Jumat, 27 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

"Jadilah buku, meskipun tanpa judul"

Ada pepatah arab mengatakan :”Kun kitaaban mufiidan bila ‘unwaanan, wa laa takun ‘unwaanan bila kitaaban” yang artinya :” Jadilah buku yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa buku”

Pepatah dalam bahasa Arab itu menyiratkan makna yang dalam, terutama untuk kita semua yang merasa sudah banyak beramal banyak dalam pekerjaan, organisasi, rumah tangga, dll. Banyak di antara kita bekerja untuk dihormati, atau bekerja jika dihargai. Jika pekerjaan kita tidak dihargai bahkan tidak dilirik oleh orang, kemudian kita menjadi pribadi yang pasif dan tidak mau lagi berbuat baik.

Atau terkadang juga kita menjadi manusia yang mengukur amal dengan materi, ukuran pekerjaan yang kita lakoni dengan ukuran uang, jika tidak ada kompensasi maka tidak mau bekerja. Itulah watak sebagian besar bangsa kita, bangsa yang kerdil dan materialistis. Apalagi jika menempati posisi sebagai pemimpin dalam perusahaan, atau memegang kekuasaan dan membawahi staff, maka alangkah malangnya perusahaan maupun pemerintahan jika dipimpin oleh orang-orang yang materialistis dan tidak punya loyalitas. Semua pekerjaan akan diukur dengan seberapa uang yang didapatkan dan harga diri pun kadang tergadaikan.

Semangat beramal dan berkarya adalah semangat untuk berperan dan member, bukan semangat untuk mengejar jabatan, posisi, dan gelar-gelar duniawi lainnya. Saat ini, jiwa ksatria itu makin menghilang. Sebaliknya, muncul jiwa-jiwa kerdil dan pengecut yang menginginkan otoritas, kekuasaan, dan jabatan, tetapi tidak mau bertanggung jawab, apalagi berkorban. Orang berlomba-lomba mengikuti persaingan untuk mendapatkan jabatan, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, di negeri ini banyak orang memiliki “judul”, baik judul akademis, judul keagamaan, judul kemiliteran, maupun judul birokratis, yang tanpa makna. Ada judulnya, tetapi tanpa substansi, tanpa isi, dan tanpa ruh.

Ada kisah di jaman Khalifah, yaitu Umar bin Khattab memberhentikan Khalid bin Walid pada saat memimpin perang. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengultusan kepada sosok panglima yang selalu berhasil memenangkan pertempuran ini. Khalid menerimanya dengan ikhlas. Dengan singkat, ia berujar, “Aku berperang karena Allah dan bukan karena Umar atau jabatanku sebagai panglima.” Ia pun tetap berperang sebagai seorang prajurit biasa. Khalid dicopot “judul”-nya sebagai panglima perang. Namun, ia tetap membuat “buku” dan membantu menorehkan kemenangan.

Ibrah yang bisa dipetik dari kisah tersebut adalah janganlah menjadi judul tanpa buku; memiliki pangkat, tetapi tidak menuai manfaat. Maka, jiwa ksatria yang penuh pengorbanan harus dihadirkan kembali di tengah bangsa ini sehingga tidak timbul cinta kepada kepangkatan, jabatan-jabatan, bahkan, berlomba-lomba untuk meraih jabatan-jabatan.

Teruslah berkarya meski dalam ketidak terkenalan, bahkan tidak ada orang yang mengetahui amal-amal kita. Tetaplah beramal meski tanpa jabatan. Seorang pejuang takkan menjadi pejundang meskipun tidak dihargai karyanya. Dia tetap beramal, meski dalam kondisinya yang kekurangan, tapi dia tetap menghibahkan karyanya untuk umat dan kemanfaatan. Dia tak mengaharapkan pujian, dan penghargaan manusia. Dia hanya mau karyanya ditukar dengan syurga..

Maka jadilah buku yang bermanfaat meski tanpa judul…..

Kamis, 26 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Kita Akan diuji Pada Sesuatu Yang Kita Cenderung Padanya

Hari itu tak terlupakan untukku. Hari dimana sebuah kejutan dan taujih hadir di kala diri sedang penat dari aktivitas. Bahagia rasanya aku dikunjungi ustadzahku dari Semarang. Beliau menyengajakan diri untuk bertemu denganku bahkan menungguku selesai menunaikan kewajiban dan amanahku di hari sabtu. Akhirnya sabtu malam kami bertemu dan beliau juga bersedia malam-malam ke villa di Cirata, padahal jauh dan sudah malam. Tapi begitulah, aku bahagia..

Jam 10 malam baru nyampe villa, semua keluarga sudah tertidur karena besok ahad jam 6
pagi harus sudah pergi dari villa, tapi ustadzahku – bu wulan – menengok ke kamarku dan mengajakku ngobrol sampai jam 1 pagi.

Itulah yang kucinta dari bu wulan. Dengan perangai bataknya, aku tau dia ingin mengatakan bahwa beliau amat menyayangiku. Beliau mendengarkan kisah dan perjalananku di kota ini. Tak sedikit nada miris kusampaikan, dan beliau memberiku banyak taujih yang membuatku tambah semangat, memang aku merindukan sosok beliau di sini, sosok yang tegas dan logis dalam menjalani realita hidup.

Ada banyak taujihnya, tapi ini mungkin satu yang indah, yaitu pesan bahwa aku harus melepaskan semua keinginanku terhadap kriteria jodoh, melepaskan semua tuntutan dan anganku yang berlebihan dan menyerahkan semuanya pada Alloh, karena kita pasti akan diuji pada apa yang kita cenderung padanya.

Misal saja, jika seorang pria mengharapkan jodoh yang datang adalah seorang istri yang tidak bekerja, maka dia akan mendapat ujian tersebut, dimana dia akhirnya kesulitan ekonomi dan akhirnya mengikhlaskan istrinya bekerja.

Atau ketika kita berharap jodoh kita adalah pria yang mapan, pengertian terhadap kondisi keluarga, bisa mencukupi kita, maka kita justru akan diuji pada apa yang menjadi kecenderungan kita.

