kehidupan dan berikanlah penghapusnya pada Nya....
Rabu, 10 November 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Berbahagialah Hari INi, Karena Esok Adalah Misteri

Ada ungkapan menarik yang sebenarnya terkesan pragmatis seperti “ Biarkan hidup mengalir seperti air” atau “Life nothing to lose”. Bagi kebanyakan orang, ungkapan ini secara explisit terlihat seperti ungkapan orang yang pesimis dan tidak punya gairah hidup atau apapun yang menandakan kecekungan jiwa. Tapi jika dipikir lagi, sebenarnya ungkapan itu ada benarnya, kaena hidup itu sudah ada yang mengatur yaitu pemilik hidup dan kehidupan Alloh (terlepas dari surat Arro`du:11 ya…)

Tidak ada satupun orang yang menyangka ketika kita semua masih kecil, dapat meraba di hari dewasa kita akan menjadi apa? Berdomisili di mana? Mendapat jodoh dari arah mana?dan banyak kejadian hari ini yang memang tidak pernah terbayang di masa lalu. Itulah mengapa terkadang sikap pragmatis diperlukan untuk momen tertentu

Seperti halnya kakakku yang bekerja di perusahaan asuransi milik Negara, ia juga salah sartu yang menerapkan konsep ini, menjadi pemain atas pilihan Sang Sutradara kehidupan. Dalam 5 tahun pengabdiannya, sudah 6 kali pindah rumah di 2 kota, dan berpindah-pindah tugas meski masih dalam satu kota. Beban kerja yang berat, mengurus 2 anak, pisah jarak dengan suami, tidak membuatnya lelah untuk tetap berkarya. Meskipun harus selalu dihantui dengan konsekuensi pindah kerja dimanapun ditempatkan ditempatkan, tidak mengurangi huznudzon billah bahwa apa yang terjadi esok pasti pilihan terbaik dari Alloh untuknya.


Wuih..harus benar-benar mencontohnya, karena memang bekerja di BUMN tidak dapat ditebak esok hari, lusa, masa depan akan ditempatkan di mana, bertemu jodoh di mana, dan banyak pertanyaan yang mengganggu. Tapi semua itu mengajarkan kita makna pentingnya berhuznudzonbillah. Tidak perlu bingung dengan apa yang terjadi esok, asalkan kita berada pada posisi ketaatan, maka pilihan Alloh adalah yang terbaik untuk kita.

Ada pesan bijak yang mengatakan bahwa kita jangan pernah mendahului sesuatu yang belum tentu terjadi dan Jangan mendahului takdir, karena hari esok adalah sesuatu yang belum nyata, belum dapat diraba, belum berwujud, tidak berasa dan tidak berwarna. Lalu mengapa kita bingung dan menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan dan penyesalan yang mungkin menghantui kita esok hari atau bahkan meramalkan bencana yang bakal terjadi? Bukankah tidak ada satupun dari kita yang tahu apakah kita masih diberi kesempatan hidup esok hari atau tidak?

Hari esok masihlah ghaib, bahkan sang mentari pun tak pernah berjanji esok akan terbit dari timur kan? Ia masih di alam gaib dan belum turun ke bumi. Itulah sebabnya kita diharamkan untuk membaca masa depan melalui telapak tangan, kartu dan sebagainya. Kita tidak diperkenankan memberi kesempatan pada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka alam gaib dan kemudian terhanyut dalam kecemasan- kecemasan yang masih dugaan. Kita jangan terlalu takut dengan apa yang akan terjadi di masa depan, dan secara nalar pun hal tersebut tidak masuk di akal, seperti layaknya usaha menangkap bayangan kita sendiri. Tidak perlu mengkhawatirkan ramalan-ramalan tentang kecelakaan, musibah, kelaparan, kemiskinan, perawan tua dan apapun yang akan terjadi esok, biarlah ketaatan kita yang menghadirkan rohim Alloh pada diri kita.

Harus diperhatikan bahwa itu semua dapat menjadi pintu masuknya syetan yang menghembuskan was-was dan ketakutan hidup pada diri kita yang pada akhirnya bermuara pada jauhnya kita dari iman. Marilah kita menyibukkan diri dengan amal dan kegiatan yang menghdirkan kebaikan, biarlah Alloh saja yang mengatur dan memilihkan penghidupan yang terbaik untuk kita.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Bahagialah untuk nikmat hari ini. Nikmatilah setiap momentum setiap detiknya. Tersenyumlah atas karunia hari ini sebagai kehidupan yang terbaik yang diberikan Alloh. Jangan pernah menanyakan kabar esok hari dan jangan pula menanti serangan petakanya, karena kita sudah cukup sibuk hari ini.

So, berbahagialah atas hari ini..

Biarkan esok hari berjalan sesuai kehendakNya, karena titahNya esok hari adalah misteri…..

Buat kakakku yang baru aja assesment, selamat ya..apaun hasilnya, pasti itulah yang tebaik..Aku bangga padamu...love u my sista
Selasa, 09 November 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Spirit hari ini....

Jangan menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya. jika tantangan kita terlalu besar dan banyak, maka bertahanlah dan JANGAN MENYERAH!. kegagalan jangan membuat kita lelah, sebaliknya, atur kembali strategi. Temukanlah lebih banyak keteguhan dan pengetahuan. Jika telah sampai kepada tujuan, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Berpindahlah ke tujuan untuk masyarakat dan umat. Berbuatlah lebih banyak untuk umat. Bermanfaatlah untuk orang banyak. Dan...jangan tidur di dalamnya..
Rabu, 20 Oktober 2010 3 komentar By: ArtiHapsari

Bergegaslah, karena Kebenaran itu tidak Membutuhkan Perdebatan yang Rumit

Mengintip sejenak kehidupan di kota metropolitan Jakarta. Waktu bagi mereka teramat berharga, bahkan jarak dan waktu bisa mereka hitung untung ruginya., karena mereka adalah orang yang selalu terdesak oleh waktu. Berjalan selalu tergesa, berbicara sering irit bahkan cenderung saling mengacuhkan. Mereka keluar dari rumah setelah subuh untuk menghindari macet, dan pulang kerja sering tak sempat sholat maghrib karena tidak bisa menghindari macet. Mereka selalu bergegas. Bergegas dengan waktu

Mereka harus berlomba dengan waktu, sedikit saja terlewatkan, sesungguhnya mereka telah kehilangan kesempatan. Orang-orang yang hidup dengan semangat dan filosofi bergegas sangat memahami bahwa kesempatan amatlah penting, mereka harus begegas dan selalu berharap kesempatan tak pernah hilang. Sebab hidup adalah perjuangan dan perebutan. Siapa terlambat, tidak akan dapat. Mereka selau menyambut setiap kesempatan dengan filosofi bergegas.


Dalam islam, kita mengenal istilah “Ruhul Istijabah”(ruh bersegera dalam menyambut kebaikan), yaitu responsifitas dan bergegas pada awal waktu, merespon pada panggilan pertama. Seperti apresiasi Isalam pada orang yang pertama–tama masuk Islam. Orang-orang yang beriman lebih dahulu di masa Rasul tidaklah sama dengan mereka yang beriman belakangan, karena pengorbanan mereka lebih besar dan lebih payah, di saat orang lain masih berpikir-pikir dan menunda-nunda.

Alloh menggambarkan mereka-mereka yang bergegas menyambut seruan kebaikan, senantiasa membuktikan sambutan itu dalam amal-amal yang segera. “ …..meraka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang yang segera memperolehnya” (Q.S Al mu`min 57-61). Mereka yang bersegera adalah orang-orang yang bersegera dalam taat pada Alloh dengan harapan mendapatkan derajat yang tinggi di sisiNya. Mereka bersegera mengerjakan ketaatan-ketaatan di awal waktu dengan bergegas. Setiap kali tampak kesempatan berbuat kebajikan, maka seketika itu pula ia bergegas mengerjakannya. Ia berani memilih jalan kebenaran, bergegas menjemput panggilanNya, karena ia yakin bahwa kebenaran itu tidak membutuhkan perdebatan yang rumit.

Seperti halnya para wanita pada zaman Rasul. Ketika turun perintah berhijab, maka para wanita langsung berlarian ke rumah menarik kain korden atau apa saja yang dapat digunakan untuk menutup aurat. Mereka tidak bertanya kenapa untuk apa? Karena mereka yakin itu perintah Alloh. Seperti layaknya wanita zaman sekarang juga seperti itu, mereka bersegera berhijab memakai pakaian takwa seketika ketika keasadarn akan kewajiban itu hadir. Dia tidak berfikir bagaimana hidupnya, pekerjaannya, jodohnya serta kesiapan-kesiapan lain yang sebenarnya hanyalah alibi untuk menunda-nunda. Dia tidak memberi ruang dialog pada batinnya untuk berfikir karena ia yakin itu perintah Tuhannya. Ia tidak ingin menghibur diri atas kelambanannya. Dia berani untuk bersegera dengan panggilan kebaikan.

Atau seperti seorang muslim yang telah menunpuk pengetahuan keislamannya, mengetahui syariat islam, tapi tak segera kunjung nyata amal dan karyanya. Ia hanya cenderung pada pencarian ilmu dan materi, sangat baik tapi ilmu dan keluasan wawasannya sangat sedikit yang menetes. Ia tak sadar bahwa ilmunya tak bermanfaat karena ia suka tawar menawar.

Masih banyak orang-orang yang suka menimbang, berfikir dan menawar pilihan hidup yang semestinya diambil dengan segera. Bergegas pada ketaatan adalah bergegas menuju Alloh. Dia bersegera menuju TuhanNya karena ia yakin akan hadir kemudahan dari Alloh ketika kita senantiasa mengambil filosfi bergegas pada ketaatan.

