Senin, 08 April 2013 0 komentar By: ArtiHapsari

Hidup yang Menghidupkan

   
Sering sekali kita berharap apa yang terjadi pada diri kita sekarang adalah pilihan kita. tapi terkadang juga banyak hal yang hadir dalam hidup kita di luar batas logika kita sebagai manusia. Karena memang sebagai manusia kita hanya menjalankan apa yang dinamakan skenario hidup dari Sang Pemilik Hidup. Sehingga menyikapi berbagai hal tersebut, kita hanya diberikan ruang untuk cukup sekedar ihsan prasangka terhadap ketentuan Alloh, karena tak ada sesuatupun yang hadir dalam hidup kita yang tanpa seizinNya.

Maka langkah pertama adalah berbaik sangka terlebih dahulu, tetap tersenyum dan tetap tegar.
Langkah selanjutnya adalah mengolah, mengotak atik, menganalisa dan bersegera merespon kejadian tersebut. Bukan reaktif, ataupun apatis. hal ini dapat mengasah kedewasaan kita sebagai manusia. karena ketegaran seseorang dapat dilihat para respon pertamanya menghadapi setiap kejadian. Jika kita berbaik sangka, maka kemudian yang hadir selanjutnya adalah seikap wise dan bijak.

Manusia hanya dapat merencanakan, menulis dan meraba masa depan, tapi sungguh dalam setiap langkah demi langkah kehidupannya, manusia akan menemui banyak pilihan yang seringkali membuat ragu perjalanan. Terkadang ingin mundur, memutar arah, ataupun diam. Semuanya adalah pilihan. Tapi bagi seorang mukmin, dia selalu berusaha mendekatkan pilihan hidupnya dengan pilihan pilihan Alloh, berusaha sedekat mungkin berharap Alloh ridho terhadap pilihan hidupnya.

Bagi seorang mukmin, tak ada sandaran dalam hidupnya selain Alloh. karena dia amat memahami bahwa kelak di yaumil qiyamah akan dibangkitkan sendiri mempertanggungjawabkan pilihan pilihan hidupnya sendiri, maka seorang mukmin takkan pernah takut sendirian dalam melangkah menjalani hidup, karena yakin hanya Allohlah satu satunya penolong di dunia dan di akherat. Baginya tak ada tangis pilu atau histeria ketika ujian melanda, tak ada keterbahakan atau euforia ketika kebahagiaan hadir, karena seorang mukmin sangat proporsiaonal memaknai hidup hanya sebatas roda yang dipergulirkan.

Tawa pasti ada batasnya, tangis juga pasti ada batasnya. Setiap pertemuan pastilah akan ada akhirnya, karena memang hidup pada dasarnya berjalan menuju ujung kehidupan. Maka tiap jeda iklan dalam hidup hanyalah sebuah fatamorgana yang takkan mempengaruhi visi kehidupan manusia paripurna, Dia selalu tenang dalam menyikapi tiap fase hidup yang mungkin tak selamanya senang, dan tak semuanya sedih.

Ya..itulah hidup dan kehidupan, yang memerlukan kejelian mata hati untuk mengarahkan perjalanannya. Semoga kita termasuk manusia manusia yang selalu diberikan keluasaan jiwa memaknai setiap kehendak Sang Kuasa dengan pilihan higup yang menghidupkan jiwa..