Rabu, 28 Juli 2010 By: ArtiHapsari

Sabar Itu Manifestasi Iman

Hidup di dunia itu tak selamanya mulus. Dalam perjalanannya, sesekali menghadapi rintangan, belokan, tanjakan dan turunan. Tak jarang kita menemui jalan yang sempit, lorong yang gelap, penuh genangan, dan duri dalam perjalanan.

Lumrah jika seorang hamba mendapati dirinya dalam tagis dan sedih, bahkan di saat orang-orang di sekelilingnya tertawa, senang dan bahagia. Suatu saat hidup kita berada pada suasana lapang, di saat lain meratapi kesempitan. Semua itu merupakan irama kehidupan yang penuh dengan kenikmatan. Dinamika sedih dan senang merupakan sunatullah yang berlaku bagi semua manusia tak terkecuali orang-orang yang ma`sum yaitu Nabi dan RosulNya. Mereka adalah manusia-manusia yang diuji Alloh dengan ujian yang paling berat, tetapi mereka adalah orang yang paling dicintai oleh Alloh. Mereka diuji dengan penderitaan, hidup miskin, kekurangan, dan sakit-sakitan, hidup yang penuh dengan tantangan dan perjuangan. Tapi justru mereka adalah tokoh-tokoh yang kokoh, kuat karena senantiasa diuji oleh Alloh. Hingga mereka mendapat gelar ulul azmi-orang-orang yang luar biasa kesabarannya.

Setelah mengingat kembali cerita-cerita ujian dari para kekasih Alloh, maka kita juga dapat mengambil hikmah bahwa kita harus senantiasa bersyukur ketika kita mendapatkan nikmat dan ujian yang datang silih berganti, bahkan terkadang datang bersamaan. Maka sabar dan syukur merupakan dua nilai yang tak terpisahkan bagai sayap burung yang saling menyeimbangkan. Ketika burung tersebut terbang, maka sabar dan syukur dapat menjadi penyeimbang, dan ketika burung tersebut mendarat, maka sabar dan syukur dapat menjadi system pendaratan yang menyelamatkan.

Rasulullah bersabda : “Sungguh menakjubkan perkaranya orang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dalam hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin, yaitu : jika mendapat kelapangan ia bersyukur, karena ia mengetahui bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia mengetahui bahwa hal tersebut terbaik baginya” (HR Muslim)

Di dalam Al Qur`an dan Hadits, disebutkan pernyataan sabar dengan berulang-ulang, bahwa memang ialah bekal utama dalam hidup. Jika orang mengatakan sabar itu ada batasnya, maka itu merupakan alibi orang-orang yang sudah tidak sanggup lagi menanggung ujian. Sabar itu tidak ada batasnya. Padanya terdapat pahala yang juga tidak terbatas.

Sabar merupakan sikap teguh hati tanpa mengeluh di luar kewajaran pada apa-apa yang hadir dalam hidup kita, hingga pada akhirnya kita menemukan kebahagiaan pada sikap ridho, ikhlas serta berserah diri.

Dalam surat Yusuf, diceritakan kisah tentang nabi Yusuf dari awal hingga akhir surat. Di awal surat terdapat kalimat “Ini adalah sebaik-baik kisah”. Sedangkan di akhir cerita, diulang dengan kalimat yang sama “ Yang demikian adalah sebaik-baik kisah”. Dari kecil, nabi Yusuf sudah didzolimi oleh kakak-kakaknya,menjadi bujak, bahkan dimasukkan ke penjara. Dan semuanya dilaluinya dengan kesabaran. Dalam hal ini mengandung hikmah bahwa tak pantas kita menganggap cukup atas kesabaran kita karena telah diuji dengan ujian paling berat, sehingga mnjadikan cara-cara haram sebagai penyelesaiannya.

Sabar memang sangat erat kaitannya dengan keyakinan. Di balik ujian yang dialui dengan kesabaran, maka kita akan menemukan kehendak Alloh lebih besar dari kemauan kemudahan untuk kita. Meyakini akan ada pagi setelah malam, akan ada pelangi setelah hujan di siang hari, ada musim semi setelah musim kemarau, maka kita pun yakin akan ada makhroja(jalan keluar) dalam setiap ujian.