Belum tentu pria kaya itu bisa membawa kebarokahan dalam perkawinan, belum tentu juga pria yang menjadi idaman kita dapat menjadi penenang hati kita. Tapi boleh jadi pria yang sederhana, tapi dia bisa membawa keberkahan dan panutan dalam keluarga besar kita.

Lalu apakah kita tidak boleh berangan-angan dan bercita-cita dalam memilih jodoh? Bukan tidak boleh..cita-cita dan keinginan sah-sah saja kita lantunkan dalam doa-doa kita. Tapi mendikte Alloh untuk memngabulkan setiap definisi kita justru akan menjadikan kita tersesat pada tujuan semula.

Lepaskan keinginan dan pendiktean kita pada Alloh tentang jodoh kita. Biarlah dia datang sebagaimana yang Alloh inginkan terhadap diri kita. Datang dengan sendirinya tanpa kita menuntut apapun, asalkan dia adalah pria sholeh dan tertarbiyah, maka semuanya bisa dikompromikan. Aku sepakat.

Tugas kita hanyalah mempersiapkan diri dengan ilmu, menjaga kehormatan diri sampai jodoh itu datang, dan mempersiapkan kesiapan keluarga. Itu saja, sedangkan siapa, bagaimana, kapan jodoh itu hadir, tak perlu dirisaukan, semua sudah tetulis di Lauhul Mahfudz…

Subhanalloh, pencerahan yang amat indah, maka kulepaskan semuanya…biarlah Alloh yang mendefinisikan doa ku dan orangtuaku….

Rabu, 25 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Hidup Tak mengenal Siaran Tunda

Setiap potongan waktu adalah momentum.Setiap penggal masa adalah kesempatan. Masing-masing punya fungsi dan karakternya. Hari Senin ini bukan hari Senin kemarin, meski namanya sama. Jumat ini bukan Jumat kemarin. Meski sama-sama Jumat.

Potongan-potongan waktu itu tak semata cukup dipahami sebagai kumpulan menit dan jam, saat kita menyelesaikan kerja, menyempatkan tidur, istirahat, berolahraga, beribadah, bercengkrama dengan keluarga, bepergian atau melakukan kegiatan lainnya. Tak cukup hanya itu. Sepotong waktu adalah momentum. Semacam pelontar, yang bisa melemparkan diri ke puncak sukses atau sebaliknya menjungkirbalikkan kita ke jurang kegagalan.

Maka momentum hidup tak saja saat orang merayakan ulang tahunnya. Atau saat datang hari raya. Atau saat usianya telah menginjak dewasa. Atau saat baru saja lulus sekolahnya, kuliahnya. Atau saat perkawinannya telah telah berusia setengah abad. Ada berjuta momentum. Jauh lebih banyak dari sekedar saat-saat datangnya musim perayaan seperti itu.

Pagi yang menyapa dalam hangatnya adalah momentum. Saat kita memulai hari baru. Adakah ini akan kita isi dengan kebajikan ataukah dengan kekerdilan? Siang yang terik adalah momentum. Saat kita mendinginkan diri melalui termin pertama ibadah siang. Ada jeda untuk mengisi ulang spirit.

Saat petang menjelang adalah momentum. Ketika kita mencoba mengakhiri penat. Bertanya kita pada jiwa, adakah hari ini kita telah berkarya.

Malam yang sunyi adalah momentum, saat kita merunduk dalam diam. Bertanya kita pada batin yang jujur, adakah hari ini telah kita lewati tangga-tangga menuju kebaikan hidup.

Begitulah, dalam kelebat lajunya yang sangat cepat, waktu dan hidup memberi kita momentum, bahkan pada detik-detiknya. Seperti kisah pengendara jalanan yang nyaris tewas, ketika ada sepotong momentum untuk menghindari kecelakaan. Maka sekian detik adalah nyawa. Setidaknya dalam hitungan manusia. Ia pun selamat. Setiap momentum punya fungsi dan fasenya sendiri. Tidak tergantikan oleh yang lain. Begitulah. Karena hidup memang tak mengenal siaran tunda. Apa yang jatahnya detik ini, berlaku pula hari ini. Tidak mungkin ditunda sampai besok. Seperti kisah pelari cepat yang hampir mendekati finish, ketika ada sepotong momentum untuk mempercepat laju larinya. Maka sekian detik adalah penentu menuju kemenangan.

Setiap detik sangat berharga. Seberapa besar harganya tergantung kita yang melewatinya. Akan berlalu begitu saja tanpa ada makna, atau kita manfaatkan untuk sebuah karya.

Setiap momentum punya fungsi dan fasenya sendiri. Tidak tergantikan oleh yang lain. Begitulah. Karena hidup memang tak mengenal siaran tunda. Apa yang jatahnya detik ini, berlaku pula hari ini. Tidak mungkin ditunda sampai besok.

Itulah sedikit inti dari buku yang sangat menggugah kesadaran kita, bahwa hidup yang sesunguhnya adalah saat ini, membuat karya adalah saat ini, beramal adalah saat ini karena memang tak ada yang bisa menjamin bahwa esok hari kita masih hidup dan menghirup nafas. Tak perlu kita menunggu ulang tahun sebagai awalan untuk menjadikannya sebagai momentum perbaikan diri. Janganlah menunggu momentum menikah terlebih dahulu untuk kita mau berhijab, karena kita takut berhijab sekarang karena takut tak dapat jodoh dan pekerjaan.

Setiap massa ada tuntutannya, bisa jadi di masa yang akan depan Alloh ingin memberikan kita amanah yang besar, tapi bagaimana mungkin jika kita tidak berbenah mulai hari ini. Perbaikan diri harus dimulai sekarang, jangan sampai kita mnyesal dengan kesi-siaan hidup kita, karena memang hidup tak mengenal siaran tunda….
Selasa, 24 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Tafakur Alam ke Lombok (3)

Tibalah di hari ke 3 aku di lombok. Pagi-pagi jam 6 sudah siap untuk sarapan, karena perjalanan kami akan padat hari ini. pagi sarapan seperti biasanya, jam 7 an kami langsung caw menuju pembuatan gerabah di desa sukarere. Di desa ini aku belajar membuat gerabah kaya film gost itu tu... dan dilanjutkan menuju desa banyu asih untuk melihat pembuatan kain kerajinan tenun asli desa tersebut. Waduh..sampai di sini, ternyata pembuatan sulaman kain yang tradisional menggunakan kayu, ternyata masih ada yang lebih konvesional lagi. pake tangan...ajib...untuk satu buah kain dikerjakan minimal 1 bulan..sebenarnya sih bukan masalah pelestarian budaya, tapi emangnya kagak bisa gitu lebih cepet dari pake tangan? mbok ya pake kayu yang kaya biasanya,,ma tu pinggul kaya dipasung. katanya si semua gadis yang belum bisa menyulam belum bisa kawin. Alhamdulilah banget aku ga lahir di situ..bisa-bisa menderita penyakit boyoken aku.. karena kainnya mahal, aku ga beli, cuman nyoba ajah...he,,kapan-kapan kalo dateng lagi deh....



