Bila pagi datang, jangan tunggu sore dan bila sore datang, jangan tunggu pagi.. Bersegeralah… sambutlah seruan Tuahanmu…
Senin, 18 Oktober 2010 1 komentar By: ArtiHapsari

Perjalanan Doa Menuju Langit

Ketika kita terhimpit dan terlilit oleh problematika kehidupan, sesungguhnya yang dapat membuat kita bertahan adalah harapan kita. Dan sebaliknya, yang akan membuat kita kalah atau bahkan mematikan daya dan energi hidup kita adalah saat dimana kita kehilangan harapan. Maka, ketika kita berdoa kepada Alloh, sesungguhnya kita sedang mendekati sumber kekuatan dan apa yang segera terbangun dalam jiwa kita adalah HARAPAN. Harapan itulah yang kelak akan membangunkan KEMAUAN yang tertidur dalam diri kita. Jika kemauan kita menguat menjadi sebuah TEKAD, maka itulah saatnya kita melihat gelombang tenaga jiwa yang dahsyat. Gelombang yang akan memberi kita daya dan energi kehidupan serta menggerakan segenap raga untuk bertindak. Dan apa yang kita butuhkan saat itu hanyalah mempertemukan kehendak kita dan Alloh melalui doa dan tawakkal.

Kita bisa menelaah kisah nabi Yunus AS ketika ia tertelan dan terhimpit dalam perut ikan paus. Ia mengira bahwa dengan lari dari kesempitan hidup maka dapat menghindari kesempitan itu sendiri. Tapi ternyata tidak, justru ia tetap harus menemui kesempitan dalam kesempitan yang lain yaitu tertelan ikan.
Dari manakah ia mengharapkan cahaya hanya sekedar untuk menerangi gelap? Dari manakah ia dapat menemukan kembali harapan hidupnya? Sesungguhnya gelap, kesedihan, kegundahan dan keputusasaan di dalam jiwanya jauh lebih gelap dari gelap yang menyelimutinya. Maka iapun sadar, doalah yang dapat menghadirkan pertolongan Alloh dan doa itulah yang kita kenal sekarang : Laaillaahailla anta subhanaka inni kuntu minadzdzoolimiiinn (Tiada Tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah hamba yang suka berbuat dzolim)

Doa merupakan kata-kata yang baik. Ketika kita mengucapkannya, sesungguhnya kita telah melepaskannya dari mulut kita agar ia berjalan menuju langit. Maka penyangga doa menuju langit adalah amal sholeh kita. Rosul mengajarkan kita untuk senantiasa mengiringi doa dengan amal sholeh seperti bersodaqoh dan amal kebaikan yang lain.

Tiap kata dalam doa adalah surat dari sang jiwa kepada Robbnya. Sebagaimana sebuah pesan, ketika kita berharap surat tersebut sampai pada Alloh,maka kita harus menulisnya di saat jiwa benar-benar dalam keadaan sujud pada Alloh dengan penuh kepasrahan dan optimis. Rosul pun berderai air mata dan merengek kepada Alloh dalam kepasrahan jiwa ketika meminta kemenangan dalam perang Badar. Maka jiwa yang pasrah merupakan washilah penyangga doa kita menuju langit.

Selain jiwa yang sujud, raga kita juga harus turut menyertainya sebagai ekspresi ketundukan. Apa yang dilakukan oleh jiwa saat ia sujud dan berpasrah, maka ia harus diekspresikan dalam wacana raga. Rasulullah menganjurkan kita untuk bersuci sebelum berdoa, menghadap kiblat saat berdoa, menengadahkan tangan dan santun dalam berdoa. Itulah ekspresi raga dalam mensupport jiwa menjadi penyangga doa.

Yakin dan optimislah bahwa setiap lantunan doa kita berjalan menuju langit dan selalu sampai padaNya. Dan yakinlah bahwa Alloh mengetahui apa yang terbaik untuk kita dibanding kita sendiri. Maka setelah kita berdoa, kita serahkan eksekusinya pada Sang Pembuat Kehidupan, tidak perlu mendikte Alloh apa-apa saja yang seharusnya diberikan Alloh pada kita. Yakinlah bahwa perjalanan doa kita akan diijabah DENGAN CARANYA….
Selasa, 05 Oktober 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

HIPERTROFIKASI WADUK CIRATA

Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi pada Waduk Cirata adalah proses penyuburan perairan pada tahap yang paling akut atau biasa disebut hipertrofikasi. Hipertrofikasi merupakan pengkayaan unsur hara tumbuhan dalam ekosistem perairan pada tahap yang paling tinggi pencemarannya disebabkan terutama oleh senyawa fosfat, nitrogen dan organik. Apabila senyawa tersebut yang berasal dari kegiatan pertanian, aktivitas domestik dan industri masuk ke dalam Waduk Cirata secara kontinyu, maka dapat mempercepat hipertrofikasi di waduk Cirata.

Hipertrofikasi yang dialami oleh Waduk Cirata didasarkan pada dua indikasi utama yaitu struktur komunitas fitoplankton dan variasi kejenuhan (saturasi) kandungan oksigen di permukaan air. Berdasarkan hasil penelitian pada triwulan 2 tahun 2010, secara kuantitatif jumlah jenis plankton secara keseluruhan adalah sebanyak 40 jenis, yang terdiri dari 21 jenis fitoplankton dan 19 jenis zooplankton dengan rata-rata indeks keanekaragaman plankton sebesar 0,58. Tetapi secara kualitatif (struktur komunitas), kelimpahan plankton dapat dikatakan buruk sebab kelimpahan fitoplankton didominasi oleh golongan Cyanophyta, dimana pertumbuhan massal Cyanophyta merupakan indikasi terjadinya hipertrofikasi kultural suatu perairan.
Penyebab Hipertrofikasi Waduk Cirata

Parameter penyebab hipertrofikasi waduk Cirata adalah sebagai berikut:
1. Unsur Hara (Nitrogen)
Unsur hara merupakan senyawa nitrogen yang berasal dari proses pembusukan makhluk hidup yang telah mati akibat dekomposisi protein dan polipeptida yang terdapat pada semua makhluk hidup. Sumber unsur hara yang lain adalah sumber antropogenik (akibat aktivitas manusia), yaitu unsur organik yang berasal dari limbah industri dan limpasan dari daerah pertanian, kegiatan perikanan, dan limbah domestik. Proses terjadinya pengkayaan perairan waduk oleh unsur hara sejatinya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, namun proses tersebut dapat dipercepat oleh berbagai aktivitas penduduk di sekitar perairan waduk.

Total Nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen juga ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer, namun tidak dapat digunakan secara langsung oleh organisme karena memerlukan energi yang besar untuk memecah ikatan rangkap tiga gas nitrogen.

Perairan waduk Cirata termasuk dalam klasifikasi hipertrofik karena kandungan total N di perairan lebih dari 6,100 mg/l. Dengan kadar nitrogen yang tinggi dalam perairan waduk Cirata yang hipertrofik tersebut dapat merangsang pertumbuhan algae secara tak terkendali (blooming) dan mengakibatkan degradasi perairan.

2. Fosfat
Hipertrofikasi juga disebabkan oleh munculnya nutrien fosfat yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Pada umumnya fosfat yang berada di waduk Cirata banyak terdapat dalam bentuk fosfat organik dan anorganik. Sumber utama fosfat anorganik terutama berasal dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga serta berasal dari industri pupuk pertanian. Sedangkan fosfat organik berasal dari makanan dan buangan rumah tangga. Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat organik yang selanjutnya digunakan tanaman untuk membuat energi.

Perairan dikatakan hipertrofik jika konsentrasi Total Phosphorus (TP) dalam air berada di atas 0,386 mg/l. Kondisi total pospat di beberapa titik telah berada pada rentang hipertrofik, maka diperlukan pengendalian peningkatan posfat yang mencemari waduk Cirata supaya tidak semakin meningkat kuantitasnya.

3. Organik
Berdasarkan asalnya, limbah organik yang mencemari perairan Waduk Cirata,
dapat dibedakan menjadi limbah organik yang berasal dari luar waduk dan dari kegiatan di badan air Waduk Cirata. Limbah yang berasal dari luar waduk Cirata berupa limbah industri, air lindi TPA Sari Mukti, limbah domestik, dan pertanian, sedangkan yang berasal dari kegiatan di badan perairan Waduk Cirata adalah sisa pakan dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA dan aktivitas domestik masyarakat sekitar waduk Cirata. Bahan-bahan sintetik limbah organik tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan, sedangkan bentuk lainnya berada di badan air baik di bagian yang aerob maupun anaerob. Limbah organik yang berda di badan air jika tidak dimanfaatkan oleh fauna perairan lain, seperti ikan, bentos dan lainnya, maka akan segera dimanfaatkan oleh mikroba, baik mikroba aerobik maupun anaerobik ataupun mikroba fakultatif.

Limbah organik yang ada di badan air aerobik akan dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba aerobik. Semakin banyak limbah organik yang masuk dan tinggal pada lapisan aerobik maka semakin besar pula kebutuhan oksigen bagi mikroba yang mendekomposisinya. Jika keperluan oksigen bagi mikroba yang ada melebihi konsentrasi oksigen terlarut, maka oksigen bisa menjadi nol dan mikroba aerobpun musnah digantikan oleh mikroba anaerob dan fakultatif yang tidak memerlukan oksigen.
Sementara itu limbah organik yang masuk ke badan air yang anaerob akan dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba anaerobik atau fakultatif dan dapat dikatakan bahwa aktivitas mikroba yang hidup di bagian badan air yang anaerob, selain menghasilkan sel-sel mikroba baru juga menghasilkan senyawa-senyawa CO2, NH3, H2S dan CH4 serta senyawa lain seperti amin dan komponen fosfor. H2S dan komponen fosfor merupakan senyawa yang mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap dan anyir. Selain itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi tertentu adalah beracun dan dapat membahayakan organisme lain termasuk manusia. H2S juga merupakan unsur utama yang menyebabkan korositvitas pada turbin pembangkit listrik.

Untuk dapat mengetahui kadar total organik, dapat dilihat dari kandungan COD dan BOD yang merupakan indeks oksigen yang dibutuhkan oleh organik dalam melakukan respirasi.
Chemical Oxigen Demad (COD) menggambarkan jumlah oksigen total yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, dengan oksidator kalium dikromat (CaCr2), baik yang dapat didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sulit didegradasi secara biologis (non-biodegradable) menjadi CO2 dan H2O. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 10 mg/liter. Pada perairan waduk Cirata, terlihat bahwa COD sudah melebihi 10 mg/l yang mengindikasikan bahwa perairan waduk Cirata mengandung COD yang tinggi. Tetapi peningkatan COD perlu diwaspadai sebagai akibat dari masuknya beban pencemar yang berlebihan di waduk Cirata.