Itulah keyakinan

Maka sabar merupakan manifestasi iman, sabar merupakan satu perbendaharaan dari berbagai perbendaharaan syurga. Sabar diterapkan dalam seluruh sisi kehidupan, pada saat ada ujian, bahkan pada saat menggapai sukses dan bahagia

Dia akan berbuah karunia berupa kehormatan, lalu melimpahkan pula rahmat dan kasih sayang, hidayah dan kemuliaan. Itulah prestasi untuk orang yang sabar. Maka tidak ada yang rugi dalam sabar

Ishbir…

“Apabila Aku menguji hambaKu dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka Aku akan gantikan syurga baginya” (Hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Bukhori)

Buat semua yang sedang diuji oleh Alloh...termasuk yang menulis....

Happy Milad for my mam


Tanggal 27 Juli hari bersejarah buat mamaku. Anak kedua dari pasangan Bapak Sirad dan Murdini telah berusia 54 tahun. Tapi ada yang beda dengan ultah mama tahun ini. Mama sakit....


Sakitnya si udah lama, awalnya kaena kecapean, trus kebanyakan makan obat maag jadilah sakit dari bulan november 2009. Januari kemarin, berat badannya
turun 23 kg, dari 54 kg ke 31 kg....Masya Alloh, kasihan sekali mama, mama tidak pernah sakit dulu..

sekarang memang masa pemulihan, tapi mama ga bisa capek, dan suka ngedrop..hmmm...pengen sekali setiap hari aku mengurusnya...Ya Robb jagalah ia karena penjagaanku tak sampai padanya.


Tadi malam aku mendengarkan suaranya, mama bercerita banyak, aku mendengarkan, tapi tak menyimaknya..aku hanya mendengarkan suaranya, dan terus berdoa semoga mama selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan..

mama tidak perlu merisaukan kondisiku, aku ga depresi ko, aku bahagia, walupun harus perpanjangan masa OJT aku tetep bahagia ko...

mama td malem ngajarin doa nisfu sya`ban (padahal bagiku nisfu syaban adalah hari istimewa sebagaimana hari-hari yang lain), trus doa mudah jodoh, doa kalo ketemu pimpinan, aku iya -in aja, soalnya aku kan cuman mau denger suaranya...

Moga-moga mama senantiasa diberikan kesehatan, diberi kekuatan dalam hidupnya, diberi penjagaan yang lebih dari Alloh, dan diijabah semua keinginannya oleh Alloh...

Wish u all the best mam, love u...
Jumat, 23 Juli 2010 By: ArtiHapsari

Tak Tergantikan

















Kalian Tak tergantikan....

Tafakkur 11 Sya`ban

HP ku rusak
Monitorku Konslet- ga bisa buka PC and TV
Flash diskku ilang-Banyak data ilang juga
" Harus banyak istighfar dan bersabar...."

Tadi pagi-pagi aku melihat orang berjualan kursi dari kayu..digendong lagi
liat juga bapak tua masih berjualan kopi
liat juga bapak tua jualan gas gas 3 kg -nyang di dorong
" Ngilu-Harus banyak bertasbih ...."

Ujian ku jauh lebih mudah dari mereka...
I love U....

Love U Always, my lovely...
Ada saja alasan untukku bangun lebih pagi...


Selasa, 20 Juli 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Bahagia Itu Pilihan

Jam dua dini hari saat sampai di pool bus di daerah Cibeureum-Bandung, sengaja aku menunggu pagi untuk menuju kost. Sambil makan bubur ayam (untuk saur), mengobrol dengan para penjual menjadi aktivitas yang pasti kulakukan jika aku pulang dari perjalanan Tegal-Bandung. Tapi ada yang tidak biasa, malam itu aku melihat seseorang yang sangat ramah, dia terlihat bercengkerama dengan penjual bubur ayam tersebut tentang kejadian-kejadian lucu ketika memijat para tentara tadi, tapi dia menghadap ke jalan, menyamping dari arah penjual bubur, dan dia membawa tongkat. Otomatis hal tersebut membuatku kaget-ngilu hatiku melihatnya, ternyata lelaki tersebut buta. Kuperhatikan dengan seksama, tapi dia tidak terlihat kaku atau sedih dengan keadaannya, dia terlihat sumringah di pagi buta yang dingin. Setelah makan, dia pamit pulang kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, yang pastinya tak bisa dia hitung berapa jumlahnya. Tawanya yang menyenangkan menyampaikan pesan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam dirinya. “Aku bisa pulang sendiri”, mungkin begitu kira-kira ekspresinya.


