Jumat, 25 Juni 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Tak Ada Yang Kebetulan di Dunia Ini

Sering sekali dalam kosa kata kita menyebut kata kebetulan. Ketika ada rezeki mendadak kita mengatakan “kebetulan dapet rezeki nomplok”, ketika suami kita ganteng, kita juga mengatakan “Kebetulan aja dapet yang ganteng”. Ketika bertemu seseorang di jalan kita juga tak lupa mengatakan “ kebetulan ketemu di jalan”. Ketika ada sesuatu yang tertinggal kita juga mengatakan “ kebetulan barang saya ketinggalan”. Sebenarnya tidak salah mengunakan kosa kata tersebut, karena kita sama-sama mafhum apa yang sebenarnya ingin dikatakan seseorang tersebut dan sudah menjadi kebiasaan kata tersebut terlontarkan untuk merendahkan diri kita..


Tapi sebenarnya jika kita cermati, penggunaan kata tersebut seakan-akan menghilangkan peranan Alloh dalam aktivitas kita yang kebetulan tersebut. Dalam masalah rezeki nomplok kita mengatakan itu hanya kebetulan, padahal sesungguhnya Allohlah yang mengatur besar kecil rezeki kita, meskipun menurut kita itu terjadi di luar kebiasaan rezeki yang Alloh berikan kepada kita.

Dalam masalah jodoh juga seperti itu, tidak ada kebetulan kita mendapat pasangan yang ganteng / cantik, semuanya sudah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz. Rupa yang bagaimana, rezekinya berapa, sukunya dari mana dan segala macam detail jodoh kita tidak ada yang kebetulan. Jadi penggunaan kata kebetulan juga sebenarnya kurang tepat untuk membahasakan urusan jodoh.

Kisah pertemuan dan perpisahan kita dengan seseorang juga merupakan takdir dan ketentuan Alloh. Jika di jalan kita bersua dengan seseorang kemudian kita menceritakan seakan-akan itu adalah sebuah kebetulan, maka sebenarnya kita turut menghilangkan peran Alloh dalam pertemuan kita. Bertemunya kembali kita dengan seorang yang telah lama tak bersua sebenarnya itu merupakan skenario Alloh, ada jalan Alloh yang mempertemukan dua insan yang telah lama tak bersua kemudian berjumpa kembali. Tak ada yang kebetulan dalam kamus Alloh, semuanya sudah direncanakan sesuai dengan maksud Alloh mempertemukan dan memisahkan kita. Jodoh kata lainnya.

Begitu pula dalam masalah jodoh, pertemuan dan perpisahan, semuanya bukanlah suatu kebetulan. Jika saja sekarang kita akhirnya menemukan “miracle” dalam hidup kita itu juga bukan suatu kebetulan. Pekerjaan kita, domisili sekarang kita tinggal, dan apapun yang terjadi dalam hidup kita. Bahkan daun pun tak akan terjatuh tanpa seizin Alloh. Terlepas dari usaha kita untuk membuat perubahan dalam hidup kita terkait dengan ayat Al Qur`an : “Alloh tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya”, maka segala usaha kita juga belum tentu dapat merubah takdir Alloh sampai Alloh mengizinkan hal tersebut terjadi.

Sebaiknya kita mengurangi penggunaan kata kebetulan dalam kamus kita, gunakanlah bahasa-bahasa yang mengikat Alloh dalam aktivitas kita, karena memang tak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya dengan dengan izin Alloh….
Rabu, 23 Juni 2010 6 komentar By: ArtiHapsari

Indahnya Ukhuwah, I just wanna say I miss u

Status FB ku terakhir, aku menulis bahwa sekarang aku sudah berubah. Berubah menjadi seorang lebih kalem, tidak ada lagi teriakan ato tertawa yang melebihi standar, atau juga kebiasaan-kebiasaan aneh yang dulu sering aku lakukan bersama teman-temanku

Hanum (Hance, sunum), sudah sebulan mungkin aku tak lagi mendengar suaramu, entah mengapa, mungkin karena statusmu yang sudah berubah sekarang, sehingga aku dan kamu selalu menjaga dan menahan pembicaraan. Tapi jika aku ingat dulu, sehari tak bertemu, pasti kita telepon ato sms. Di mana ada kamu pasti ada aku yang membuat rusuh, aku tak pernah bisa mengurai keburukanmu, karna aku mencintaimu dengan semua yang ada dalam dirimu, dalam suka maupun duka, aku tak pernah menilai ada cacat dalam dirimu..Aku yakin itulah cinta. Aku ingin sekali kita dapat bersua dan berbincang sebagaimana dulu…