Selain COD, Biologichal Oxigen Demad (BOD) juga merupakan indikator lain pencemaran organik pada suatu perairan. Perairan dengan nilai BOD tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bahan organik. Bahan organik akan distabilkan secara biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik.

Penyebab Hipertrofikasi
Setelah mengetahui parameter-parameter yang menyebabkan hipertrofikasi, maka perlu diketahui sumber-sumber penyebab hipertrofikasi pada waduk Cirata, antara lain :

1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian Waduk Cirata berasal dari aktivitas pertanian dari tanah penduduk yang berada di pinggiran waduk, atau dari aktivitas pertanian di wilayah pasang surut pada tanah milik PT PJB. Sampah tersebut diletakkan di pinggiran waduk, sehingga ketika ada kenaikan air waduk, sampah tersebut terbawa mengotori waduk Cirata dan menjadi penyebab terjadinya hipertrofikasi.

2. Limbah Sisa Pakan KJA (Keramba Jaring Apung)
Kegiatan budidaya perikanan dengan teknik keramba jaring apung (KJA) yang
berlangsung di waduk Cirata merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan perairan waduk, sehingga berdampak langsung terhadap perairan waduk yaitu penurunan kualitas perairan. Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan KJA pada umunya berupa limbah organik berupa sisa pakan (pellet). Pakan ikan mengandung kadar unsur hara dan fosfat yang tinggi. Kurang lebih 5 % dari pakan ikan akan mengendap di perairan waduk dan hal tersebut menyebabkan terpacunya hipertrofikasi di perairan waduk. Jika satu hari ditebar 300 ton pakan ikan, maka sisa pakan yang menjadi limbah sekitar 15.000 kg setiap harinya dan ini dapat menambah beban pencemar dan hipertrofikasi di waduk Cirata.

3. Limbah Air Lindi TPA Sarimukti.
TPA Cigedig, desa Sarimukti juga merupakan penyumbang limbah organik (air lindi) ke waduk Cirata dikarenakan kurang memadainya pembuatan kolam lindi. TPA Sarimukti menampung sampah untuk daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. TPA ini menghasilkan air lindi sampah yang masuk ke dalam air tanah dan air permukaan sehingga berbahaya juga bagi organisme yang hidup di darat dan mengancam kehidupan 40 ribu ton ikan di Waduk Cirata. Jarak TPA dengan Waduk Cirata yang tidak terlalu jauh menyebabkan rembesan air dari tumpukan sampah akan mengalir ke waduk karena posisi waduk lebih rendah dibanding TPA. Pada pemantaun triwulan 1 tahun 2010, stasiun Cimeta yang merupakan hilir dari TPA Sarimukti telah mengindikasikan pencemar organik yang sangat tinggi berasal dari TPA Sarimukti. Parameter tersebut antara lain kadar BOD, COD menunjukan angka yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa air lindi TPA Sarimukti merupakan salah satu pemicu hipertrofikasi waduk Cirata.

4. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari hulu waduk maupun dari dalam perairan Waduk Cirata. Karena hulu Waduk Cirata berasal dari sungai, maka salah satu material yang dibawa adalah limbah domestik aktivitas manusia yang terbuang ke sungai. Sedangkan limbah organik yang berasal dari dalam perairan waduk adalah sisa aktivitas domestik masyarakat yang tinggal di sekitar perairan waduk Cirata.
Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tinggi di sekitar perairan
Waduk Cirata juga telah menyebabkan limbah sisa aktivitas domestik pada perairan waduk Cirata meningkat dan pastinya dapat mengganggu keseimbangan lingkungan perairan. Hal ini akan memberikan kontribusi pada laju penambahan zat hara dan limbah organik lainnya yang masuk ke badan air.

5. Limbah industri
Industri yang berada di kota Bandung berada pada hulu sungai Citarum, terutama pada daerah di sekitar Majalaya sampai Dayeuh Kolot yang merupakan sentra industri. Sentra industri tersebut bayak yang tidak menggunakan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dan membuangnya pada aliran sungai Citarum yang pada akhirnya menyebabkan pencemaran perairan Citarum dan waduk Cirata meningkat.
Limbah organik dari industri, baik yang dapat diuraikan secara kimiawi oleh bakteri maupun yang sukar diuraikan dapat menyebabkan pertumbuhan alga secara berlebihan. Masuknya bahan pencemar tersebut ke badan perairan dapat menambah beban limbah organik penyebab hipertrofikasi serta mengubah kondisi ekologi perairan.

Dampak Hipertrofikasi
Setelah mengetahui parameter dan sumber-sumber penyebab hipertrofikasi, maka dapat dilihat beberapa dampak hipertrofikasi di perairan waduk Cirata antara lain:

1. Penurunan Oksigen Terlarut (DO)
Salah satu dampak hipertrofikasi adalah terjadinya penurunan konsentrasi oksigen terlarut. Hipertrofikasi ini jelaslah dapat mengganggu kehidupan organisme air yang lain yang ada di dalam waduk sehingga dampak yang lebih lanjut dan kompleks ialah dapat merusak dan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan Waduk Cirata. Oksigen terlarut dalam perairan merupakan konsentrasi gas oksigen yang terlarut di dalam air yang berasal dari proses fotosintesa oleh fitoplankton atau tumbuhan air lainnya, serta difusi dari udara. Tumbuhan yang mengalami proses blooming akan membutuhkan kadar oksigen lebih banyak dari jumlah biasanya sehingga kadar oksigen dalam perairan itu akan berkurang. Dengan semakin banyaknya limbah organik, maka kebutuhan plankton dan mikroorganisme pengurai limbah organik untuk melakukan respirasi semakin besar dan menyebabkan suplai oksigen semakin sedikit.

2. Korosifitas Unit Pembangkit karena Meningkatnya H2S
Hipertrofikasi secara tidak langsung telah memberikan pengaruh buruk terhadap kelangsungan fungsi waduk Cirata, yang salah satunya adalah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Listrik (PLTA), yaitu adanya proses korosi yang dipengaruhi oleh H2S. Beberapa instalasi pembangkit tenaga listrik tenaga air yang terbuat dari logam dan mudah diserang korosi adalah turbin, reaktor dan sistem pendinginan (air cooling). Apabila terjadi korosi pada instalasi ini, maka produk energi akan menurun.
Korosi adalah peristiwa memburuknya atau merusaknya logam yang terjadi ketika suatu material bereaksi dengan lingkungan atau dengan fluida yang dipindahkan atau dikandungnya. Logam struktural akan memburuk dengan adanya reaksi dengan kelembaban, gas dan polutan atmosfer, tetapi yang lebih utama dalam menyebabkan korosi adalah logam itu sendiri.

3. Penyuburan Alga
Meningkatnya unsur hara di waduk Cirata akan meningkatkan biomassa jenis organisme primer yang mengakibatkan melimpahnya alga yang biasa didominasi oleh blue green algae (alga biru-hijau) dan berkembangnya gulma air.
Jenis alga terutama ganggang hijau, sangat subur bila mendapatkan pupuk
nitrat. Tumbuhan ini dapat menutupi permukaan perairan, sehingga menghambat sinar matahari yang masuk ke dalam air. Hal ini dapat menyebabkan organisme atau tumbuhan air akan mati. Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang mati, baik tanaman maupun hewan yang terdapat di dasar air. Proses pembusukan tersebut banyak menggunakan oksigen terlarut dalam air, sehingga kadar oksigen akan menurun secara drastis dan pada akhirnya kehidupan biologis di perairan waduk juga akan sangat berkurang.

Permasalahan lain dari ganggang jenis cyanobacteria (blue-green algae) yakni diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Blooming alga juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya.

Hipertrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, baik yang hidup di tepian (eceng gondok) maupun dalam badan air (hydrilla). Oleh karena itulah, maka di rawa-rawa dan waduk-waduk yang telah mengalami hipertrofikasi, tepiannya tumbuh dengan subur tanaman air seperti eceng gondok (Eichhornia crassipes), Hydrilla dan rumput air lainnya.

Pengendalian Hipertrofikasi Waduk Cirata Secara Biologis : Restocking Ikan
Pengendalian secara biologis adalah pengendalian dengan menggunakan mahluk hidup secara alami, misalnya ikan sebagai sarana pengendalian. Pengendalian secara biologis berarti pengrusakan atau penghambatan terhadap suatu organisme oleh organisme lain. Cara ini menarik karena merupakan cara mempergunakan alam untuk mengendalikan alam itu sendiri. Pada prinsipnya, pengendalian pertumbuhan adalah menjadi tujuan pengendalian, yakni dikendalikannya pertumbuhan hipertrofikasi sehingga tidak sampai merugikan.
Cara yang dilakukan sebagai pengendalian secara biologis adalah dengan restocking ikan-ikan penting ke parairan waduk Cirata. Beberapa jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivore) dapat memakan alga atau fitoplankton sehingga kandungan-kandungan pencemar penyebab hipertrofikasi dapat dikendalikan. Sebagian ikan ada yang bersifat detritivora, yaitu ikan yang memakan bahan-bahan detritus yang bersumber dari bahan-bahan organik, dan ada pula ikan-ikan yang memakan partikel-partikel halus. Manfaat lain dari penanaman ikan-ikan tersebut adalah masyarakat dapat memanennya dari waduk sebagai sumber pendapatan tambahan.

Jenis ikan yang sangat efektif untuk pengendalian hipertrofikasi adalah ikan mola, silver carp (Hypophthalmicichthys molitrix). Ikan mola berasal dari China dan masuk ke Indonesia tahun 1969 dan ikan mola merupakan jenis ikan pemakan plankton sejati (fitoplankton feeder) dan mampu memanfaatkan sekitar 72% fitoplankton yang terkandung di perairan. Jenis ikan pemakan plankton lainnya yang mempunyai nilai ekonomis penting dan efektif dalam pengendalian blooming plankton adalah ikan bandeng (Chanos chanos), ikan nila (Oreochromis niloticus), nilem (Osteochillus hasselti) dan tawes (Puntius goneonotus).