Kulihat ia berjalan, menyebrang jalan perlahan, kadang berhenti, tersandung sedikit, garuk-garuk kepala sebentar. Mengkhawatirkan. Lalu aku bertanya pada penjual bubur, apakah tidak apa-apa dia berjalan sendirian. Penjual tersebut tersenyum memberitahuku tak perlu khawatir padanya. Dia seorang yang mandiri dan berani, dan dia berjalan dengan mata hati. Seketika itu aku berhenti makan dan semakin memperhatikan bagaimana laki-laki tersebut berjalan. Kulihat masih ada senyum ketika dia menoleh ke samping sekedar untuk menghadapkan telinganya ke depan untuk mengintai keadaan. Ada mata hati yang membimbingnya.

Ya..MATA HATI…ia lah yang mampu meneropong jauh hidupnya. Ia dapat menterjemahkan keadaan untuk selalu berada pada posisi kesyukuran, meskipun dia menyadari ada kekurangan yang tak bisa dihindari. Kekurangan yang dimiliki membuatnya harus mengasah mata hatinya untuk selalu pada kondisi syukur yang produktif. Inspiring people…

Dia mengajariku untuk selalu memilih kosa kata “BAHAGIA” meskipun dalam kekurangan. Dia mengajariku tentang makna bahagia dalam keadaan apapun yang Alloh hadirkan pada hidup kita, bukan saja di saat sedang lapang. Ketika kita mendapati diri dalam keadaan sempit, ada musibah, maka kita harus cepat-cepat mengasah MATA HATI kita untuk senantiasa memilih kata bahagia dalam keadaan syukur. Dan kita perlu menyiapkan 1000 alasan untuk memilih bahagia sebagai pilihan kita.

Bahagia merupakan kosa kata yang mudah untuk dilakukan untuk keadaan yang menguntungkan dan serba ada. Padahal bahagia itu amatlah mudah jika kita bisa menyederhanakan keinginan dan angan kita pada sesuatu yang humanis. Dia merupakan bentuk pemerdekaan diri terhadap tuntutan-tuntutan diri pada Alloh tentang keinginan dan nafsunya, sehingga menghadirkan pilihan Alloh adalah tepat - menjadi alasan untuk bahagia. Belum tentu apa yang kita inginkan, baik menurut Alloh, dan belum tentu apa yang menurut kita buruk, maka buruk pula di hadapan Alloh.

Sulit memang untuk membayangkan hal tersebut, tapi itu lebih membuat hati kita lebih ikhlas, ridho dan lapang untuk menjalani hidup. Berusaha menyematkan rasa syukur yang termanifestasikan dalam suasana bahagia. Dia tidak iri melihat kelapangan orang lain, dan juga tidak membandingkan kesempitan diri dengan kesempitan orang lain. Melihat orang-orang yang jauh tidak beruntung di bandingkan kita menjadi alasan kita tetap bahagia. Tiap perkara sudah ada hitungannya. Pahala ujian tak akan tertukar, semuanya dihitung dengan perhitungan yang amat teliti. Dan orang yang memilih bahagia, akan lebih berfokus pada amal-amal yang bisa membuat dia lebih bersyukur atas keadaan sempit yang dia rasakan.

Tak ada pilihan lain selain kita memilih bahagia, karena persepsi manusia tentang sempit terkadang terlalu didramatisir. Bahagia adalah hak kita sebagai bentuk rasa syukur. Jika kita tak memilihnya , maka akan membuat diri kita jauh dari syukur dan menjadikan diri menjadi pribadi yang kufur.

Tetaplah berfikir positif dan ikhlas dalam menyikapi kisah yang menghampiri kita karena menunda keikhlasan sama saja dengan melanjutkan kegelisahan. Selalu ada keteguhan dalam kesabaran, ada hikmah dalam kesyukuran untuk hambaNya yang senantiasa berikhtiar, berdoa dan bertawakal. Dia tak akan pernah menyiakan hambaNya yang selalu ingat padaNya.

Jadilah orang yang tangguh. Karena orang-orang yang tangguh adalah mereka yang menjadi besar karena terpaan ujian yang tiada henti, tetap berjuang dengan berbagai keterbatasan, kuat dalam kesendirian, tegar di tengah kekecewaan, dan tetap beramal optimal dalam ketidakterkenalan. Alloh menguji keikhlasan hambaNya dalam kesendirian, Alloh memberi kedewasaan ketika ujian berdatangan dan Alloh melatih ketegaran dalam kesulitan..

Maka, pilihlah bahagia…..

Senin, 19 Juli 2010 3 komentar By: ArtiHapsari

Hai Ladies..