Bea( Sube), aku selalu marah kalo ketemu kamu, entah karena wajahmu yang selalu menipu banyak orang ato karena kamu emang enak untuk jadi tempat marahku. Tapi aku selalu mensuport dan mendukungmu, aku tau ternyata itu rasanya mencintaimu. Kalo dulu aku dan hanum suka menghitung maksimal 15 hitungan waktumu untuk menggendong seorang bayi, atau menghitung 15 menit maksimal waktumu bersma anak kecil, karena aku amat ma`rifah bahwa wajahmu selalu menipu. Tapi aku mencintaimu, ketika kamu sakit dan terbaring di rumah sakit waktu zaman pemilu, aku menyadari bahwa aku tak ingin kamu terluka. Kau sangat mengerti aku dengan segala ekspresi wajahku..aku berharap kita dapat berkomunikasi dengan lancar setelah kamu lulus nanti…

Diah Irma (Didut-sudut), aku menyayangi dengan segala kecuekanmu, dengan segala keanehan mimpi-mimpimu…Tapi aku menyadari pertemuan kita di pernikahan hanum itu, telah membuat aku mnyadari bahwa aku menyayangimu sister..kamu adalah orang yang cerdas, tak secuilpun dapat kukatakan ada yang cacat dalam dirimu, karena aku memang menyayangimu karena aku melihat seluruh potensimu..tapi aneh kalo aku berlebay-lebay ria denganmu, coz aku pasti keki sendiri, kamu kan cuek.. tapi sist, aku ingin mengatakan bahwa aku menyayangimu…

Hesti (Suhest-hestong), seorang yang kalem tapi ternyata aku berhasil mengasah bakat isengnya..seorang yang mungil,kalem tapi suka sekali kukerjain,…he….hatinya lembut, terkesan lelet, tapi ternyata potensimu luar biasa, aku suka heran sendiri kapan kamu menyelesaikan semuanya?? He…tapi itulah istimewanya kamu, aku tak pernah sedikitpun meremehkanmu, tugas-tugas yang kukasih (*gaya banget) selalu diselesaikan, bahkan aku tak pernah memperhitungkan ada duit ga? Ada motor ga?? Ya begitulah hesti, sosok yang diem tapi bisa diandalkan..kau istimewa bagiku. Aku akan selalu menjaga statusmu sebagai akhwat yang kalem, aku tak akan mengurai keisenganmu hes,..tenang…

Dadik (Su dik), andai saja kau tau, aku selalu menjagamu dari keisengan para lelaki bukan karena aku iri kok aku aku ga diisengin?? (*suudzon see)..tapi aku ingin menjagamu karena kamu ki orangnya ko suka husnudzon sama kebaikan para lelaki??mereka itu buaya..kalo ga, pasti aku juga dibaikin donk (*podo ae ma iri..hee)..amu tuh hobi banget aku marahin, kalo aku belum marah ke kamu kayaknya pertemuan kita ko belum afdhol ya?? Ya begitulah dirimu yang selalu kujaga (*satpam bo)..aku selalu mendukungmu, aku berharap kamu menjadi seorang akhwat yang menjadi panutan, udah kalem, halus, baik, pinter ngaji, bla-bla-bla….aku bahkan tak bisa mengurai sifat jelekmu meski aku selalu marah-marahmu ya dik..itulah cinta. Mudah-mudahkan kamu dan suamimu bisa menjadi keluarga yang sa-ma-ra-da-ta yaaa

Ita, aku tak banyak bisa menguraikan dirimu, tapi kau seirang yang baiiik…ruhiyahmu luar bisa, walaupun kamu nggapleki, tapi begitu ada masalah trus bertanya padamu, seakan-akan masalah menjadi mudah bagimu..ya begitulah..walaupun gaya bicaramu juga datar, tapi isi pembicaraanmu selalu dapat menusuk..