NB : Buat teman yang mau penelitian lebih lanjut, bisa hubungi saya...
Selasa, 28 September 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Be Productive Person

Ada kalimat yang sering kita dengar : “Pekerjaan Rumah Kita Lebih Banyak dari pada Waktu kita”… Sebenarnya kalimat itu benar, tapi terkadang kita sendiri masih sering bertanya “Aku bingung, mau ngapain”…berarti orang yang masih bingung dengan apa yang harus dilakukan adalah orang yang belum mengerti apa makna waktu dan pekerjaan rumah.

Kita pun sering merasakan waktu itu berjalan sangat cepat, tiba-tiba week-end, tiba-tiba akhir bulan, bahkan tak jarang kita menunggu termenung hanya sekedar menghabiskan waktu. Kita lupa bahwa setiap waktu punya nilai, setiap detik akan dipertanggung jawabkan di yaumil hizab, untuk apakah setiap detik yang kita pergunakan. Sayang sekali jika menjadi manusia yang catatan amalnya sangat sedikit, sangat rugi jika kita menjadi manusia yang sedikit menorehkan stasiun kenangan dalan titipan umur ini.


Maka patutlah kita menengok pada diri kita, sudahkan setiap waktu kita telah dipergunakan dengan sebaik-baik amal?. Istirahatnya seorang mukmin adalah di syurga. Kita harus ingat, bahwa syurga itu mahal harganya, tidak mungkin dibayar dengan amal yang “ecek-ecek”. Hari senin-jum`at telah dipergunakan untuk berkarya di kantor, maka amat sayang jika sabtu-ahad hanya kita pergunakan untuk berhura-hura. Jika kita bisa memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien, maka setiap waktu itu sangat berharga, sayang jika dipergunakan untuk yang sia-sia dan tidak menambah kebaikan dalam diri kita.

Teringat pada banyaknya para aktivis mahasiswa. Mereka sering disebut aktivis 69 : keluar rumah jam 6 pagi pulang jam 9 malam. Bangun pagi sebelum fajar, membangunkan adek-adek kos yang dibinanya untuk menunaikan sholat malam, kemudian sholat subuh berjama`ah, membaca alma`tsurot, dan mereka tidak tidur lagi selepas subuh. Mereka bergegas untuk membereskan kos, belajar untuk persiapan kuliah, dan jam 6 mereka sudah rapat (syuro) sebelum kuliah. Di sela-sela kuliahnya, dia berfikir tentang organisasi yang dipimpinnya, tak jarang menguras uang kuliah sampai harus banyak berpuasa.

Sore hari rapat, malam hari masih mengurus organisasi yang lain, karena tak sedikit aktivis yang memimpin lebih dari satu organisasi. Belum lagi dia harus mengisi taklim dan mentoring kepada adek-adek yang dibinanya, tanpa rasa lelah selama 7 hari mereka melakukan hal tersebut tanpa mengesampingkan tugas utamanya sebagai seorang mahasiswa.

Pulang ke rumah sudah larut tak membuatnya harus mencari kasur kesayangannya. Dia menyapa dulu adek-adek kosnya, menanyakan keadaan dan kegelisahan hari ini, menawarkan bantuan pada mereka. Tidur paling akhir karena tugas kuliah dan organisasinya yang harus dikerjakan. Subhanalloh perkaranya para aktivis itu. Mereka belajar tentang makna kehidupan pada area yang amat idealis di mata mereka. Dan itu pula yang membawa mereka menjadi manusia yang tangguh, dan mampu mandiri dalam kehidupan nyata setelah mereka lulus.

Jika dia sekarang adalah seorang karyawan, maka ritme seorang aktivis juga tidak jauh berbeda seperti halnya ketika mahasiswa. Dia tetap berkarya dan beramal dalam ruang dan dmensi yang berbeda. Dia harus keluar dari zona nyaman, tapi tak jarang banyak yang kesusahan beradaptasi dengan kehidupan nyata, maka tak sedikit para aktivis yang lupa dengan komitmen yang dahulu pernah terpatri.

Sebenarnya jika dia memandang aspek amal, maka hal tersebut tidak terbatas pada dimensi kondusif yang membuatnya nyaman. Jika tidak kondusif maka tidak beramal. Begitulah kira-kira nasib para aktivis. Dengan sebab pekerjaan yang mengharuskan professional membuatnya lupa bahwa tugas dan bebannya jauh lebih berat dari orang kebanyakan. Jika semua orang sudah lelah, maka dia tetap bergerak. Jika semua orang sudah tidur dalam penatnya, maka dia masih terbangun untuk berfikir dan bermunajat. Jika semua orang mempunyai waktu untuk menyegarkan dirinya dari penat pekerjaan, maka dia merasa waktu sangat kurang karena pekerjaan rumah yang masih banyak.

Dia sadar bahwa waktunya amat berharga, waktunya dapat membawanya menjadi manusia yang dicintaiNya, waktunya bisa membawanya menjadi manusia yang lebih baik.

Maka, dia memilih menjadi manusia yang produktiv, yang memberi manfaat pada banyak orang, yang terus menerus belajar tentang kebaikan. Mari mulai merancang stasiun kenangan, sehingga setiap waktu adalah momentum yang tak terlupakan.

*Nasehat buat diri sendiri……………
“Semoga lebih dapat menjadi pribadi yang produktiv…”
Jumat, 24 September 2010 By: ArtiHapsari

Layakkah kita dicintai??

Hari itu terlihat banyak orang yang menangisi kepergian kami. Aku sendiri tidak tahu mengapa mereka menangis tersedu-sedu, tapi kami pun juga tak kuasa membendung kesedihan. Anak anak yang kami bimbing juga tak kalah histerisnya. Maret, 2007, Desa Depok, Kab Purwodadi hari itu membuat kami sangat terharu. 40 hari KKN (Kuliah Kerja Nyata) telah menghadirkan cinta di antara kami. Tapi kemudian aku bertanya, apakah kami layak untuk dicintai?? Dan pertanyaan itu selalu hadir di setiap momentum…

Layak dicintai adalah lambang keberartian. Cinta tidak dipersembahkan untuk jiwa yang hampa, tapi cinta itu dipersembahkan untuk jiwa yang bermakna, untuk karya-karya yang mensejarah. Hanya jika kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, maka kita layak dicintai. Hidup tak akan memberi ruang untuk orang-orang yang kikir, individualis, tak bermanfaat. Yang hanya pandai menjilat, mengkhianati, menyakiti. Hanya bila kita menjadi manusia yang berarti, bermanfaat, berdedikasi, maka kita layak untuk dicintai.


Kelayakan dicintai adalah definisi dari kapasitas diri. Kapasitas diri yang diukur dari sejauh mana kita memiliki manfaat yang tercermin dalam amal, peran dan karya-karya yang nyata. Bukan status, jabatan, gelar maupun simbol-simbol yang terkadang menjadi kedok harga diri manusia.

Gelar akademis, maupun jabatan bukanlah cerminan dari banyaknya ilmu dan harga kelayakan cinta. Ilmu itu bukan diukur dari banyaknya buku yang kita baca, bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan, bukan dari berbusa-busanya mulut dalam diskusi, tapi ilmu diukur dari amal yang keluar dari setiap desah nafas kita. Maka itulah yang menjadikan hidup kita berharga, bukan gelar dan kepangkatan kita. Dan amal yang manfaat itulah yang menjadikan kita layak untuk dicintai.

Value dari kelayakan kita untuk dicintai adalah pesan sosial yang menegaskan bahwa keberadaan kita di kehidupan ini, di pekerjaan, di masyarakat, diukur dari seberapa manfaatnya kita bagi orang lain, seberapa berharganya kita bagi sesama, bagi orang-orang di sekitar kita. Siapa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan ini, tidak membantu sesama, sungguh memang tak layak untuk mendapatkan cinta, dari siapapun.

Pada setiap jengkal aktivitas sosial kita, selalu ada ruang untuk bertanya : “Layakkah aku dicintai?”. Jika kita adalah seorang anak, maka bukan karena status itu semata kita layak dicintai, bukan hanya karena aliran darah orang tua kita yang mengalir dalam darah kita sehingga kita menjadi anak yang layak dicintai. Tapi karena pengorbanan kita sebagai anak kepada keluarga, kebermanfaatan rezeki dan amal kita untuk keluarga, dari doa-doa yang senantiasa terlantun untuk orang tua dan keluarga kita itulah yang menjadikan kita layak untuk dicintai. Begitu juga dengan status seorang istri. Bukan karena karena status keistrian itu semata kemudian menjadikan status istri - layak dicintai. Ada banyak alasan yang dapat diciptakan dengan status keistrian itu. Ketulusan untuk berkorban, menjaga kehormatan suami dan keluarga, bermanfaat bagi orang-orang di rumah : suami, anak-anak dan keluarga yang lainnya itulah yang membuat seorang istri - layak untuk dicintai.

Pada dimensi yang paling inti, kelayakan dicintai adalah kemampuan manusia untuk bisa mengerti apa yang seharusnya dilakukan sebagai HambaNya. Manusia mengerti apa yang dimaui Aloh. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain”. Itulah keberartian kita sebagai manusia yang dimaui Alloh : Banyak bermanfaat untuk orang lain. Profesi, status dan gelar seyogyanya menjadi sarana untuk menghadirkan kebaikan dan amal. Justru ketika kita menjadi orang dengan status dan profesi yang prestisius, maka kita bisa menjadi manusia yang dapat menghadirkan kebaikan itu - hadir lebih banyak dan memacu kebaikan lainnya juga hadir.

Maka bertanyalah pada hati ini. Dalam hiruk pikuknya pergulatan hidup yang kita jalani. Dalam pekerjaan yang menguras pikiran dan akal kita. Dalam mimpi dan keinginan memiliki keindahan duniawi. Yang terkadang disertai kemalasan dan penurunan iman. Adakah semua itu menghantarkan kita menjadi orang yang layak dicintai??