Sudah kubilang jangan terlalu yakin
Mulut lelaki banyak juga tak jujur
Bila sakit hati wanita bisanya nangis

Sudah ku bilang jangan terlalu cinta
Kalau patah hati siapa mau nolong
Seperti langit dan matahari tak bersatu lagi

Hey ladies jangan mau di bilang lemah
Bila wanita sudah beraksi dunia hancur

Hey ladies sekarang cinta pakai otak
Jangan mau rugi hati dan juga rugi waktu

Memanglah tak semua laki-laki busuk
Namun ladies tetaplah harus waspada
Semogalah kita semua akhirnya
Mendapatkan cinta yang tulus

Sudah kubilang jangan terlalu yakin
Mulut lelaki banyak juga tak jujur
Bila sakit hati wanita bisanya nangis
(by Rosa * ada lirik yang sengaja dihapus)


Lucu juga lirik lagunya rosa…Tapi bagian reffnya bikin aku pengen komentar..

Hai ladies…jangan mau dibilang lemah…itu kosa kata yang harus digaris bawahi..kita bukan makhluk lemah..Alloh menciptakan wanita dengan segala keunikannya, maka banggalah menjadi wanita..

Tidak jarang kita sering dicurhatin kisah tragis cinta, virus merah jambu yang melanda semua wanita..yang pada intinya hati tersayat-sayat bagai tak ada logika seorang wanita rela melakukan apa saja demi laki-laki…

Gubrakkkk!!!

Dunia ini tak perlu lah memikirkan lelaki bagai tak ada lagi semangat hidup tanpa si doi, sampe males makan, lemes kalo lagi kesepian, berasa tak ada semangat hidup, tak ada gairah kerja…lebaiiiiii

Alloh Maha Pencemburu. Dialah kekasih kita yang senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan, Dia selalu hadir dalam nafas kita. Dialah yang senantiasa memberi hiburan di kala kita sedih, memberi tawa dikala bibir ini kelu, memberi yang manusia tak bisa berikan..penjagaan siang dan malam…

Tak pantaslah kita terpuruk hanya karena laki-laki. Cinta di atas Cinta kita adalah Alloh, Sang Maha Pencinta, maka jadilah pencintaNya. Nikmat rasanya menjadi kekasih Alloh, hati senantiasa tenang, lisan senantiasa lembut, langkah terasa ringan bagi orang-orang yang menjadikan Alloh sebagai kekasihnya. Dia tak pernah mengecewakan sebagaimana manusia, Dia tak pernah menyakiti, tak pernah berbohong pada kita. Lantas apa sebab kita menjadikan manusia sebagai sekutuNya??? Bangun pagi, yang diingat nelpon doi, mau makan yang diingat doi dah makan belum? Mau tidur yang diinget ngucapin met bobo…giliran dibohongin,,,hidup bagaikan sebelah nyawa…

Waduh…gawat….

Taukah kita wahai wanita..

Alloh menjadikan wanita dengan 2 tangan yang hebat. Dia mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan, mampu melakukan pekerjaan sebagai seorang istri, seorang pekerja, seorang ibu, seorang tetangga, seorang menantu, seorang teman sekaligus. Wanita punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dari keterpurukan dan semuanya dilakukan dengan dua tangan

Allah menciptakan wanita yang punya kekuatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, mampu melakukan pekerjaan jauh lebih lama dan lebih tekun dari pria.

Alloh menciptakan wanita begitu lembut. Tapi Alloh memberikan kekuatan yang luar biasa dalam kelembutannya sehingga wanita dapat mengatasi masalah yang berat dan menumpuk bahkan lebih dari laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Wanita tidak hanya mampu berfikir, tapi dia juga ahli negosiasi

Alloh membuat wanita kelihatan lelah dan rapuh, seolah-olah terlalu banyak beban dirinya. Tapi sebenarnya itu bukan lelah ato rapuh, itu air mata. Itulah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggan.

Wanita mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.

Mampu menyanyi saat menangis, mampu menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia rela berkorban demi keluarga dan orang-orang yang dicintainya

Mampu berdiri melawan ketidakadilan

Cintanya tanpa syarat

Dia menangis saat melihat anaknya menjadi pemenang

Dia girang dan bersorak saat sahabatnya tertawa

Dia mampu mengekspresikan sedih, duka, tawa dan bahagia..

Dialah penyejuk jiwa

Wanita, taukahkah bahwa kita adalah makhluk yang luar biasa? Bukan makhluk yang lemah?

Taukah bahwa kekuatan kita dapat meruntukan dunia?

Gelegarmu dapat menggoncangkan dunia?

Dukunganmu kepada suamimu bisa menjadi penyokong umat?

Didikanmu pada anak-anakmu bisa menjadikan anakmu menjadi pemimpin dunia?

Lalu mengapa kau merasa menjadi makhluk yang lemah????