Perjalanan dilanjutkan meuju perkampungan asli suku sasak, dimana suku tersebut berada di suatu kawasan, dan mereka menikah dengan keluarga mereka sendiri,sehingga klan nya masih terjaga. Yang khas dari mereka adalah mereka masih menggunakan kain atau sarung sebagai pakaian sehari-hari. Rumah mereka juga sangat tradisonal. Atapnya terbuat dari alang-alang, dan bangunan rumah mereka tidak menggunakan semen, tetapi kotoran kerbau sebagai pengganti semen. Rumah itu tersiri dari kamar wanita dan dapur, sedangkan pria tidur di luar kamar.. wah..lagi-lagi aku bersyukur tidak dilahirkan di sini, tapi tetap bertasbih karena banyak masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat bangsanya. "Liat aja bentuk rumah asli suku sasak...."

Waktu sudah menunjukkan waktu jam 11, maka kami langsung bersiap menuju pantai Kuta Lombok. Beda dengan pantai Kuta Bali, pantai kuta Lombok ini masih asli, belum ramai, dan kemungkinan di tahun2 mendatang akan lebih ramai dari pantai kuta Bali karena di daerah ersebut dibangun bandara internasional Lombok, sehingga saat ini sedang pembangunan besar-besaran untuk menunjang Lombok sebagai saingan Bali.


" Foto di pantai Kuta Lombok..panassss"

Bukan pilihan yang tepat jika harus berjalan-jalan di pantai Kuta panas-panas begitu..mending ngadem dan makan siang..setelah makan siang, kami menuju pasar grosir untuk berbelanja oleh-oleh baju dan mutiara imitas serta khas Lombok lainnya..jam 3 sore kami bertolah ke bandara selaparang dan sampai di jakarta jam 5 sore.. tapi karena tasku ga muncul-muncul dari bagasi, makanya lama kali nunggu tasku..feeling ga enak,, HP ku aku simpan di tas bagasi, lupa kuambil, wah..gawat ni bandara sukarno hatta....

Feeling ku tepat, setelah hampir 1 jam menunggu tasku, ketemu juga tu tas pink polkadot, kubuka langsung ternyata udah obrak-abrik tasnya..HP hilang, tapi alhamdulillah mutiara untuk mama masih ada...

Disyukuri aja deh..mungkin selama di Lombok ada maksiat yang kulakukan, maka Alloh sedang menggugurkan dosaku dengan hilangnya HP ku ntu..

Mari makan malam dan bersiap pulang ke Bandung. Nyampe kos jam 22.30... dan bobok langsung, pagi-pagi langsung ke gasibu....hehehe

Lombok yang tak terlupakan..........



Tafakur Alam ke Lombok (2)

Setelah lelah seharian beraktivitas, waktu istirahat yang hanya sebentar mari dinikmati karena harus bangun pagi dan berencana berjalan-jalan pagi di pantai. Karena kami bermalam di hotel resort pantai senggigi, so aku ga pengen melewatkan satupun momen meskipun sebenarnya lelah sekali. Walaupun pantai dimana hotel kami berada itu sebenarnya sunset beach, tapi ga apalah berjalan-jalan sebentar soalnya jadwal kami padat dan tidak memungkinkan menikmati sunset di hotel..


Pantai masih sepi, tapi ada beberapa turis yang sedang mengambil kerang atau sekedar berjalan bersama dengan keluarga. Sebenarnya pantai ini bukan di pantai senggigi, tapi ya kurang lebih 2 km dari terusan pantai senggigi dimana pantai senggigi itu adalah pantai tempat bertolaknya para wisatawan menuju pulau gili yang indah nan elok. Para wisatawan menyebut pulau gili ini sebagai pulau impian (semacam legian-Bali)


Setelah lelah berjalan, sekarang waktunya untuk sarapan pagi. Sarapan yang mantap sekali, karena seluruh menu Indonesian dan luar negeri lengkap di sini dan bebas disantap. Tapi sayang, perut ga muat, bolehlah kita bungkus roti-roti sarapan bule untuk bekal dan kami bersiap menuju pulau gili trawangan


Sebelum bertolak, seperti biasa..kami berfoto dulu di depan hotel....pokoknya mah tiada tempat yang kami tak berfoto ber sepuluh bersama spanduk..hehehehe.. Di dalam mobil jemputan kami menuju pantai sengigi juga tak lupa kami berfoto terlebih dahulu...


Di pantai Senggigi, sebelum menuju pulai gili trawangan, kami sempatkan dahulu berfoto bersama. Lagi-lagi bersepuluh dan aku perempuan sendiri..hehehe