Sayang dan cintaku untuk saudara-saudaraku, adek-adek ku, dan para guruku selama di Semarang…

Global warming di waduk Cirata

Global Warming

Perubahan iklim merupakan situasi yang saat ini kita hadapi dan tidak dapat ditawar lagi kecuali dengan meredam lajunya. Yakni dengan memahami proses- proses yang terjadi di alam, wawasan kita dapat dibuka tentang bagaimana dan mengapa iklim itu berubah.

Dari itulah kita akan sadar bahwa secara alamiah iklim itu memang akan berubah meskipun tanpa campur tangan manusia. Tetapi hal tersebut dipercepat dengan adanya aktivitas manusia, berawal dari revolusi industri hingga kini, maka iklim berubah dengan drastis.

Mungkin semua orang tahu bahwa penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di udara yang menyebabkan temperatur di permukaan bumi meningkat.

Kita juga mungkin paham bahwa hutan kita adalah paru-paru dunia karena kemampuannya menyerap karbon dioksida (CO), sehingga kita berusaha untuk menjaga hutan agar tetap hijau dan menghijaukan area terbuka.

Namun, belum banyak yang paham bahwa perairan kita yang sangat luas itu juga memiliki potensi dalam mengatur kesetimbangan CO di atmosfer. Potensinya adalah dapat sebagai penyimpan dan atau penyumbang CO. Tetapi, kita belum tahu persis potensi yang mana yang kita miliki.

Waduk adalah ekosistem perairan yang menerima input materi dari ekosistem daratan, termasuk karbon. Apabila materi tersebut adalah makhluk hidup atau sisa dari makhluk hidup, suatu saat materi tersebut akan terdegradasi menghasilkan anorganik karbon yang salah satunya adalah CO.

Memang benar, material organik tadi dapat terbenam di dasar danau, tetapi hampir semua danau yang ada di Indonesia dapat mengalami pengadukan sempurna sehingga CO dan material lainnya di dasar itu mampu kembali ke permukaan. Adanya aktivitas fotosintesis-respirasi memengaruhi CO di permukaan, tetapi tidak cukup signifikan karena keduanya berada cukup seimbang. Lebih lanjut jika konsentrasi CO di lapisan permukaan air sangat tinggi dan jenuh, CO akan terlepas ke udara. Sehingga bisa dibayangkan, jika waduk Cirata mempunyai luas sebesar 6200 Ha, maka CO yang terlepas ke udara dan menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca juga besar.

Waduk hanyalah salah satu bagian dari siklus karbon yang mungkin terlewatkan dalam pemikiran kita sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca. Wajib dipahami bahwa untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, haruslah ditelaah semua segi kehidupan, termasuk perilaku kehidupan sehari-hari karena manusia merupakan pemeran utama dalam beberapa siklus yang ada di muka bumi.

Sumbangsih waduk pada emisi gas rumah kaca di udara bertolak secara alamiah. Namun, pengelolaan waduk yang salah arah dapat menyebabkan waduk itu berperan sebagai penghasil emisi gas rumah kaca yang sangat potensial. Cukup banyak waduk di Indonesia yang mengalami tekanan lingkungan sehingga memiliki potensi melepas emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang besar.

Material organik, seperti sisa aktivitas pertanian, pakan ikan, lumpur, dan pencemar lainnya sangat berpotensi untuk terdegradasi menjadi emisi gas rumah kaca. Memang, perlu ada penelitian lebih lanjut dan detail pada ekosistem ini agar peran masing-masing dapat lebih dipahami.

Dampak Global Warming Terhadap Waduk Cirata

Adapun kaitannya dengan perubahan ekosistem fauna di waduk Cirata, maka hal tersebut perlu dikaji lagi, karena pada hakikatnya perubahan iklim dapat mengubah rantai makanan di dalam waduk Cirata secara keseluruhan dan sumber daya perikanan pada khususnya. Berubahnya rantai makanan akan memberikan perubahan struktur populasi perikanan yang tidak dikehendaki. Fenomena ini sudah banyak teramati di Indonesia, antara lain ditandai dengan bergesernya musim ikan, dan berubahnya fishing ground kelompok ikan jenis tertentu.

Skenario yang tidak menyenangkan ini tidak hanya terbatas pada perikanan tangkap, tapi juga terhadap perikanan budidaya antara lain melalui pengaruh berbahaya kualitas air, peningkatan penyakit pest dan penyakit-penyakit lainnya. Sumberdaya waduk Cirata jika tidak diwaspadai dapat berada pada situasi yang kritis dan terancam.

Meningkatnya suhu permukaan air menyebabkan beberapa jenis ikan akan beradaptasi dengan mengubah kelaminnya menjadi jantan. Akibatnya, suatu kawasan tertentu akan didominasi ikan berjenis kelamin jantan. Hal itu tentu saja bisa mengancam perkembangbiakan ikan. Pada prinsipnya perubahan iklim akan menyebabkan biota yang sensitif terancam punah, sedangkan biota yang adaptif akan mempertahankan hidupnya dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
Sebuah studi populasi ikan di sungai-sungai, danau, Laut Baltik dan Laut Utara yang dilakukan oleh Dr. Martin Daufresne di Institut Riset Pertanian Publik dan Lingkungan Cemegref di Lyon, Prancis menemukan penyesuaian antara air yang memanas dan ukuran ikan yang menyusut.

Ia mengatakan bahwa bahkan plankton dan bakteria telah berkurang ukurannya karena air yang memanas, studi tersebut juga menemukan bahwa hewan-hewan air ini telah kehilangan setengah massa tubuh rata-rata mereka dalam 20 – 30 tahun terakhir, dengan spesies lebih kecil sekarang membentuk proporsi populasi ikan yang lebih besar. Dalam penelitian hewan darat, efek penyusutan yang sama telah teramati dalam domba Skotlandia. Dan ini pula yang harus diwaspadai pada waduk Cirata, meskipun harus ada penelitian yang lebih akurat.

Waduk Cirata Semakin Hangat.

Selain penelitian di atas, ternyata ada tren menarik di waduk Cirata, yaitu peningkatan suhu air waduk Cirata dalam 3 tahun terakhir ini. Hal ini mungkin tidak pernah terfikirkan karena biasanya penelitian terkonsentrasi pada degradasi kualitas air.

Dari grafik di atas dapat dilihat ada peningkatan suhu ekstrim dari tahun 2007 ke 2010 yakni sekitar 1,83 oC dar suhu 27,10 oC ke suhu 28,93 oC. Hal ini sebaiknya perlu diwaspadai terkait dengan banyaknya ekosistem yang hidup di waduk Cirata.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan, perairan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan meningkatnya suhu , belum lagi ditambah dengan sedimentasi akibat erosi lahan, sehingga air mengembang dan terjadi kenaikan permukaan air yang mengakibatkan usia waduk semakin berkurang.

Menurut penelitian, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat, termasuk pada perairan waduk Cirata yang semakin menghangat.

Dari pemantauan di waduk Cirata, akibat suhu waduk Cirata yang menghangat, maka menyebabkan meningkatnya uap di waduk Cirata. Penguapan di waduk cirata adlah sebesar 3 ml/m3. Jika volume waduk Cirata adalah sebesar 6 milyar m3, maka penguapan waduk Cirata adalah sebesar 18 juta liter/hari. Hal ini menyebabkan penguapan di waduk Cirata sangat besar yang mnyebabkan hujan ekstrem dan mempengaruhi iklim yang ekstrem di sekitarnya.

Namun, peran serta seluruh pihak, baik dari masyarakat, pemerhati maupun pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam menyikapi isu perubahan iklim ini,terutama di waduk Cirata. Kita bisa melakukan upaya pengendalian supaya unsur-unsur karbon penyumbang emisi gas rumah kaca dikurangi, seperti melakukan penghijauan, mengurangi jumlah jaring apung, dan mengurangi masuknya limbah dari pertanian maupun industri. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, sekecil apapun.

Toex teman-teman yang ingin penelitian lebih lanjut, mangga, call me

Jumat, 17 September 2010 By: ArtiHapsari

Tersenyumlah, Ada Alloh bersama kita

Indahnya Islam, ia adalah agama yang humanis. Ia adalah agama yang dibangun atas dasar keseimbangan dan keadilan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, maupun tingkah laku. Islam adalah agama yang Indah, Alloh itu indah dan menyukai keindahan,termasuk keindahan diri kita yang dirangkai dengan senyum. Menampilkan wajah yang tenang, selalu berseri dan enak dipandang, sehingga menyenangkan orang yang memandang juga termasuk dari perintah Alloh untuk senantiasa memperlihatkan keindahan.

Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Jika mereka melihat sebuah persoalan, mereka tersenyum dan tetap tersenyum ketika mampu mengatasinya. Sebaliknya, jiwa yang muram akan akan melihat kesulitan dengan kesedihan. Bila menemui kesulitan, ia akan meghindar atau membesar-besarkannya, semangatnya melemah dan berandai andai dengan kata-kata “kalau”, “bila”, dan “jika”.

Sesungguhnya kesulitan dalam hidup itu bersifat relatif. Suatu persoalan yang kecil akan terlihat sangat sulit bagi orang yang berjiwa kerdil, sedang menurut orang yang berjiwa besar tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi sebesar apapun persoalan tersebut.

Setiap kali melihat kesulitan, jiwa seseorang yang tenang dan murah senyum justru akan menikmati kesulitan itu dengan memacu diri untuk mencari ide yang bisa digunakan untuk menyelesaikan kesulitannya. Berbeda dengan jiwa yang tidak tenang dan selalu risau, setiap kali di hapadkan dengan kesulitan maka dia akan segera meningalkannya dan melihat kesulitan tersebut sebagai masalah yang sangat besar dan sangat susah untuk di cari jalan penyelesaiannya.

Orang yang berjiwa besar akan semakin bertambah besar setiap kali dapat mengatasi kesulitan, berbeda halnya dengan orang yang berjiwa kerdil, maka jiwanya makin mengecil karena setiap menghadapi persoalan, dia selalu lari darinya.