Wanita bukanlah makhluk yang lemah…

The woman is the strong powerfull person..

Lalu apa yang menyebabkanmu lemah hanya karena putus cinta? Atau menangis mengemis cinta?
Kamis, 15 Juli 2010 4 komentar By: ArtiHapsari

Narsis dulu ahh

mau narsis ahh..
clingak-clinguk..ada yang protes ga ya???




















he....mau narsis dulu

kalo foto yang rame-rame...ntu foto yang bikin aku nangis...januari 2009..waktu ntu ceritanya perpisahan si dadik yang ketrima cpns di pwkt...
tapi banyak yang ga ikut foto si, soalnya ita lagi kerja, si ragil kemana ya??...
pertamanya si harusnya dresscodenya kuning, soalnya kita kan udah sering pake pink..he...



aku udah nyampe kantor tu...eh di sms ma dewi, katanya pake pink, alesannya dadik bajunya udah dipack, jadinya pake pink yang mau dipake pulang..hmmmmmm...gubrakkk
kerjaan numpuk, masa ane kudu pulang lagi ganti baju pink?? demi persahabatan deh, aku pulang ke rumah lagi, tapi ya itu..ga gratis...dewi kudu ku omelin dulu...supaya tau, tiap janji harus komit, trus kalo mau ganti perjanjian tu harus konfirm dulu donk ma yang kerja trus liat timingnya, jangan mepet...

belum puas lewat sms, begitu ketemuan di studio pake baju pink..(aq alamat lembur mpe malem ni di kantor coz keluyuran),,,langsung deh buka pintu studio..trus liat ada yang nangis...
siapa ya?? siapa lagi kalo bukan dewi...huhuhuh...aku kan belum ngomel, ko udah nangis duluan?? aku gmn donk?? cup-cup..aku mnta maaf deh...

ya udah, aku kan baik, mari kita ke ruang make up...mencoba bulu-bulu, topi, huuuu...narsis dimulai..menunggu umi datang..eh, ummi pake kuning...yah ga apa-apa..yang penting kita foto-foto..kayaknya fotografernya geleng-geleng kepala...

yang lainnya undercover ja lah...banyak lucu and nggilaninya..

kalo foto yang atunya si...foto ku ma cece kirani..
kagak ada yang boleh protes and maki-maki ya...kan fotonya ma akhwat juga....siapa tau ketularan ..he...




Selasa, 13 Juli 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

1 SYABAN, Saatnya mulai Berkonsentrasi Persiapan Ramadhan…

Hari ni kita masuk ke hari pertama bulan sya`ban…wuih…cepet banget ya…sepertinya baru kemarin kita selesai puasa…tapi tetep aja, di akhir ramadhan lalu, masih banyak target yang belum terpenuhi, tapi kita saat ini juga belum mepersiapkan apa-apa aja bekal- bekal untuk menyambut ramadhan supaya ga keteteran seperti ramadhan yang lalu. Pantaslah kita merenung, mengapa kita belum optimal di ramadhan tahun lalu? Sibuk kerja? Tidak juga. Sibuk memikirkan mudik? Memikirkan baju baru? THR? Jika pertanyaan tersebut dijawab tidak, maka apa dong sebabnya?? ternyata satu kata. Persiapan ! Ya, semacam ‘Warming-Up” (pemanasan) untuk menyambut bulan ramadhan. Ajang latihan untuk menyambut ‘The Real Battle Time‘. Ramadhan, I’m In Love !


Disadari atau tidak, fenomena ‘kalah sebelum bertanding’ sudah menjadi tradisi yang membudaya. Kenapa? Ramadhan ibarat sebuah momen pertandingan, katakanlah Piala Dunia (Padahal kita ga pernah ngerasain masuk kualifikasi ya..he…). Seandainya kita masuk ke ajang piala dunia, pasti tim kita akan mendapatkan hasil yang paling baik pula. Tentu persiapannya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari, bulan, bahkan [mungkin] hingga hitungan tahun. Bukan berarti Indonesia kalah sebelum bertanding lo di ajang piala dunia..meskipun kayaknya udah pol-polan tu…Fenomena ‘kalah sebelum bertanding’ muncul karena tim tidak melakukan persiapan secara sungguh-sungguh, kerja keras dan optimal. Bahkan yang paling fatal adalah menjadikan ajang pertandingan yang sesungguhnya sebagai waktu ‘yang tepat’ untuk latihan. Ato Bahkan beberapa adalah pecundang. Sudah dapat dipastikan kekalahannya bukan ?. sama halnya dengan ajang perlombaan, maka persiapan menyambut bulan Ramadhan pun harus dilakukan jauh-jauh hari. Targetnya apa? Gelar bergengsi dunia-akhirat, medali “Taqwa“! yang disematkan langsung oleh Rabb kita, Kekasih Tercinta.