Walaupun semuanya mengerti bahwa aku adalah orang yang iseng, nakal, cuek, suka kasar, suka marah, tapi aku yakin kalian mengenalku sebagai pribadi yang lucu..(*mekso)…begitulah cinta, tak bisa diuraikan dengan kata-kata, tapi selalu dapat dirasakan ketika kita berpisah..aku yakin kalian pun merasakan hal yang sama. Ma`rifatul di antara kita sudah di atas batas (alias sudah tafahum)…

Aku merindukan untuk tertawa bersama lagi, jingkrak-jingkrak, narsis atau melakukan hal-hal yang aneh lagi bersama kalian…tak akan pernah kulupakan kalian yang mengisi ruang hatiku, kalian tak tergantikan, hingga ku merenung bahwa aku sudah berubah, tanpa kalian aku merasa kosong untuk meluapkan rasa bahagia, sedih, keluh, kesah..aku hanya bisa meluapkannya pada sajadahku, dan kuharap semoga Alloh selalu mengikat hati-hati kita sampai kapanun…

I just wanna say..i miss u all…
Senin, 21 Juni 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Rajab, Bulan Alloh

Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambut tamu-tamu agung kita? Sudahkah kita menambah ilmu dan amaliah kita tentang Rajab, Sya’ban dan Ramadhan? Tahukah kita bahwa Rasulullah saw. bersabda tentang ketiga bulan tersebut,“Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (diriwayatkan dalam kitab Duratun Nashihin I:63)?

Apa sih keutamaan bulan rajab? Ayo kita kaji bersama ada apa aja si …

Rasulullah saw. bersabda, “Bila datang hari Kiamat, maka ada suara yang memanggil:’Dimana para Ahli Rajab?’ Maka memancarlah sinar, kemudian disusul oleh para malaikat yang diikuti oleh para Ahli Rajab, dan mereka semua melewati jembatan Shiratal Mustaqim seperti halilintar yang menyambar. Selanjutnya mereka sujud kepada Allah karena bersyukur telah mampu (selamat) melintasi jembatan Shiratal Mustaqim. Maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai para Ahli Rajab, angkatlah kepala kalian pada hari ini disebabkan kalian telah bersujud di dunia pada bulan-Ku (Rajab). Pergilah ke tempat kalian masing.’” (Duratun Nashihin I:165-166)

Doa pun tak terputus kita senandungkan dalam 3 bualn utama tersebut,
Didalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw apabila memasuki bulan rajab bersabda,”Allahumma Barik Lana Fii Rajab wa Sya’ban wa Ballighnaa Ramadhan—Wahai Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan ramadhan.”

Amalan Yang Dianjurkan selama Bulan Rajab
Menurut kitab Duratun Nashihin, amalan yang sebaiknya kita kerjakan selama Rajab adalah:
• Taubat dan Istigfar
• Memperbanyak bershalawat
• Banyak dzikir
• Membaca doa di bulan Rajab
• Shalat qiyamul lail
• Shalat Fardhu berjamaah
• Sholat dhula
• Shaum sunah bulan Rajab



Keutamaan shaum di Bulan Rajab

Dalam kitab Durratun Nashihin dituliskan bahwa barangsiapa melakukan shaum sunnah pada bulan Rajab, maka akan dihapus dosanya. Abu Muhammad Al-Khalaali ra. telah menceritakan tentang keutamaan bulan Rajab bahwa Ibnu Abbas ra. pernah berkata:“Shaum di hari pertama bulan Rajab, menghilangkan/menghapus dosa tiga tahun, dan di hari kedua menghapus dosa dua tahun, dan pada hari ketiga menghapus dosa setahun. Kemudian puasa setiap hari bulan Rajab menghapus dosa sebulan.” (Durratun Nashihin I:163-164)

Nabi saw. bersabda:“Hai Salman, demi kebenaran kebangkitanku menjadi Nabi, tiada seorang muslim laki-laki dan perempuan yang shaum (meskipun hanya) satu hari dan shalat malam pada bulan Rajab dengan maksud ikhlas (lillahi Ta’ala) semata, kecuali Allah mencatat baginya seperti shaum setahun dan mengerjakan shalat malam satu tahun.” (Durratun Nashihin I:167)
Rasulullah saw. bersabda lagi:“Sesungguhnya di dalam sorga terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu. Barangsiapa shaum satu hari di bulan Rajab, maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai itu.” (Durratun Nashihin I:164)