Dalam perjalanan menuju pulau Gili Trawangan, kami di dipecah di 2 buah kapal yang masing-masing berisi 7 orang, kami mencoba untuk metafakuri ciptaan Alloh. Kami menyisiri pantai yang tak landai, pantai di pulau ini seperti bukit dan subur pula. kami juga mentafakuri betapa Alloh sangat sempurna dan detail menciptakan makhluk laut dengan kesempurnaan ekosistemnya. Jumlah ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil, dan mereka semuanya bertasbih kepada Alloh. Banyangkan jika jika jumlah paus melonjak, maka bisa jadi ikan kecil habis dimakan paus..Subhanalloh.
Dalam setiap kita memandang laut,
maka kita punya keterbatasan pandangan, seakan-akan laut ituakan berujung sebagaiman ujung kami melihat laut, dan itulah fatamorgana. Begitulah Alloh mengilhamkan pada kita bahwa mata kita punya keterbatasan, hanya Alloh sajalah yang mampu memandang seluruh umatNya dengan pandangan yang sempurna. Kami juga mentafakuri betapa kami hanyalah makhluk yang kecil, yang tak punya kekuatan untuk mengubah arah angin dan kuatnya ombak, maka saat kami berada di laut, adalah saat yang syahdu untuk mentafakuri ciptaan Alloh yang amat sempurna.
Setelah satu jam menyeberang, sampailah kami di pulau gili trawangan nan elok.. Air laut masih berwarna jernih, bahkan terdapat gradasi warna dari biru muda-hijau menuju biru tua. Jika bepergian meuju pulau ini hanyalah untuk melihat keelokan tubuh para bule, maka sangat disayangkan, karena bukan itu sebenarnya tujuan kita refreshing. Jika niat kita hanya untuk melihat keelokan bule, maka itu saja yang akan kita dapat. Tapi jika niat kita untuk bertafakur, maka setiap tempat adalah ladang untuk bertahmid kepada Alloh, dan perjalanan kita jauh lebih barokah bahkan bernilai ibadah..

Sampai pulai gili trawagan, kami memancing dahulu sebentar sambil menunggu sholat jumat. Bayangkan saja di pulau seperti Legian bali ada masjid, dan banyak orang berjubah putih. Aku yakin, mereka adalah da`i yang mengajak para masyarakat untuk tidak meninggalkan sholat...wah satu pelajaran lagi..bahwa dakwah kita tidak terbatas pada orang-orang yang homogen, tapi mereka mengajarkan padaku untuk keluar dari zona nyaman dakwah. Mencoba untuk berdakwah di tempat-tempat yang mungkin menurut orang sangat tidak mungkin dalam penyebaran islam. Tapi mereka mengajari ku untuk tetap tangguh meskipun berada dalam kesendirian...

Setelah sholat, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang kemudian fun game. Ini adalah puncak acara employee gathering yakni latihan kebersamaan
yang dikemas dengan acara fun game. Banyak banget gamesnya. semuanya bikin ketawa, bermain bersama bapak-bapak ternyata menyenangkan sekali..

Setelah lelah acara fun game kami melanjutkan perjalanan pulang dan melanjtkan acara memancing yang tadi sempat t
ertunda karena angin kencang. Lelah sekali, tapi tak membuat kami tak memanfaatkan setiap momentum di Lombok, karena kapan lagi kami bisa bersama-sama ke Lombok lagi?? Kami dijemput oleh tour guide local menuju rumah makan untuk makan malam..

Setelah makan malam, kami sampai di hotel dan tak banyak istirahat, jam 8 malam kami berkumpul kembali untuk melanjutkan rapat manajemen. Di sini manajemen memaparkan tentang Good Corporate, Visi Misi, Budaya Perusahaan, Code of Conduct dan sharing juga. Tapi herannya, meski amat lelah, tapi kami tak mengantuk mendengarkan pemaparan dari para manajemen, mungkin karena suasananya hepi. Yang tak kalah pentingnya dalam acara ini adalah penanda tanganan kesepakatan bersama semua karyawan untuk lebih disiplin dan mendedikasikan lagi karya nya untuk perusahaan....wuihhh..so sweet...
Acara berakhir jam 24.00 WITA..sekarang waktunya istirahaaaat....tidurrrr
Jumat, 20 Agustus 2010 1 komentar By: ArtiHapsari

Tafakur alam ke Lombok ala Arti

Tanggal 29-31 Juli merupakan tanggal istimewa bagiku. Seperti hadiah rasanya aku bisa pergi ke Lombok dalam adaca Employee Gathering. Acara yang cuman 2 minggu aja persiapannya.Wuiiih...aku yang masih magang bisa ikut ke Lombok untuk refreshing dari semua penat dan kesibukan pekerjaan. Employee Gathering ke Lombok. Seneng banget rasanya, seakan-akan di balik ujian dan nikmat yang datang silih berganti, kali ini aku mendapat sedikit hadiah dari Alloh..berlibur ke Lombok..gimana ga seneng, bagiku Lombok itu punya nilai yang spesial..Aku meniatkan keberangkatan kali ini sebagai tafakur alam supaya perjalananku lebih bernilai barokah di hadapan Alloh..

Kami dari kantor berjumlah 10 orang berangkat ke Lombok hari kamis tanggal 29 Juli jam 7 padi ketemuan di depan Permata-Cimahi...langsung cabut menggunakan jasa travel, dan di jalan tol kami istirahat sebentar..yang paling asik si..karena yang berangkat hanya sedikit, jadi seperti liburan keluarga. Karauke an di dalam mobil bikin ketawa, karena suara pas-pasan tapi dipaksa menyanyi nada tinggi..ya begitulah bapak-bapak kantorku...

Kita makan siang dulu sebelum masuk ke bandara, di rumah makan bandara..padahal di bulan sya`ban ini aku udah mengurangi sedikit demi sedikit kapasitas perut untuk persiapan ramadhan, tapi tak apalah..mumpung liburan..kita makan lah semua hidangan..uhuyyyy



Sebelum masuk bandara..bolehlah kita berfoto keluarga sebentar yakkk....













" Foto di Ban
dara Soeta" "Foto di Bandara Selaparang-Mataram"

Sampailah di pulau Lombok jam 4 sore..aku mengatakan lombok itu spesial karena memang ada beberapa hal yang membuat Lombok itu spesial. Yang pertama, Mataram adalah kota seribu masjid, dan aku adalah orang yang sangat mencintai masjid, jadi aku mencintai Lombok.. Yang kedua karena kebudayaannya yang masih kental. Kebudayaan islam kerajaan yang masih kental dan juga kebudayaan Hindu yang masih banyak dipengaruhi oleh Bali. Tapi herannya Lombok adalah pulau yang religi baik islam maupun Hidu. Hidup berdampingan dengan tetap memegang teguh keimanan masin-masing kepercayaan membuatku takjub dan terinspirasi bahwa sebagai seorang muslim kita jangan malu untuk menunjukkan jati diri kita meskipun kita berada dalam lingkungan yang heterogen..