Ya, begitulah sesungguhnya Ramadhan. Bulan yang oleh sebagian kita masih dianggap biasa-biasa saja, dengan melepaskan kesempatan emas memperebutkan gelar bergengsi tersebut. Hendaknya seorang muslim ibarat seorang atlet. Persiapan menjelang bulan Ramadhan sangat amat diperlukan sekali [hiperbolis mode: ON]. Persiapan untuk menata hati, meluruskan
orientasi dan memperbaiki diri. Persiapan apa saja?

1. Persiapan Ruhiyah. Orang-orang yang saleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datangnya bulan Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Biasanya mereka berdoa : "Allohumma Bariklana fii rajabna wasya`ban wabalighna Ramadhan” artinye :Ya Allah, Berikanlah kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan.

Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam Surat At-Taubah Allah melarang kita melakukan berbagai maksian dan kedzaliman sejak bulan Rajab. Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat untukmenyambut bulan yang paling suci.

2. Persiapan Mental. Niat yang bersih untuk membersihkan hati menyambut bulan Ramadhan. Yang terbiasa bangun setelah waktu shubuh, cobalah untuk bangun sedikit lebih awal, sebelum shubuh. Cerahkan wajah dengan berwudhu, segarkan fikiran dengan banyak bersujud, sehatkan mata dengan air mata taubat, basahkan lidah dengan membaca beberapa ayat-ayat cinta-Nya secara tartil (perlahan). Semoga dengan ini, mata, fikiran, lisan dan perbuatan kita semakin terbiasa untuk dijaga. Paksa diri untuk lebih baik lagi dalam beribadah.

3. Persiapan Ilmu. Mau jadi penyerang tapi gak tau caranya nyetak gol? Mau ikutan lomba marathon tapi gak tahu lintasannya? Cape deh. Semua ada rahasianya: Ilmu. Mau sukses di Bulan Ramadhan? Pakailah ilmu. Mumpung Ramadhan masih ada beberapa hari di depan kita, gak ada salahnya kalau dari saat inilah segala sesuatunya dipersiapkan. Mulai dari niat berpuasa, hingga hal-hal yang membatalkan puasa. Ayo baca buku fiqus shaum (aku punya, mau pinjem??), download di kantor juga bisa, dengerin ceramah, ya pokoknya jangan ampe masuk bulan Ramadhan ga tau ilmunya. Apalagi ni para wanita, awas kecentok tamu bulanan masih bingung, pake pil KB ato ga (buat yang udah nikah), maka harus lebih punya ilmu.

4. Persiapan Fisik. Ramadhan merupakan bulan dimana ibadah puasa adalah wajib hukumnya. Tidak boleh ditinggalkan selama tidak ada alasan yang membolehkannya. Puasa? Ya, latihan berpuasa! Saat inilah yang tepat untuk latihan berpuasa setelah lama kita ‘hibernate‘ sejak Ramadhan tahun lalu. Bisa berpuasa dengan memanfaatkan momen puasa Nabi Daud A.S (Sehari puasa, sehari tidak), puasa tengah bulan/Yaumul Bidh (tanggal 13,14,15 tiap bulan), atau puasa Sunnah Senin-Kamis dan bisa juga berpuasa di bulan Sya’ban (bulan sebelum Ramadhan). Semakin banyak berlatih, tentu hasilnya akan semakin optimal bukan?. Olah raga juga penting, jangan males gerakin badan. Makan dijaga supaya kagak salah makan tu perut, trus jaga juga pola istirahat. Waktunya kerja, istirahat , makan,..Jangan sampe kerja lupa makan, lah kita kerja buat cari makan ko…

Di musim yang ga mendukung ni, kita juga harus jaga kesehatan. Sebenernya kita udah masuk ke musim kemarau pendek ( Juli – September 2010).. tapi jenisnya kemarau basah- buat yang domisili di bandung dan sekitarnye, jadi masih ada hujan-hujannya. Siapin payung di tas, pake jaket kalo keluar naik motor, jangan kebanyakan pasang kipas angin, ya upaya preventif deh..