Rasulullah saw. juga bersabda:“Ketahuilah, bahwa Rajab itu adalah bulan Allah yang pekak (tuli). Maka barangsiapa shaum satu hari di bulan Rajab dengan penuh percaya dan ikhlas, maka pasti mendapat keridhaan yang besar dari Allah. Barangsiapa shaum dua hari, maka para penghuni langit dan bumi tidak akan menilai dia tidak memperoleh karomah/kemuliaan di sisi Allah. Barangsiapa shaum tiga hari maka diselamatkan oleh Allah dari bahaya dunia dan dari siksaan akhirat serta diselamatkan dari sakit gila, lepra, penyakit balak (penyakit putih-putih kulit yang menyebabkan gatal-gatal), dan diselamatkan dari fitnah syetan dan dajjal. Barangsiapa shaum tujuh hari, ditutuplah baginya pintu Jahannam. Barangsiapa shaum delapan hari, maka dibukakan baginya pintu sorga. Barangsiapa shaum sepuluh hari, dia tidak akan minta sesuatu kepada Allah melainkan pasti Dia kabulkan. Barangsiapa shaum limabelas hari, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan mengganti semua kejahatannya dengan kebaikan. Dan barangsiapa menambah (shaumnya) maka Allah pun menambah pahala shaumnya.” (Durratun Nashihin I:160-161)

Dalam riwayat Ibnu Abbas ra. disebutkan bahwa shaum sebulan penuh di bulan Rajab adalah makruh. Imam Ahmad ra. pun memakruhkannya juga. Orang yang shaum di bulan Rajab sebaiknya jangan sebulan penuh, tetapi tidak usah shaum dua atau tiga harinya.
Imam Ahmad ra. meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., akan tetapi hukum makruhnya menjadi hilang bila shaum di bulan Rajab itu disertai dengan di bulan-bulan selainnya. Al-Mawardi berpendapat dalam kitab Iqna, “Disunanahkan shaum di bulanRajab dan Sya’ban.”

Dalam riwayat Abu Qilabah ra. disebutkan bahwa sesungguhnya di dalam sorga terdapat satu istana untuk mereka yang shaum di bulan Rajab. Kata Baihaqi ra.:“Abu Qilabah ra. adalah tabi’in, orang besar yang menyampaikan itu dari yang lebih tinggi dari padanya yakni sahabat yang mendengar dari Rasulullah saw.”

Dari A’isyah ra. yang mengatakan:”Nabi bersabda,‘Semua orang dalam keadaan lapar di hari Kiamat, kecuali para Nabi dan para keluarganya serta orang-orang yang shaum di bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang dan tidak ada rasa lapar dan dahaga bagi mereka.’ ” (Durratun Nashihin I:165)

Tutuplah aib saudaramu, maka Alloh akan menutupi aibmu..

Abdul Malik bin Marwan pernah memutuskan hukuman potong tangan terhadap arab badui. Lalu badui tersebut kemudian memohon keringanan kepadanya seraya bersyair
Aku melindungi tanganku, wahai amirul mukminin
Dengan pengampunanmu agar tidak mengalami kecacatan
Tiada kebaikan di dunia, tidak pula pada kelanggengan
Bila tangan kiriku ditinggalkan oleh tangan kananku

Lantas Abdul malik berkata : “Demi Allah, tiada perlindungan (tempat lari) dari hukumanmu, wahai badui”
Kemudian ibu badui itu berkata : “Wahai amirul mukminin, ini adalah anakku, belahan jiwaku, satu-satunya harapnku dan sumber penghidupanku.”
Abdul malik menimpali : “Alangkah buruknya sumber penghidupan itu bagimu. Ketahuilah hukuman ini adalah ketetapan Allah.”

Maka sang ibu pun menjawab : “Benar, ini adalah sebuah ketetapan Allah, akan tetapi, terapkanlah ketetapan tersebut pada sebagian dosa-dosamu yang engkau memohon ampunan Allah untuknya, dan terapkan pula ketetapan itu pada aib-aibmu yang engkau sembunyikan !


Kalo kita melihat berita akhir-akhir ini tentang marknya video mesum yang beredar, pasti sontak kita akan menghujat orang-orang yang ada di video tersebut dengan hujatan dan doa yang terburuk karena mereka adalah penjahat moral

Kecaman, boikot juga tidak sedikit meskipun secara beramai-beramai orang juga menghakiminya. Itu perspektif yang memang harus dilakukan untuk memberantas kejahatan moral yaitu perzinahan. Tapi saya akan mencoba untuk memahaminya dari sisi yang lain , yaitu hikmah terbongkarnya suatu aib.