Alasan yang ketiga adalah karena gubernur NTB adalah gubernur temuda di Indonesia, berasal dari keturunan kerajaan islam di Lombok dan dia juga lulusan Kairo.. Kita tahu bahwa ulama lulusan Al Azhar-Kairo adalah para ulama yang disegani. Selain beliau adalah gubernur muda, beliau juga seorang ulama...mantaplahhhh

Alasan keempat, karena kita bisa melihat Bali di Lombok tanpa rasa takut dihantui makanan-makanan Bali`s food..Warga Lombok sangat toleran dengan urusan ini. Bahkan umat muslim pun tidak menyembelih sapi karena sapi adalah binatang suci umat Hindu..

Perjalanan kami yang pertama adalah menuju istana narmada, yang merupakan istana kerajaan hindu pertama di pulau Lombok. di sana ada mata air yang disucikan dan dikeramatkan oleh orang Hindu...



" Foto Bersama di istana Narmada " "Foto di depan air keramat"

Perjalanan kami lanjutkan di hari itu juga ke pura Lingsar. Pura yang merupakan Pura tertua di Lombok dimana sekarang merupakan tempat peribatan 2 agama..Islam dan Hindu. Yang beraga Hindu di Pura Gaduh, kemudian yang beragama Islam di Kemaliq. Mereka mengelola bangunan tersebut secara bersama-sama sebagai simbol persatuan umat. Ada juga tempat wisata klenik dengan melemparkan koin ke kolam dan menyebutkan keinginan...aku siii ogahhh...kagak ada receh..


Di depan kolam inilah para wisatawan melemparkan receh. Kemudian yang unik lagi, sebagai rasa penghormatan terhadap rumah ibadah semua agama tersebut, pengunjung diwajibkan memakai selendang, kalo aku karena sudah memakai jilbab maka dianggap sudah menghormati...bagooossss

Perjalanan kami lanjutkan menuju rumah makan ayam taliwang dengan ayam istimewa khas lombok plus cah kangkung khas Lombok..Pada malam itu juga katanya Gubernur NTB mau makan di situ..wuihhh...bekas tempat makan kita kan dipakai gubernur..ehemm jadi terharu..




Setelah makan malam, kami
mampir ke tempat penjualan mutiara "asli" di Lombok. Mahal si..tapi kalo beli di Lombok termasuk murah..yahhh karena mama baru aja ulang tahun, aku kasih kado seperangkat mutiara..tapi yang air tawar aja ya mama, soalnya ga kuat dokunya kalo beli mutiara air laut...

Setelah selesai memborong mutiara, kami menuju hotel untuk membersihkan diri sebentar sebelum acara meeting dimulai. Yah, kan namanya aja employe
e gathering jadi akan ada sharing manajemen di sini..karena suasana hati senang, maka mpe malem juga kite seneng aja... Rapat dimulai jam 9 malem dan berakhir jam 00.30 WITA..keren ni meeting and sharingnya..

Trus waktunya bobok deh setelah kumpul ma bapak-bapak, di kamar aku sendirian aja meskipun doble bed dan harganya mahal pula...hehehe..okelah sweet room for me.. mari bobok...

Kita lanjutkan tafakur alamnya besok lagi ya ceritanya.....

Senin, 16 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Antara Ramadhan dan Kemerdekaan

Tahun ini tanggal 17 agustus 2010 jatuh di bulan ramadhan 1431 H..Dua tahun mendatang juga begitu..semua perayaan masyarakat beberapa ada yang dimajukan tapi beberapa juga ditiadakan mengingat hari puasa ramadhan. Tapi sebenarnya juga 65 tahun yang silam yaitu tahun 1945 bangsa Indonesia juga diproklamasikan pada bulan ramadhan..wuihh..keren juga tu pemuda jaman dulu..ga ada akses komunikasi, transportasi dan digital tapi udah keren gitu mikirnya.

Justru sekarang acara kemerdekaan bahkan sekedar upacara aja banyak ngeles ga mau karena puasa…jauh ma istilah patriotisme. Memang kaum muda jaman sekarang belum cocok buat meneruskan cita-cita founding father, makanya kabinet, eksekutif banyak didominasi kaum tua…ckckckc

Suasana nasionalisme religious mungkin sangat dirasakan untuk orang-orang yang merasakan proklamasi hadir di masa mereka muda. Sebenarnya para pejuang dulu juga sudah mengajarkan kita bagaimana menghimpun kekuatan religius dalam semangat juang nasionalisme, karena memang sebenarnya islam itu tidak terpisahkan antara agama dan Negara, antara masjid dan pemerintahan, islam itu syumul, tiadak ada pemisahan perkara agama di masjid saja, dan masalah rakyat di urus Negara, seperti halnya sistem sekuler.

Bukan suatu kebetulan bangsa ini merdeka pada saat ramadhan, semua sudah diatur oleh izin Alloh Swt, maka pantaslah ruh perjuangan tersebut dirangkai dalam pembukaan UUD 1945 "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.", karena bagi umat Islam, kemerdekaan Indonesia adalah berkah dan rahmat Allah SWT yang sangat besar, karena secara logika, perjuangan bamboo runcing melawan meriam, pasukan yang tak mengenal sekolah militer beradu dengan serdadu perang dengan perlengkapan dan taktik perang handal bukan modal utama bangsa Indonesia bisa merdeka. Karena memang rahmat Alloh lah jua yang bisa menjadikan bangs ini merdeka, meskipun pada akhirnya cita-cita para pahlawan kita yang tertuang dalam piagam Jakarta akhirnya kandas.

Terbayang bagaimana panjangnya perjuangan menegakkan kemerdekaan sejak pertama kali bangsa penjajah menginjakkan kakinya di tanah air tercinta ini. Terbayang pula para pahlawan Islam yang maju ke medan pertempuran tanpa takut, berharap mendapat satu dari dua keutamaan, gugur sebagai syuhada atau hidup sebagai manusia merdeka.