Trus yang penting, jangan sampe stress..Hidup itu udah banyak ujian, tiap orang punya ujian, jangan dikira cuman kite aje yang lagi ada cobaan. Kebanyakan sumber penyakit asal muasalnya dari stress. Santai aja menjalani hidup. Kuncinya tetap syukur, to`at dan roja (ruh pengharapan) pada Alloh. Uhhh…jadi santai hidup ni meskipun pun pundak kita lagi ngangkat orang..he..(lebaiii)

5. Persiapan Materi. Maksudnya apa? Buat persiapan buka puasa? Beli baju baru. (gubrakkk) Tentu saja tidak sesederhana itu. Maksudnya adalah mempersiapkan tangan kanan kita untuk senantiasa berada di atas tangan kiri. Berlatih mengikhlaskan hati untuk berbagi. Tidak perlu banyak, tetapi yang terpenting adalah rutinitas. Siapin kotak amal pake kotak susu bekas (bagi yang tiap bulan dapet jatah susu dari kantor..he..). Juga penting untuk membuat strategi/sistem manajemen keuangan menjelang Ramadhan. Tidak sedikit dari kita yang justru malah banyak pengeluaran yang ‘gak manfaat’ di bulan Ramadhan. Jangan lupa agar memberikan yang terbaik untuk Zakat Fithrah. Biar amalan satu bulan Ramadhan tidak sia-sia. Oh ya, kalo mau zakat ke aku juga boleh, biasa, proyek ramadhan, buat nambah pahala..ntar disalurin ke lembaga zakat…(promosi mode on)

Dari Usamah bin Zaid, ia bertanya pada Rasulullah SAW : “ Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada sebuah bulan yang lebih banyak dari puasamu di bulan sya’ban ? “. Maka Rasulullah SAW menjawab : “ (Sya’ban) itu adalah bulan antara Rojab dan Ramadhan yang kebanyakan manusia melalaikannya. Sya’ban adalah bulan dimana amalan-amalan diangkat menuju sisi Tuhan Semesta Alam, karenanya aku suka ketika amal-amalku diangkat, sementara aku dalam keadaaan berpuasa “ (HR Nasa’i)

Dari riwayat Abu Hurairah ra beliau bersabda : “ Betapa banyak orang berpuasa tapi tidak ada baginya pahala puasa kecuali lapar saja, dan betapa banyak orang sholat malam (tarawih), tapi tidak ada baginya pahala kecuali (kelelahan) begadang saja” (HR An-Nasa’i).
Rabu, 07 Juli 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

MENGGAPAI PERTOLONGAN ALLOH

Jika kita menggunakan kata “pertolongan”, maka hal tersebut identik dengan kesulitan, karena pada umumnya kita meminta pertolongan pada saat-saat sulit. Kepada teman atau saudara juga kita meminta pertolongan pada saat kita merasa susah, sedangkan pada saat senang dan bahagia, kita sering melupakan saudara kita. Begitu pula konteks meminta pertolongan kepada Alloh yang seringkali kita sampaikan hanya pada saat-saat sulit, bahkan rengekan, tangisan, bahkan nazar tak jarang kita haturkan pada sang Robbul Izzati, sajadah kita tiba-tiba sering sekali basah, ibadah kita juga tiba-tiba melampaui batas kadar biasa. Tapi Alloh sang Maha Lembut tetap saja menerima rangkulan kita, mengijabah semua doa kita. Tapi apakah sekiranya kita memperlakukan manusia sebagaimana kita memperlakukan Alloh, dimana kita hanya merengek saat kita sulit dan melupakannya saat kita senang? . Maka bolehlah kita merenungkan, apakah saudara / teman kita akan tersenyum saat menyambut permintaan tolong dari kita?

Maka janganglah kita menjadi manusia yang hanya meminta pertolongan kepada Alloh hanya pada saat-saat sulit. Kita harus senantiasa meminta pertolongan Alloh yang berupa ta`yid (dukungan). Ta`yid bisa berupa penjagaan dari Alloh, dukungan di saat kita sedang melakukan amal kebaikan, kemudahan dalam beramal, dan kemenangan atas usaha yang kita lakukan untuk agama ini bahkan teguran jika kita melakukan keteledoran. Janganlah seperti dikisahkan dalam surat Yunus ayat ke 12 :” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.”

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tawakal, itu sama halnya dengan meminta pertolongan Alloh. Dalam keadaan senang, bahagia, duka, sempit maupun lapang, meminta petunjuk dan pertolongan pada Alloh harus senantiasa kita lakukan. Beberapa hal yang dapat mengupayakan datangnya pertolongan Alloh antara lain :

a. Mengupayakan hati dan diri dalam suasana yang layak untuk diberikan pertolongan dari Alloh. Senantiasa menghadirkan campur tangan Alloh pada diri kita jauh membuat kita lebih ridho terhadap setiap keputusanNya. Biarlah kita menguraikan setiap scine yang telah Alloh tetapkan dengan hati yang lapang. Dalam keadaan apapun, jangan paksa orang di sekeliling kita tertuntut untuk berempati pada diri kita. Biarlah Alloh saja yang menjadi pelindung diri kita, karena Dialah yang menjadikan ujian, dan Dia juga yang akan memberi jalan keluar. Tidak ada yang sulit bagi Alloh. Tugas kita hanyalah menjadikan ujian tersebut menjadi kemuliaan di hadapanNya.