Satu aib yang dilakukan oleh seseorang dan ketika Alloh sudah membukanya, maka dia seakan tak punya muka lagi untuk bersua dengan orang lain, reputasi pun hancur, semua memandang sebelah mata kepada orang tersebut.

Maka pertanyaannya, apabila Alloh membuka semua aib kita kepada penduduk langit dan bumi, maka apakah kita bisa bernafas dengan santai di dunia ini. Atau kita memang tak punya aib sehingga kita merasa tak perlu malu. Bohong. Semua manusia punya dosa, kesalahan yang tak ingin diketahui oleh orang lain, cobalah untuk mengingat dan memusabahi diri, dosa apa saja yang telah kita lakukan dan berapa banyak dzikir yang telah kita lantunkan untuk meminta ampun atas khilaf kita? Pasti tak akan cukup.

Jika saja Alloh berkehendak untuk membuka aib kita dan menjejerkannya, maka kita akan berkata “Hentikan Alloh, aku malu Kau membuka aibku”..mungkin itu kira-kira jika saja Alloh membacakan runutan daftar aib kita. Berdiri punbahkan tak akan sanggup dan tak kuat melihat semua mata memandang sinis..tapi apakah itu akan terjadi? Mungkin di akherat kelak akan terjadi. Tapi Alloh saying pada kita, Dia menutup aib-aib kita di dunia.

Jika ingin Alloh senantiasa menutup aib kita, maka tutuplah aib orang lain. Kasus yang sekarang menjadi isu nasional sebenarnya diawali dari pengekspousan aib. Berita tersebut dibicarakan setiap hari, setiap jam, setiap waktu dimana-mana, di TV, di warung, di pasar, kantor, bahkan jadi ajang perburuan video yang pada akhirnya menambah daftar kemaksiatan yang lain.

Kasus perzinahan bukan hanya dilakukan saat ini saja, itu sudah menjadi tren di masyarakat dari dulu, video porno juga tidak sekarang ini saja, dari dulu sudah banyak yang melakukan perzinahan dan pembuatan video. Tapi mungkin berita ini menjadi hangat karena dicuatkan oleh media massa secara serentak dan besar-besaran, bahkan isu-isu politik nasional menjadi tidak penting lagi.

Jadi, sudahlah kita tutup membicarakan kasus ini, TV juga harus semakin bijak menyiarkannya, biarkanlah ini diurus secara hukum dan menjadi tanggung jawab instansi penegak hukum untuk mengurus sanksinya. Janganlah menjadi penyebar video tersebut dengan mem-bloothut-nya kepada oranglain-lain, tak perlu penasaran juga bagi yang belum melihatnya. Kita berharap semoga Alloh senantiasa menutup aib kita, karena kita pun bukan makhluk tanpa cela.

Tugas kita sekarang adalah bersikap hati-hati, senantiasa menjaga harga diri kita sebagai seorang muslim, dan doakan lah semoga bangsa ini menjadi bangsa yang madani, bangsa muslim yang menjadi panutan semua bangsa di dunia. Benahilah diri, benahi keluaga dan wujudkan masyarakat yang relijius…

Maka cobalah kita renungkan sebentar kalimat di bawah ini :Jika engkau terjatuh pada kemaksiatan yang sama dengan orang itu, apakah engkau akan menghukum dirimu sendiri, sebagaimana (seberat) engkau ingin menghukum orang lain tersebut?
Jumat, 11 Juni 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Berbuatlah Yang Terbaik, Biarlah Alloh yang Akan Memperjalankan Kita Pada Akhir Yang Indah

Baru beberapa waktu yang lalu kita kehilangan mantan ibu Negara, ibu Ainun Hasri Habibi..Sosoknya yang sebenaranya tidak setenar ibu Negara lain seperti Soekarni, Ibu Tin, Ibu Sinta Nuriah, Ibu Ani. Jika dibandingkan dengan ibu Negara yang lain, maka ibu Ainun adalah sosok yang tidak terlalu banyak dikenal, mungkin karena masa jabatan yang singkat.