Para pahlawan itu, seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dien dari Aceh, Tuanku Imam Bonjol dari Tanah Minang, Sisingamangaraja dari Tapanuli, Sultan Agung Tirtayasa dari Banten, Pangeran Diponegoro dan Kyai Maja dari Yogyakarta, Sultan Hasanuddin dari Makasar, Pangeran Antasari dari Banjar, Kapitan Pattimura dari Maluku, dan ribuan tokoh lainnya, telah memberikan teladan kepahlawanan yang tidak lekang dimakan waktu. Mereka semua berjuang dengan semangat jihad yang tinggi, semangat nasionalisme mereka terhadap penjajah karena memang didasarkan karena Islam mengajarkan untuk melawan penjajah. Kecintaan pada tanah air didorong oleh titah Tuhan untuk senantiasa dijaga, dimakmurkan, dan disejahterakan dengan penuh ketundukkan, bukan dengan basis penjajahan.

Ramadhan memberikan inspirasi yang luar biasa pada perjuangan untuk memerdekakan diri dari penjajahan. Peristiwa-peristiwa besar yang menghiasi alur sejarah Rasul banyak terjadi di bulan Ramadan, seperti perang Badar, perang Tabuk, Futuh Mekah, dan penaklukan Andalusia.
Kenyataan ini menunjukkan bagaimana shaum, ibadah yang menuntut ketahanan fisik dan mental karena dilakukan dengan menahan makan dan minum, justru menyuntikkan motivasi berlipat untuk meraih pahala kebajikan.

Memang tahun 1945 dan 2010 berbeda, berbeda pelaku dan zaman. Tidak adil rasanya membanding-bandingkan dua keadaan yang berbeda itu. Tetapi, pemaknaan dan suasana kejiwaan yang sempat menjelma dahulu dalam dada bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam Indonesia khususnya, layak diwariskan.

Untuk itu, di waktu yang suci ini, di bulan penuh maghfirah ini, bertepatan dengan semangat juang patriotisme proklamasi kemerdekaan Indonesia, tidak salah jika kita menundukkan kepala dan hati untuk memohon ampunan Allah SWT. Keikhlasan dalam bertaubat akan mengundang kebaikan dan rahmat-Nya. Tidak perlu malu kita mengakui dosa dan kesalahan, karena Tuhan Maha Pengasih dan Pemaaf. Jika kita serentak melakukannya, yakinlah bangsa Indonesia akan berjaya dan menjadi negeri impian, baldatun thayyibatun wa robbun ghafur.

Untuk merah putih..i luv uuu
Kamis, 12 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

2 Ramadhan : Dulu suka demo..sekarang melongo..

sekarang aku lagi keheranan dengan diriku sendiri...di tempat kerja ada masalah dengan kontrak kprogram OJT. waktu tanda tangan pertama, kami masih berstatus CP alias calon pegawai.
tapi setelah nerjalan watu, tiba-tiba NIP kami diganti OJT, dan ada surat yang masuk menyatakan bahwa OJT bukan calon pegawai. Itu saja sudah one prestasi...

Sekarang, disaat akhir masa OJT, yaitu berakhir hari ini, kami disuruh tanda tangan adendum

tentang program OJT, seakan-akan perjanjian dulu salah, trus ni di adendum,,dan kita suruh tanda tangan..huhuhu

pengennya si demo, bikin lrilis kaya dulu jaman kuliah, tapi sekarang aku ga mampu..ga ada payung hukum yang melindungi para OJT

OJT..engkau dianggap sebagai siswa magang, tapi pekerjaanmu melebihi kerjaan orang yang bekerja...

Kalo memang tak ada satu pun yang bisa membantu..maka cuman berharap Tangan Tuhan saja yang akan menyelesaikan ini...

Dan yang pasti, bukan demo penyelesaiannya, mari lebih bijak..
demo jalanan kan punya mahasiswa, sekarang saatnya lebih legan dalam menyikapi pendzoliman...
Oke sist....
Rabu, 11 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Tafakur 1 Ramadhan : Ramadhan sebagai Bulan Syiar

Disadari atupun tidak, bulan Ramadhan saat ini sedang jadi trending topic di seluruh antero jagat, di media massa, televisi, fb, tweeter, semua nya jadi topic pembahasan utama. Ada yang meminta maaf dan saling bersilaturahmi sebelum menjalankan ibadah puasa, televisi juga sudah ramai menghadirkan artis tobat dadakan di seluruh acara , tiba-tiba semuanya berpakaian lumayan tertutup, dan sebagainya.


Kita merasakan suasana tersebut sangat kondusif untuk menjadikan bulan ini lebih khusyuk dalam beribadah, semua memfasilitasi. Jam kantor dikurangi karena menghormati bulan ini, pengajian juga mendadaklebih ramai dari biasanya, jamaah masjid lebih ramai pula dari hari biasanya, sungguh memang bulan Ramadhan adalah bulan penuh barokah.

Ramainya seluruh masyarakat dunia memperbincangkan bulan ini sebenarnya merupakan sarana syiar islam itu sendiri. bahwa islam adalah agama yang damai, penuh barokah, indah dan khusyu`. Kasus penangkapan teroris saat ini bahkan tak dapat menggantikan suasana khidmat Ramadhan. Kita bisa membuktikan pada semua masyarakat penduduk bumi bahwa islam adalah agama rahmatan Lil Alamin, agama yang di dalamnya mengajarkan kasih dan berbagi.

Semoga masyarakat tidak saja menjadikan Ramdahan ini sebagai tranding topic, tapi juga sebagai momentum perbaikan diri, sehingga Ramadhadan menjadi tonggak tegaknya seseorang semakin mencintai Alloh, dan menjadikan bulan ini menjadi bulan yang dapat menghadirkan kemenangan Agama Alloh..

Amin
Rabu, 04 Agustus 2010 By: ArtiHapsari

Attitude is Everything

Alkisah, ada seekor anak anjing yang tersasar dan gagal menemukan jalan pulang ke rumah majikannya. Dengan putus asa, anak anjing itu berjalan tak tentu arah, dan kemudian berteduh di sebuah rumah karena hujan turun rintik-rintik. Dengan sedih, anak anjing itu meringkuk di dekat daun pintu depan yang sedikit terbuka, dan berkeluh kesah. Dia berharap segera dapat menemukan jalan pulang, karena dia lapar dan sangat merindukan tempat tidurnya yang nyaman dan hangat.