Tersenyumlah, jangan bersedih, karena sesungguhnya bersedih akan membuatmu menganggap air yang enak diminum terasa pahit bak bratawali, bunga sebagai kaktus berduri, taman yang subur sebagai sahara yang tandus, dan kehidupan yang bebas sebagai penjara yang tak tertahankan.

Tersenyumlah, hilangkan kesedihanmu, kau masih punya sepasang mata, sepasang telinga, lisan, hati, kesehatan jasmani, orang-orang yang menyayangimu, Tuhan yang selalu mencintaimu dan yang mengabulkan doamu. ” Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Orang yang mudah tersenyum dalam menghadapi hidup ini bukan saja bisa membahagiakan diri sendiri tetapi juga bisa membahagiakan orang lain. Jadi jangan sampai kita selalu bermuram durja dan muka masam karena semua itu adalah cermin dari jiwa yang galau dan. Pikiran yang kacau.

Senyuman tidak akan ada artinya bila tidak berasal dari hati yang tulus dan ikhlas, jadi selalu berusahalah untuk tersenyum dengan tulus jika bertemu seseorang . bahkan jika anda bertemu dengan orang yang paling kita benci sekalipun kita mesti tersenyum dengan begitu kebencian akan segera sirna dengan sendirinya.

Tersenyumlah..Ada Alloh bersama kita…
Rabu, 01 September 2010 By: ArtiHapsari

Aku Semakin Mencintai Nya

Aku melihat surga diterang jalan-Mu
Yang ku yakini sebagai pedoman hidupku
Meski ku belum pandai hindari khilafku
Tapi ku yakin Engkaulah iman hidupku

Kau miliki hatiku cintaku jiwaku
Kau berikan siang-Mu malam-Mu selalu
Tak pernah habis kata memuji nama-Mu
Karena ku yakin Engkaulah iman hidupku

Allah Maha Besar
Cinta ini tak pernah mati
Dengan ikhlas aku jalani
Sujud syukur sepanjang hari
Atas nikmat yang Engkau beri

Rasanya amat indah berada pada naungan cinta Alloh. Benar bisa kita rasakan ketika kita berada dalam kesempitan, dan kesendirian, maka rasa cinta itu selalu hadir.
Entah mengapa, ada saja hal yang membuatku menangis setiap harinya, dan sebenarnya perlu diyakini bahwa Alloh juga mencintai kita..

Ketika kita berjalan pada Alloh, maka Dia akan berlari pada kita, semakin hari kurasa semakin cinta pada Nya..

Semoga rasa ini tak kan pernah hilang sepanjang hayatku…
Jumat, 27 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

"Jadilah buku, meskipun tanpa judul"

Ada pepatah arab mengatakan :”Kun kitaaban mufiidan bila ‘unwaanan, wa laa takun ‘unwaanan bila kitaaban” yang artinya :” Jadilah buku yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa buku”

Pepatah dalam bahasa Arab itu menyiratkan makna yang dalam, terutama untuk kita semua yang merasa sudah banyak beramal banyak dalam pekerjaan, organisasi, rumah tangga, dll. Banyak di antara kita bekerja untuk dihormati, atau bekerja jika dihargai. Jika pekerjaan kita tidak dihargai bahkan tidak dilirik oleh orang, kemudian kita menjadi pribadi yang pasif dan tidak mau lagi berbuat baik.

Atau terkadang juga kita menjadi manusia yang mengukur amal dengan materi, ukuran pekerjaan yang kita lakoni dengan ukuran uang, jika tidak ada kompensasi maka tidak mau bekerja. Itulah watak sebagian besar bangsa kita, bangsa yang kerdil dan materialistis. Apalagi jika menempati posisi sebagai pemimpin dalam perusahaan, atau memegang kekuasaan dan membawahi staff, maka alangkah malangnya perusahaan maupun pemerintahan jika dipimpin oleh orang-orang yang materialistis dan tidak punya loyalitas. Semua pekerjaan akan diukur dengan seberapa uang yang didapatkan dan harga diri pun kadang tergadaikan.

Semangat beramal dan berkarya adalah semangat untuk berperan dan member, bukan semangat untuk mengejar jabatan, posisi, dan gelar-gelar duniawi lainnya. Saat ini, jiwa ksatria itu makin menghilang. Sebaliknya, muncul jiwa-jiwa kerdil dan pengecut yang menginginkan otoritas, kekuasaan, dan jabatan, tetapi tidak mau bertanggung jawab, apalagi berkorban. Orang berlomba-lomba mengikuti persaingan untuk mendapatkan jabatan, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, di negeri ini banyak orang memiliki “judul”, baik judul akademis, judul keagamaan, judul kemiliteran, maupun judul birokratis, yang tanpa makna. Ada judulnya, tetapi tanpa substansi, tanpa isi, dan tanpa ruh.

Ada kisah di jaman Khalifah, yaitu Umar bin Khattab memberhentikan Khalid bin Walid pada saat memimpin perang. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengultusan kepada sosok panglima yang selalu berhasil memenangkan pertempuran ini. Khalid menerimanya dengan ikhlas. Dengan singkat, ia berujar, “Aku berperang karena Allah dan bukan karena Umar atau jabatanku sebagai panglima.” Ia pun tetap berperang sebagai seorang prajurit biasa. Khalid dicopot “judul”-nya sebagai panglima perang. Namun, ia tetap membuat “buku” dan membantu menorehkan kemenangan.

Ibrah yang bisa dipetik dari kisah tersebut adalah janganlah menjadi judul tanpa buku; memiliki pangkat, tetapi tidak menuai manfaat. Maka, jiwa ksatria yang penuh pengorbanan harus dihadirkan kembali di tengah bangsa ini sehingga tidak timbul cinta kepada kepangkatan, jabatan-jabatan, bahkan, berlomba-lomba untuk meraih jabatan-jabatan.

Teruslah berkarya meski dalam ketidak terkenalan, bahkan tidak ada orang yang mengetahui amal-amal kita. Tetaplah beramal meski tanpa jabatan. Seorang pejuang takkan menjadi pejundang meskipun tidak dihargai karyanya. Dia tetap beramal, meski dalam kondisinya yang kekurangan, tapi dia tetap menghibahkan karyanya untuk umat dan kemanfaatan. Dia tak mengaharapkan pujian, dan penghargaan manusia. Dia hanya mau karyanya ditukar dengan syurga..

Maka jadilah buku yang bermanfaat meski tanpa judul…..

Kamis, 26 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Kita Akan diuji Pada Sesuatu Yang Kita Cenderung Padanya

Hari itu tak terlupakan untukku. Hari dimana sebuah kejutan dan taujih hadir di kala diri sedang penat dari aktivitas. Bahagia rasanya aku dikunjungi ustadzahku dari Semarang. Beliau menyengajakan diri untuk bertemu denganku bahkan menungguku selesai menunaikan kewajiban dan amanahku di hari sabtu. Akhirnya sabtu malam kami bertemu dan beliau juga bersedia malam-malam ke villa di Cirata, padahal jauh dan sudah malam. Tapi begitulah, aku bahagia..

Jam 10 malam baru nyampe villa, semua keluarga sudah tertidur karena besok ahad jam 6
pagi harus sudah pergi dari villa, tapi ustadzahku – bu wulan – menengok ke kamarku dan mengajakku ngobrol sampai jam 1 pagi.

Itulah yang kucinta dari bu wulan. Dengan perangai bataknya, aku tau dia ingin mengatakan bahwa beliau amat menyayangiku. Beliau mendengarkan kisah dan perjalananku di kota ini. Tak sedikit nada miris kusampaikan, dan beliau memberiku banyak taujih yang membuatku tambah semangat, memang aku merindukan sosok beliau di sini, sosok yang tegas dan logis dalam menjalani realita hidup.

Ada banyak taujihnya, tapi ini mungkin satu yang indah, yaitu pesan bahwa aku harus melepaskan semua keinginanku terhadap kriteria jodoh, melepaskan semua tuntutan dan anganku yang berlebihan dan menyerahkan semuanya pada Alloh, karena kita pasti akan diuji pada apa yang kita cenderung padanya.

Misal saja, jika seorang pria mengharapkan jodoh yang datang adalah seorang istri yang tidak bekerja, maka dia akan mendapat ujian tersebut, dimana dia akhirnya kesulitan ekonomi dan akhirnya mengikhlaskan istrinya bekerja.

Atau ketika kita berharap jodoh kita adalah pria yang mapan, pengertian terhadap kondisi keluarga, bisa mencukupi kita, maka kita justru akan diuji pada apa yang menjadi kecenderungan kita.

Belum tentu pria kaya itu bisa membawa kebarokahan dalam perkawinan, belum tentu juga pria yang menjadi idaman kita dapat menjadi penenang hati kita. Tapi boleh jadi pria yang sederhana, tapi dia bisa membawa keberkahan dan panutan dalam keluarga besar kita.

Lalu apakah kita tidak boleh berangan-angan dan bercita-cita dalam memilih jodoh? Bukan tidak boleh..cita-cita dan keinginan sah-sah saja kita lantunkan dalam doa-doa kita. Tapi mendikte Alloh untuk memngabulkan setiap definisi kita justru akan menjadikan kita tersesat pada tujuan semula.

Lepaskan keinginan dan pendiktean kita pada Alloh tentang jodoh kita. Biarlah dia datang sebagaimana yang Alloh inginkan terhadap diri kita. Datang dengan sendirinya tanpa kita menuntut apapun, asalkan dia adalah pria sholeh dan tertarbiyah, maka semuanya bisa dikompromikan. Aku sepakat.

Tugas kita hanyalah mempersiapkan diri dengan ilmu, menjaga kehormatan diri sampai jodoh itu datang, dan mempersiapkan kesiapan keluarga. Itu saja, sedangkan siapa, bagaimana, kapan jodoh itu hadir, tak perlu dirisaukan, semua sudah tetulis di Lauhul Mahfudz…

Subhanalloh, pencerahan yang amat indah, maka kulepaskan semuanya…biarlah Alloh yang mendefinisikan doa ku dan orangtuaku….