Tapi setelah beliau meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2010 pada umur 72 tahun, sontak seluruh Indonesia segera melirik sosok tersebut, termasuk saya. Sosok tersebut ternyata membawa inspirasi saya untuk mengenalnya lebih banyak, terutama dedikasinya…Subhanalloh…
Hasri Ainun Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara putra dari H.Mohammad Besari, Arti dari nama Hasri Ainun berarti “mata yang indah”. Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Dokternya pada tahun 1961. Ia juga pernah bekerja di rumah sakit Cipto mangunkusumo, Jakarta. Ia menikah dengan B.J. Habibie yang juga teman bermain semasa kecil, pada tanggal 12 Mei 1962. Dari pernikahan ini, Ainun memiliki dua orang putra, Ilham Habibie dan Thariq Kemal Habibie, serta enam orang cucu.

Yang paling menarik dalam kematiannya, ketika saya melihat banyak sekali orang-orang yang mengahantarkan kepergiannya, banyak orang yang meng-elukan kebaikan dan jasa beliau. Tak sedikit orang menjabarkan dengan rinci kebaikan beliau..Itulah yang membuat saya kagum, sosok yang tak pernah kudengar, tapi dalam akhir hayatnya telah memberikan banyak inspirasi dan bekas jejak kebaikan yang menuntun. Itulah mungkin yang dicita-citakan oleh sebagian besar orang, menjadi orang yang selalu dikenal. Bahkan gelar yang tak sempat beliau tau di akhir hayatnya : 2 bintang jasa bintang jasa Adi Pradana dan Mahaputra Adipurna dari presiden bukti dedikasi yang tak berkesudahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi bukti nyata keteladanan Almarhumah. Tak banyak yang mengenalnya di masa hidup, tapi beliau banyak dikenang pada memori anak bangsa sebagai sosok yang luar biasa di akhir hidup. Semoga kita termasuk orang-orang yang digolongkan seperti itu…

Sema hidupnya mungkin bu Ainum tak berharap ada bintang jasa atau peghormatan yang teramat indah setelah beliau meninggal. Yang beliau lakukan adalah berkontribusi, berkarya, bekerja dan terus berdedikasi bagi bangsa. Oleh karenanya, Alloh memberinya akhir yang indah. Begitupun kita sebagai orang biasa, yang mungkin tidak mempunyai jabatan, kenalan juga itu-itu saja, komunitas yang bukan kaum borjuis, dsb. Tidak menutup kemungkinan akhir hayat kita pun dapat menjadi indah dan membawa inspirasi bagi orang lain. Kuncinya: Tetaplah berkarya, dan berdedikasi dalam bidang apapun.

Dalam pekerjaan pun seperti itu, jangan sampai apa yang kita lakukan selalu dihitung dengan ukuran materi. Mau bekerja jika ada bayarannya, jika tidak, maka tak mau bekerja, padahal setiap bulan sudah mendapat bayaran..hfff..Atau bisa juga ukurannya adalah penghargaan, boleh saja jika kita memperhitungkan karier dan ukuran materi yang lainnya, tapi yang wajarlah, jangan semua pekerjaan kita hubungkan dengan materi dan popularitas.

Atau juga dalam aktivitas kemasyarakatan, kita akan banyak memilih dan memilah mana kegiatan yang merugikan kita mana yang menguntungkan. Merugikan materi, uang, pikiran dan segalanya selalu dihindari, padahal kegiatan bermasyarakat adalah kegiatan sosial. Kita menjadi orang yang apatis dan tak bersosialisasi karena kita menghubungkannya dengan keuntungan materi. Huff
Lalu apa prestasi dan dedikasi kita? Apakah orang akan mengenang jasa kita yang selalu berhubungan dengan istilah untung rugi? Orang besar selalu dikenang karena dedikasi yang luar biasa yang dipersembahkan untuk umat manusia. Rasulullah meninggalkan banyak kebaikan karena sifat penyayang, pemurah dan tak kenal pamrih; pahlawan-pahlawan kita menjadi inprirasi karena karya dan perjuangan yang dipersembahkan untuk bangsa. Dan perempuan-perempuan hebat juga menjadi catatan dalam tinta sejarah karena pengorbanan mereka. Lalu apa yang bisa membuat kita menjadi orang yang layak dikenang?

Lagi-lagi marilah kita menginteropeksi diri kita, sudahkah ada dedikasi besar yang kita pesembahkan untuk perusahaan, untuk masyarakat, untuk orang-orang di sekitar kita?? Marilah kita menyempurnakan semua bentuk kebaikan kita sehingga pada akhirnya kita akan menuai hasil yang indah, bukan saat ini, tapi kita berharap amal kebaikan, dan pengorbanan yang kita persembahkan dapat menjadi amal, yang menjadikan Alloh ridho terhadap kita, dan memasukkan kita ke jannahNya, serta dapat menghadirkan inspirasi bagi orang-orang sekitar dan generasi sesudah kita.