Saat tengah berkeluh kesah begitu, tanpa sengaja matanya menangkap bayangan anjing lain yang juga sedang meringkuk di dekat daun pintu depan. Dia melompat bangun dengan terkejut, dan melihat anjing yang dilihatnya pun bangkit dari meringkuknya, dan kemudian mereka berdua berdiri berhadap-hadapan sambil saling memandangi. Anjing kecil merasa tak nyaman dengan kejadian ini, dan berusaha mengatakan sesuatu, tapi tak bisa karena lidahnya kelu. Bahkan dia kemudian merasa terkejut dan heran karena anjing yang berdiri di hadapannya ini mirip sekali dengannya, baik dari ukuran tubuh maupun warna bulunya.

Sesaat anjing kecil tak tahu harus berkata atau berbuat apa. Namun karena anjing yang berdiri di hadapannya itu selalu memandanginya, anjing kecil menjadi tak senang dan menyalakinya. Tak diduga, begitu dia menyalaki anjing itu, anjing itupun menyalakinya.

Nyali anjing kecil ciut karena yakin anjing yang berdiri di hadapannya ini tak senang dia memasuki rumahnya. Khawatir akan diserang, anjing kecil menjauhi anjing itu, dan ternyata anjing itupun menjauhinya. Anjing kecil terhenyak, dan menghentikan langkah dengan terheran-heran. Dalam hati dia bertanya-tanya; “Apakah anjing itu juga takut kepadaku?”

Yakin apa yang difikirkannya benar, keberanian anjing kecil tumbuh. Untuk menunjukkan kepada anjing di hadapannya kalau dia bukan penakut, ajing kecil menyalaki anjing itu dengan sangat keras. Namun anjing kecil kembali terhenyak, bahkan nyalinya menciut lagi, karena begitu dia menyalaki anjing di hadapannya itu, anjing itupun menyalakinya. Anjing kecil celingukkan untuk mencari bantuan, namun lagi-lagi dia tersentak karena di kiri kanan anjing yang berdiri di hadapannya, ternyata ada anjing-anjing lain yang ukuran tubuh dan warna bulunya sama dengan anjing itu maupun dengan dirinya. Anjing kecil pun lari terbirit-birit meninggalkan rumah karena takut dikeroyok. Di jalan di depan rumah, dia berpapasan dengan seekor anjing dewasa.

“Hey! Mengapa kamu ketakutan seperti itu?” tegur anjing dewasa.

Anjing kecil memberitahu kalau di rumah tempatnya berteduh terdapat banyak sekali anjing, dan anjing-anjing itu semuanya galak.

“Anjing-anjing itu mirip sekali denganku, baik ukuran tubuh maupun warna bulunya,” imbuh anjing kecil.

Anjing dewasa terheran-heran, dan kemudian tertawa terbahak-bahak. Dia memberitahu kalau rumah tempat anjing kecil berteduh adalah rumah kosong, karena si empunya rumah telah pindah beberapa bulan lalu, dan rumah itu dalam proses penjualan.

“Kalau begitu anjing-anjing yang di sana semuanya anjing liar, ya? Pantas semuanya galak,” anjing kecil menyimpulkan.

Anjing dewasa menggeleng-gelengkan kepala, dan memberitahu kalau dia telah sangat sering memasuki rumah itu, namun tidak pernah bertemu dengan seekor anjing lain pun di sana.

“Tapi di rumah itu memang ada banyak sekali cermin yang digantungkan di dinding-dindingnya, sehingga siapapun yang mendekat atau berdiri di depan cermin-cermin itu, pasti akan melihat pantulan dirinya. Jadi anjing-anjing yang kamu lihat mirip denganmu itu sebenanya pantulan dirimu sendiri pada cermin itu,” imbuhnya.

“Oya?” anjing kecil tak percaya.

“Cobalah kembali ke sana, dan tersenyumlah di depan cermin-cermin itu. Maka kamu akan menemukan anjing yang mirip denganmu sedang tersenyum kepadamu,” tegas anjing dewasa.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah klasik ini? Intinya adalah, apa yang kita terima selama ini seringkali tergantung pada bagaimana sikap kita terhadap apa yang ada di sekitar kita, termasuk lingkungan. Kita dapat membuat diri kita menjadi A, B, C, dan D, jika kita memang ingin seperti itu. Jika kita ingin berbuat jahat kepada seseorang, maka kita akan berbuat seperti yang kita inginkan. Begitupula sebaliknya.

Pertanyaan terbesarnya sekarang adalah, apa yang Anda inginkan untuk hidup Anda? Kesuksesan yang memberikan kenyamanan hidup, kebahagiaan, dan derajat yang tinggi? Atau sebaliknya? Jika Anda ingin sukses, canangkan hal itu dalam diri Anda, maka diri Anda akan membawa Anda pada tujuan yang ingin dicapai.

Anda mungkin akan berkata; “Saya ingin begini dan begitu, tapi saya punya banyak kendala. Saya tak punya uang untuk kuliah, saya tak punya modal untuk membuka usaha yang saya rencanakan, saya tak tahu bagaimana caranya mencapai apa yang saya inginkan, dan sebagainya”.

Mengapa ini menjadi kendala? Orang bijak mengatakan; “Anda adalah apa yang Anda fikirkan”. Jika Anda merasa bahwa ini sulit dan itu sulit, maka Anda akan merasa sulit. Jika sebaliknya, maka yang Anda rasakan adalah sebaliknya juga. Selalu ada solusi untuk setiap permasalahan. Yang paling utama dan terpenting adalah, tumbuhkan keinginan atau motivasi dalam diri Anda, karena hal ini laksana BBM yang memanaskan dan kemudian menggerakkan roda mesin kendaraan. Jika mesin tidak dipanasi, kendaraan takkan jalan dan stay di satu tempat selamanya. Jika kendaraan telah melaju, Anda tinggal mengendalikan arah dan tujuannya, sambil mencari solusi jika ada kendala menghadang. Ingat pemeo penting ini; “JIka Anda lunak terhadap diri Anda, maka dunia akan keras kepada Anda. Sebaliknya, jika Anda keras kepada diri Anda, maka dunia akan lunak kepada Anda”.