Rabu, 25 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Hidup Tak mengenal Siaran Tunda

Setiap potongan waktu adalah momentum.Setiap penggal masa adalah kesempatan. Masing-masing punya fungsi dan karakternya. Hari Senin ini bukan hari Senin kemarin, meski namanya sama. Jumat ini bukan Jumat kemarin. Meski sama-sama Jumat.

Potongan-potongan waktu itu tak semata cukup dipahami sebagai kumpulan menit dan jam, saat kita menyelesaikan kerja, menyempatkan tidur, istirahat, berolahraga, beribadah, bercengkrama dengan keluarga, bepergian atau melakukan kegiatan lainnya. Tak cukup hanya itu. Sepotong waktu adalah momentum. Semacam pelontar, yang bisa melemparkan diri ke puncak sukses atau sebaliknya menjungkirbalikkan kita ke jurang kegagalan.

Maka momentum hidup tak saja saat orang merayakan ulang tahunnya. Atau saat datang hari raya. Atau saat usianya telah menginjak dewasa. Atau saat baru saja lulus sekolahnya, kuliahnya. Atau saat perkawinannya telah telah berusia setengah abad. Ada berjuta momentum. Jauh lebih banyak dari sekedar saat-saat datangnya musim perayaan seperti itu.

Pagi yang menyapa dalam hangatnya adalah momentum. Saat kita memulai hari baru. Adakah ini akan kita isi dengan kebajikan ataukah dengan kekerdilan? Siang yang terik adalah momentum. Saat kita mendinginkan diri melalui termin pertama ibadah siang. Ada jeda untuk mengisi ulang spirit.

Saat petang menjelang adalah momentum. Ketika kita mencoba mengakhiri penat. Bertanya kita pada jiwa, adakah hari ini kita telah berkarya.

Malam yang sunyi adalah momentum, saat kita merunduk dalam diam. Bertanya kita pada batin yang jujur, adakah hari ini telah kita lewati tangga-tangga menuju kebaikan hidup.

Begitulah, dalam kelebat lajunya yang sangat cepat, waktu dan hidup memberi kita momentum, bahkan pada detik-detiknya. Seperti kisah pengendara jalanan yang nyaris tewas, ketika ada sepotong momentum untuk menghindari kecelakaan. Maka sekian detik adalah nyawa. Setidaknya dalam hitungan manusia. Ia pun selamat. Setiap momentum punya fungsi dan fasenya sendiri. Tidak tergantikan oleh yang lain. Begitulah. Karena hidup memang tak mengenal siaran tunda. Apa yang jatahnya detik ini, berlaku pula hari ini. Tidak mungkin ditunda sampai besok. Seperti kisah pelari cepat yang hampir mendekati finish, ketika ada sepotong momentum untuk mempercepat laju larinya. Maka sekian detik adalah penentu menuju kemenangan.

Setiap detik sangat berharga. Seberapa besar harganya tergantung kita yang melewatinya. Akan berlalu begitu saja tanpa ada makna, atau kita manfaatkan untuk sebuah karya.

Setiap momentum punya fungsi dan fasenya sendiri. Tidak tergantikan oleh yang lain. Begitulah. Karena hidup memang tak mengenal siaran tunda. Apa yang jatahnya detik ini, berlaku pula hari ini. Tidak mungkin ditunda sampai besok.

Itulah sedikit inti dari buku yang sangat menggugah kesadaran kita, bahwa hidup yang sesunguhnya adalah saat ini, membuat karya adalah saat ini, beramal adalah saat ini karena memang tak ada yang bisa menjamin bahwa esok hari kita masih hidup dan menghirup nafas. Tak perlu kita menunggu ulang tahun sebagai awalan untuk menjadikannya sebagai momentum perbaikan diri. Janganlah menunggu momentum menikah terlebih dahulu untuk kita mau berhijab, karena kita takut berhijab sekarang karena takut tak dapat jodoh dan pekerjaan.

Setiap massa ada tuntutannya, bisa jadi di masa yang akan depan Alloh ingin memberikan kita amanah yang besar, tapi bagaimana mungkin jika kita tidak berbenah mulai hari ini. Perbaikan diri harus dimulai sekarang, jangan sampai kita mnyesal dengan kesi-siaan hidup kita, karena memang hidup tak mengenal siaran tunda….
Selasa, 24 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Tafakur Alam ke Lombok (3)

Tibalah di hari ke 3 aku di lombok. Pagi-pagi jam 6 sudah siap untuk sarapan, karena perjalanan kami akan padat hari ini. pagi sarapan seperti biasanya, jam 7 an kami langsung caw menuju pembuatan gerabah di desa sukarere. Di desa ini aku belajar membuat gerabah kaya film gost itu tu... dan dilanjutkan menuju desa banyu asih untuk melihat pembuatan kain kerajinan tenun asli desa tersebut. Waduh..sampai di sini, ternyata pembuatan sulaman kain yang tradisional menggunakan kayu, ternyata masih ada yang lebih konvesional lagi. pake tangan...ajib...untuk satu buah kain dikerjakan minimal 1 bulan..sebenarnya sih bukan masalah pelestarian budaya, tapi emangnya kagak bisa gitu lebih cepet dari pake tangan? mbok ya pake kayu yang kaya biasanya,,ma tu pinggul kaya dipasung. katanya si semua gadis yang belum bisa menyulam belum bisa kawin. Alhamdulilah banget aku ga lahir di situ..bisa-bisa menderita penyakit boyoken aku.. karena kainnya mahal, aku ga beli, cuman nyoba ajah...he,,kapan-kapan kalo dateng lagi deh....



















Perjalanan dilanjutkan meuju perkampungan asli suku sasak, dimana suku tersebut berada di suatu kawasan, dan mereka menikah dengan keluarga mereka sendiri,sehingga klan nya masih terjaga. Yang khas dari mereka adalah mereka masih menggunakan kain atau sarung sebagai pakaian sehari-hari. Rumah mereka juga sangat tradisonal. Atapnya terbuat dari alang-alang, dan bangunan rumah mereka tidak menggunakan semen, tetapi kotoran kerbau sebagai pengganti semen. Rumah itu tersiri dari kamar wanita dan dapur, sedangkan pria tidur di luar kamar.. wah..lagi-lagi aku bersyukur tidak dilahirkan di sini, tapi tetap bertasbih karena banyak masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat bangsanya. "Liat aja bentuk rumah asli suku sasak...."

Waktu sudah menunjukkan waktu jam 11, maka kami langsung bersiap menuju pantai Kuta Lombok. Beda dengan pantai Kuta Bali, pantai kuta Lombok ini masih asli, belum ramai, dan kemungkinan di tahun2 mendatang akan lebih ramai dari pantai kuta Bali karena di daerah ersebut dibangun bandara internasional Lombok, sehingga saat ini sedang pembangunan besar-besaran untuk menunjang Lombok sebagai saingan Bali.


" Foto di pantai Kuta Lombok..panassss"

Bukan pilihan yang tepat jika harus berjalan-jalan di pantai Kuta panas-panas begitu..mending ngadem dan makan siang..setelah makan siang, kami menuju pasar grosir untuk berbelanja oleh-oleh baju dan mutiara imitas serta khas Lombok lainnya..jam 3 sore kami bertolah ke bandara selaparang dan sampai di jakarta jam 5 sore.. tapi karena tasku ga muncul-muncul dari bagasi, makanya lama kali nunggu tasku..feeling ga enak,, HP ku aku simpan di tas bagasi, lupa kuambil, wah..gawat ni bandara sukarno hatta....

Feeling ku tepat, setelah hampir 1 jam menunggu tasku, ketemu juga tu tas pink polkadot, kubuka langsung ternyata udah obrak-abrik tasnya..HP hilang, tapi alhamdulillah mutiara untuk mama masih ada...

Disyukuri aja deh..mungkin selama di Lombok ada maksiat yang kulakukan, maka Alloh sedang menggugurkan dosaku dengan hilangnya HP ku ntu..

Mari makan malam dan bersiap pulang ke Bandung. Nyampe kos jam 22.30... dan bobok langsung, pagi-pagi langsung ke gasibu....hehehe

Lombok yang tak terlupakan..........



Tafakur Alam ke Lombok (2)

Setelah lelah seharian beraktivitas, waktu istirahat yang hanya sebentar mari dinikmati karena harus bangun pagi dan berencana berjalan-jalan pagi di pantai. Karena kami bermalam di hotel resort pantai senggigi, so aku ga pengen melewatkan satupun momen meskipun sebenarnya lelah sekali. Walaupun pantai dimana hotel kami berada itu sebenarnya sunset beach, tapi ga apalah berjalan-jalan sebentar soalnya jadwal kami padat dan tidak memungkinkan menikmati sunset di hotel..


Pantai masih sepi, tapi ada beberapa turis yang sedang mengambil kerang atau sekedar berjalan bersama dengan keluarga. Sebenarnya pantai ini bukan di pantai senggigi, tapi ya kurang lebih 2 km dari terusan pantai senggigi dimana pantai senggigi itu adalah pantai tempat bertolaknya para wisatawan menuju pulau gili yang indah nan elok. Para wisatawan menyebut pulau gili ini sebagai pulau impian (semacam legian-Bali)


Setelah lelah berjalan, sekarang waktunya untuk sarapan pagi. Sarapan yang mantap sekali, karena seluruh menu Indonesian dan luar negeri lengkap di sini dan bebas disantap. Tapi sayang, perut ga muat, bolehlah kita bungkus roti-roti sarapan bule untuk bekal dan kami bersiap menuju pulau gili trawangan


Sebelum bertolak, seperti biasa..kami berfoto dulu di depan hotel....pokoknya mah tiada tempat yang kami tak berfoto ber sepuluh bersama spanduk..hehehehe.. Di dalam mobil jemputan kami menuju pantai sengigi juga tak lupa kami berfoto terlebih dahulu...