Tugas kita hanya bekerja dan beramal. So, lakukanlah yang terbaik untuk umat tentunya dengan niat ikhlas lillahitaala, biarlah Alloh yang akan memperjalankan kita pada akhir yang indah….di dunia maupun di akherat…
Kamis, 10 Juni 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Tak ada Yang Cacat Dalam Skenario Alloh

Tidak sedikit orang yang berprasangka Alloh tak adil dalam hidup kita. Atau Alloh tidak memberikan apa yang kita mau…Coba cek saja semisal kita ternyata mendapat pekerjaan yang tempatnya jauh dari orang tua-apalagi luar Jawa (bagi yang di jawa), pasti kita akan mengeluh terus setiap hari pada situasi yang ada, atau jenuh terhadap lingkungan yang tidak kita sukai. Meskipun tidak mengecam Alloh secara langsung, tapi kita menyangsikan Alloh. Padahal jika saja kita dapat menempatkan rasa syukur kita pada takaran yang tepat, maka perasaan terkucil, tidak menyukai lingkungan akan hilang karena perasaan positif yang kita bangun. Tapi jika saja kita selalu menghardik keadaan, maka meski kita terus bersyukur dalam lisan, tetap saja hati kita mengenyahkannya dan terus mengeluh…

Atau bila saja dalam perjalanan pernikahan, kemudian tiba-tiba kita merasa bahwa pasangan kita tidak cocok, terus kita melirik yang lain dan perselingkuhan itupun terjadi, maka kita seakan-akan menyalahkan Alloh atas jodoh kita yang tak sempurna. Pernikahan yang tidak nyaman menjadi alibi perselingkuhan terlegalkan secara syariat. Apakah begitu sikap seorang muslim? Apakah perasaan perselingkuhan tersebut muncul kaena kita mencacatkan skenario jodoh kita yang berarti mencacatkan ALLOH? Cobalah kita mengintrospeksi diri kita apakah kita sudah termasuk muslim yang menyempurnakan ikhtiar kita dalam mnsyukuri jodoh kita?
Atau contoh lain, ketika kita diberikan Alloh jodoh yang tidak sekufu (menurut pendapat kita, orang tua atau sekeliling kita), lalu kita mecerocos seakan-akan ukuran sekufu adalah persoalan materi dan prestisius? Itu juga sama saja dengan mencela skenaro Alloh.
Bila saja kita mendapatkan sesuatu yang menurut kita tidak baik, sering pula kita menganggap bahwa ukuran Alloh tak sempurna. Kita juga mendikte kriteria jodoh kita pada Alloh, bahkan kita mendikte Alloh untuk mengabulkan setiap permohonan kita. Malunya kita, padahal kita amat kecil di hadapan Alloh,siapa kita berhak mendikte Alloh?
Apa yang telah Alloh tetapkan adalah sesuai dengan takaran kita, apa yang kita dapatkan adalah jatah yang telah diperhitungkan dengan ketelitian yang tinggi. Alloh sendiri yang mengatur rizki, jodoh, pertemuan dan perpisahan kita. Lalu apa hak kita untuk mendikte dan mencela skenarionya.
Tak ada yang cacat dalam skenario Alloh. Semuanya telah ditulis dengan sangat sempurma. Tugas kita hanyalah menguraikan benang dan puzzle kehidupan yang menurut kita rumit. Bagaimana caranya? Tentu dengan mengahdirkan syukur dan sabar dalam takaran yang tepat. Apakah kita bisa? Pasti bisa, karena kita diberikan ujian yang sesuai dengan kapasitas kita, dan kita diberikan kelapangan juga sesuai dengan kemampuan kita menerimanya. Intinya bahwa ketika kita menerima kemudahan kita akan bersyukur, dan ketika menerima kesempitan maka kita akan bersabar, dan selalu mengadirkan kemampuan untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kapasitas diri supaya beban dan kelapanangan yang Alloh berikan juga dapat kita lalui dengan ikhtiar dan tawakal yang sempurna.
Cobalah untuk memndang positif semua skenario Alloh, karena sebuah aksioma bahwa tak ada yang cacat dalam skenario Alloh..
Wallohu `alam