Kata-kata bijak ini menjelaskan kepada Anda; jika Anda terlalu banyak kompromi terhadap diri Anda, sehingga Anda kerap menunda-nunda pekerjaan, malas, dan lebih senang memanjakan diri dengan mengejar kesenangan sesaat sehingga waktu yang berharga terbuang percuma, maka Anda akan mendapatkan kehidupan yang sulit, kehidupan yang membuat Anda menderita dan mungkin juga akan membuat Anda sering menangis. Sebaliknya, jika Anda senantiasa memacu diri agar waktu yang berharga dapat memberikan manfaat pada masa kini maupun masa mendatang, maka kehidupan akan memberi Anda kesenangan, kenyamanan, kebahagiaan, kehormatan, dan sebagainya, karena perjuangan Anda dalam mencapai apa yang Anda inginkan, telah memasukkan Anda dalam jajaran orang sukses di dunia ini.

Ingat juga slogan penting ini; “Hasil akhir yang berkualitas diawali dari implementasi yang berkualitas (Quality Implementation / QI)”. Maka awalilah selalu hari Anda dengan fikiran-fikiran yang berkualitas, fikiran-fikiran yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Lalu implementasikan pula secara berkulitas. Selamat berjuang. Semoga Anda mendapatkan hasil yang berkualitas.

JURUS BEBAS STRES DI KANTOR

Banyak orang mengeluh dan merasa tersiksa dengan tumpukan pekerjaan di kantor. Mereka seringkali merasa terjebak karena tak dapat menolak tugas yang dibebankan atasan. Stres pun mendera.

Tugas karyawan memang mengerjakan hal yang diperintahkan atasan demi kepentingan perusahaan. Namun masalahnya, ia seringkali harus bekerja melebihi tanggung jawabnya. Misalnya, harus mengambil alih pekerjaan rekan kerjanya yang dianggap memiliki performa buruk. VIVAnews

Tersandera dengan tugas yang menumpuk, apalagi terbebani pekerjaan orang lain, semacam ini rentan memicu stres. Jika Anda mengalaminya, cobalah tips berikut agar hidup lebih nikmat.

1. Terima Dengan Besar Hati
Di dunia ini langka sekali ada orang yang selalu mendapatkan sesuatu sesuai keinginannya. Sebab, kita hidup bersama orang-orang yang berbeda karakter, kemauan, atau kepentingan. Ketika bos memberi tugas yang tak Anda suka berusahalah menerimanya dengan besar hati dan lapang dada. Mungkin bos tahu Anda tak suka itu, tapi cobalah berpikir itu yang terbaik bagi perusahaan, tempat Anda mencari nafkah.

2. Lihat Sisi Positifnya
Orang yang dapat diandalkan biasanya orang yang selalu mendapatkan perhatian dan prioritas. Adanya pelimpahan tugas itu berarti Anda masuk kategori karyawan andalan. Itu berarti Anda memiliki nilai positif di mata bos. Anda harus bangga, karena Anda bisa jadi merupakan the one of the best di perusahaan. Selanjutnya, silahkan berharap kenaikan gaji atau promosi jabatan.

5 Penyebab Karyawan Tidak Efektif Bekerja

VIVAnews - Anda mungkin sering melihat karyawan yang gemar melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Mengobrol, chatting, atau shopping di jam kerja, adalah hal-hal yang paling sering ditemui.

Jika Anda seorang pemimpin di perusahaan tempat Anda bekerja, apalagi jika Anda wanita dengan separuh anak buah berjenis kelamin pria, Anda perlu mengetahui penyebab dari masalah ini. Dengan begitu Anda dapat melakukan antisipasi dengan tepat. Meski sekarang bukan lagi zamannya mempersoalkan gender, tapi sebagian pria cenderung masih tak mau diatur kaum wanita.

Inilah para penyebab tersebut, plus solusinya:


1. Motivasi kurang

Orang bersemangat melakukan sesuatu yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, karena didorong oleh motivasi. Karena itu, jagalah motivasi tersebut. Tanamkan dalam diri bawahan, apa akibatnya jika mereka lalai terhadap tugas dan tanggung jawab. Dan, apa reward yang akan didapat jika mereka bekerja dengan baik dan memuaskan.

2. Tak suka pada tugas yang dilimpahkan

Bila menyukai sesuatu, kita pasti akan melakukan yang terbaik. Terkadang, karena merasa tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan jabatan, orang terpaksa menerima saja tugas yang diberikan. Meski sebenarnya tak suka.

Untuk kasus seperti ini, yakinkan karyawan Anda bahwa apapun tugas yang diberikan perusahaan, itu yang terbaik bagi perusahaan dan baginya. Yakinkan pada mereka, tugas itu sangat penting dan dapat mempengaruhi maju tidaknya perusahaan tempat dia mencari nafkah.

3. Pengaruh dunia maya

Tak dapat dipungkiri, saat ini internet merupakan sesuatu yang paling menggoda. Sebab, melalui dunia maya, orang dapat mengakses apapun. Blok situs-situs tak penting, dan batasi penggunaan komputer hanya untuk bagian yang memang membutuhkan internet. Bila perlu, jika terjadi lonjakan rekening akibat penggunaan internet, peringatkan mereka untuk lebih efektif dan efisien dalam mengakses dunia maya.

4. Pengaruh teman

Kasus ini agak sulit ditangani, karena Anda tak bisa melarang orang bergaul dengan siapapun. Satu-satunya cara adalah, jika di antara karyawan Anda ada yang senang menebar pengaruh negatif, ingatkan dia dan kontrol semaksimal mungkin. Jika dia terbukti membuat karyawan lain tidak efektif bekerja, beri peringatan. Jika dia tak mau berubah, mutasikan sebagai pembelajaran.

5. Akhir pekan

Sudah menjadi kebiasaan di seluruh kantor, karyawan biasanya memiliki semangat kerja pada Senin-Kamis. Pada Jumat, karena Sabtu sebagian kantor libur, yang ada di benak kebanyakan karyawan adalah cara menghabiskan liburan di akhir pekan. Akibatnyam setiap Jumat ritme kerja cenderung menurun. Perketat pengawasan pada hari ‘rawan’ ini, dan pastikan mereka bekerja seperti biasanya.