Di pantai Senggigi, sebelum menuju pulai gili trawangan, kami sempatkan dahulu berfoto bersama. Lagi-lagi bersepuluh dan aku perempuan sendiri..hehehe







Dalam perjalanan menuju pulau Gili Trawangan, kami di dipecah di 2 buah kapal yang masing-masing berisi 7 orang, kami mencoba untuk metafakuri ciptaan Alloh. Kami menyisiri pantai yang tak landai, pantai di pulau ini seperti bukit dan subur pula. kami juga mentafakuri betapa Alloh sangat sempurna dan detail menciptakan makhluk laut dengan kesempurnaan ekosistemnya. Jumlah ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil, dan mereka semuanya bertasbih kepada Alloh. Banyangkan jika jika jumlah paus melonjak, maka bisa jadi ikan kecil habis dimakan paus..Subhanalloh.
Dalam setiap kita memandang laut,
maka kita punya keterbatasan pandangan, seakan-akan laut ituakan berujung sebagaiman ujung kami melihat laut, dan itulah fatamorgana. Begitulah Alloh mengilhamkan pada kita bahwa mata kita punya keterbatasan, hanya Alloh sajalah yang mampu memandang seluruh umatNya dengan pandangan yang sempurna. Kami juga mentafakuri betapa kami hanyalah makhluk yang kecil, yang tak punya kekuatan untuk mengubah arah angin dan kuatnya ombak, maka saat kami berada di laut, adalah saat yang syahdu untuk mentafakuri ciptaan Alloh yang amat sempurna.
Setelah satu jam menyeberang, sampailah kami di pulau gili trawangan nan elok.. Air laut masih berwarna jernih, bahkan terdapat gradasi warna dari biru muda-hijau menuju biru tua. Jika bepergian meuju pulau ini hanyalah untuk melihat keelokan tubuh para bule, maka sangat disayangkan, karena bukan itu sebenarnya tujuan kita refreshing. Jika niat kita hanya untuk melihat keelokan bule, maka itu saja yang akan kita dapat. Tapi jika niat kita untuk bertafakur, maka setiap tempat adalah ladang untuk bertahmid kepada Alloh, dan perjalanan kita jauh lebih barokah bahkan bernilai ibadah..

Sampai pulai gili trawagan, kami memancing dahulu sebentar sambil menunggu sholat jumat. Bayangkan saja di pulau seperti Legian bali ada masjid, dan banyak orang berjubah putih. Aku yakin, mereka adalah da`i yang mengajak para masyarakat untuk tidak meninggalkan sholat...wah satu pelajaran lagi..bahwa dakwah kita tidak terbatas pada orang-orang yang homogen, tapi mereka mengajarkan padaku untuk keluar dari zona nyaman dakwah. Mencoba untuk berdakwah di tempat-tempat yang mungkin menurut orang sangat tidak mungkin dalam penyebaran islam. Tapi mereka mengajari ku untuk tetap tangguh meskipun berada dalam kesendirian...

Setelah sholat, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang kemudian fun game. Ini adalah puncak acara employee gathering yakni latihan kebersamaan
yang dikemas dengan acara fun game. Banyak banget gamesnya. semuanya bikin ketawa, bermain bersama bapak-bapak ternyata menyenangkan sekali..

Setelah lelah acara fun game kami melanjutkan perjalanan pulang dan melanjtkan acara memancing yang tadi sempat t
ertunda karena angin kencang. Lelah sekali, tapi tak membuat kami tak memanfaatkan setiap momentum di Lombok, karena kapan lagi kami bisa bersama-sama ke Lombok lagi?? Kami dijemput oleh tour guide local menuju rumah makan untuk makan malam..

Setelah makan malam, kami sampai di hotel dan tak banyak istirahat, jam 8 malam kami berkumpul kembali untuk melanjutkan rapat manajemen. Di sini manajemen memaparkan tentang Good Corporate, Visi Misi, Budaya Perusahaan, Code of Conduct dan sharing juga. Tapi herannya, meski amat lelah, tapi kami tak mengantuk mendengarkan pemaparan dari para manajemen, mungkin karena suasananya hepi. Yang tak kalah pentingnya dalam acara ini adalah penanda tanganan kesepakatan bersama semua karyawan untuk lebih disiplin dan mendedikasikan lagi karya nya untuk perusahaan....wuihhh..so sweet...
Acara berakhir jam 24.00 WITA..sekarang waktunya istirahaaaat....tidurrrr
Jumat, 20 Agustus 2010 1 komentar By: ArtiHapsari

Tafakur alam ke Lombok ala Arti

Tanggal 29-31 Juli merupakan tanggal istimewa bagiku. Seperti hadiah rasanya aku bisa pergi ke Lombok dalam adaca Employee Gathering. Acara yang cuman 2 minggu aja persiapannya.Wuiiih...aku yang masih magang bisa ikut ke Lombok untuk refreshing dari semua penat dan kesibukan pekerjaan. Employee Gathering ke Lombok. Seneng banget rasanya, seakan-akan di balik ujian dan nikmat yang datang silih berganti, kali ini aku mendapat sedikit hadiah dari Alloh..berlibur ke Lombok..gimana ga seneng, bagiku Lombok itu punya nilai yang spesial..Aku meniatkan keberangkatan kali ini sebagai tafakur alam supaya perjalananku lebih bernilai barokah di hadapan Alloh..

Kami dari kantor berjumlah 10 orang berangkat ke Lombok hari kamis tanggal 29 Juli jam 7 padi ketemuan di depan Permata-Cimahi...langsung cabut menggunakan jasa travel, dan di jalan tol kami istirahat sebentar..yang paling asik si..karena yang berangkat hanya sedikit, jadi seperti liburan keluarga. Karauke an di dalam mobil bikin ketawa, karena suara pas-pasan tapi dipaksa menyanyi nada tinggi..ya begitulah bapak-bapak kantorku...

Kita makan siang dulu sebelum masuk ke bandara, di rumah makan bandara..padahal di bulan sya`ban ini aku udah mengurangi sedikit demi sedikit kapasitas perut untuk persiapan ramadhan, tapi tak apalah..mumpung liburan..kita makan lah semua hidangan..uhuyyyy



Sebelum masuk bandara..bolehlah kita berfoto keluarga sebentar yakkk....













" Foto di Ban
dara Soeta" "Foto di Bandara Selaparang-Mataram"

Sampailah di pulau Lombok jam 4 sore..aku mengatakan lombok itu spesial karena memang ada beberapa hal yang membuat Lombok itu spesial. Yang pertama, Mataram adalah kota seribu masjid, dan aku adalah orang yang sangat mencintai masjid, jadi aku mencintai Lombok.. Yang kedua karena kebudayaannya yang masih kental. Kebudayaan islam kerajaan yang masih kental dan juga kebudayaan Hindu yang masih banyak dipengaruhi oleh Bali. Tapi herannya Lombok adalah pulau yang religi baik islam maupun Hidu. Hidup berdampingan dengan tetap memegang teguh keimanan masin-masing kepercayaan membuatku takjub dan terinspirasi bahwa sebagai seorang muslim kita jangan malu untuk menunjukkan jati diri kita meskipun kita berada dalam lingkungan yang heterogen..

Alasan yang ketiga adalah karena gubernur NTB adalah gubernur temuda di Indonesia, berasal dari keturunan kerajaan islam di Lombok dan dia juga lulusan Kairo.. Kita tahu bahwa ulama lulusan Al Azhar-Kairo adalah para ulama yang disegani. Selain beliau adalah gubernur muda, beliau juga seorang ulama...mantaplahhhh

Alasan keempat, karena kita bisa melihat Bali di Lombok tanpa rasa takut dihantui makanan-makanan Bali`s food..Warga Lombok sangat toleran dengan urusan ini. Bahkan umat muslim pun tidak menyembelih sapi karena sapi adalah binatang suci umat Hindu..

Perjalanan kami yang pertama adalah menuju istana narmada, yang merupakan istana kerajaan hindu pertama di pulau Lombok. di sana ada mata air yang disucikan dan dikeramatkan oleh orang Hindu...



" Foto Bersama di istana Narmada " "Foto di depan air keramat"

Perjalanan kami lanjutkan di hari itu juga ke pura Lingsar. Pura yang merupakan Pura tertua di Lombok dimana sekarang merupakan tempat peribatan 2 agama..Islam dan Hindu. Yang beraga Hindu di Pura Gaduh, kemudian yang beragama Islam di Kemaliq. Mereka mengelola bangunan tersebut secara bersama-sama sebagai simbol persatuan umat. Ada juga tempat wisata klenik dengan melemparkan koin ke kolam dan menyebutkan keinginan...aku siii ogahhh...kagak ada receh..


Di depan kolam inilah para wisatawan melemparkan receh. Kemudian yang unik lagi, sebagai rasa penghormatan terhadap rumah ibadah semua agama tersebut, pengunjung diwajibkan memakai selendang, kalo aku karena sudah memakai jilbab maka dianggap sudah menghormati...bagooossss

Perjalanan kami lanjutkan menuju rumah makan ayam taliwang dengan ayam istimewa khas lombok plus cah kangkung khas Lombok..Pada malam itu juga katanya Gubernur NTB mau makan di situ..wuihhh...bekas tempat makan kita kan dipakai gubernur..ehemm jadi terharu..




Setelah makan malam, kami
mampir ke tempat penjualan mutiara "asli" di Lombok. Mahal si..tapi kalo beli di Lombok termasuk murah..yahhh karena mama baru aja ulang tahun, aku kasih kado seperangkat mutiara..tapi yang air tawar aja ya mama, soalnya ga kuat dokunya kalo beli mutiara air laut...

Setelah selesai memborong mutiara, kami menuju hotel untuk membersihkan diri sebentar sebelum acara meeting dimulai. Yah, kan namanya aja employe
e gathering jadi akan ada sharing manajemen di sini..karena suasana hati senang, maka mpe malem juga kite seneng aja... Rapat dimulai jam 9 malem dan berakhir jam 00.30 WITA..keren ni meeting and sharingnya..

Trus waktunya bobok deh setelah kumpul ma bapak-bapak, di kamar aku sendirian aja meskipun doble bed dan harganya mahal pula...hehehe..okelah sweet room for me.. mari bobok...

Kita lanjutkan tafakur alamnya besok lagi ya ceritanya.....