Upayakanlah kita berada pada suasana iman yang kondusif, lingkungan yang kondusif dan ibadah yang baik. Ujian kita jadikan lahan intropeksi supaya kita lebih bijak lagi dalam hidup. Iman terkadang menjadi naik ketika kita sedang mengalami ujian, maka jadikanlah ia sebagai jembatan penghubung kedekatan kita dengan Alloh.

b. Meyakini bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk ladang amal kita yang nantinya akan kita tukar dengan syurgaNya. Bekerja, belajar, berumah tangga, bermasyarakat harus kita jadikan ladang amal kebaikan. Dan tentunya harus kita ikhlaskan untuk Alloh. Jadikan perkara kita di dunia sebagai bekal di akherat, karena tugas kita diciptakan di muka bumi adalah untuk senantiasa beribadah dan berbuat kebaikan.

Adapun ujian yang mengahampiri kita hanyalah bumbu dalam rangkaian episode kehidupan. Di dunia ini tidak ada masalah, karena masalah hanyalah persepsi manusia menyebut ujian dari Alloh. Bagi seorang muslim, kesulitan yang hadir dalam diri kita harus disikapi sebagai ujian, bukan masalah, karena masalah identik dengan kerumitan. Sedangkan ujian identik dengan rahmat di dalamnya jika kita bersabar dalam mengarunginya.

Tetaplah berbuat kebaikan, jangan berhenti beramal, dan jangan jadikan amal kita sebagai kambing hitam hadirnya ujian. Tetap lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

c. Tidak berputus asa dari rahmat Alloh karena Dia lebih mengetahui diri kita dari pada kita sendiri. Dan seperti diterangkan dalam surat Al Baqoroh ayat 286, Alloh menyatakan bahwa Dia tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuannya. Harus kita yakini itu.

Kita tidak boleh menyerah dengan ujian Alloh, kita harus juga berusaha mencari solusi atas ujian tersebut. Tidak lantas hanya menyerah pada nasib. Alloh tidak akan mengubah ujian kita jika kita pun tak berusaha keluar dari permasalahan. Dalam surat Al Insyiroh ayat 6 dan 7, Alloh juga menjelaskan tentang adanya kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Alloh menerangkan pada ayat 6 dan diulang lagi pada ayat selanjutnya. Ini menandakan bahwa Alloh menaruh kemudahan bersama dengan kesulitan, tinggal tugas kita mencari celah untuk mengambil kemudahan tersebut.

Janganlah berkeluh kesah, karena itu cenderung berburuk sangka pada Alloh.
Tetaplah tersenyum meskipun berat, namun harus dipercaya bahwa senyum itu membuat hati kita menjadi lebih lapang. Berprasangaka baiklah pada Alloh yang akan memberi rahmat untuk kita. Dan tetaplah berbuat baik, niscaya akan ada jalan keluar..

d. Berdoa dengan penuh kepasrahan
Tak lupa pesan yang paling utama adalah senantiasa berdoa dengan penuh kepasrahan. Sentuhkanlah kening pada sajadah lebih lama, menangislah jika itu lebih membuat kita lebih tenang, dan semoga tangis itu menjadi saksi pertobatan kita di hadapan Alloh. Dan tetaplah optimis.


* Buat kakakku, and my family, thanks for yor support. Mama, cepet sembuh ya...
* Kutulis tazkiyah ini untuk dibaca oleh hati, semoga menjadi penggugah pada titik kesadaran paling dalam
Jumat, 02 Juli 2010 2 komentar By: ArtiHapsari

BEGINILAH CARA ALLOH MENDEWASAKAN KITA

Setiap orang pasti mengalami proses pendewasaan diri. Tentunya dengan caranya masing-masing. Hampir semua orang juga mengatakan bahwa dewasa adalah pilihan. Dewasa bukan ditandai dengan bertambahnya usia, karena faktor usia bukanlah jaminan sesorang dianggap dewasa. Dewasa merupakan sikap yang diekspresikan seseorang terhadap berbagai masalah, dan biasanya ekspektasinya akan sangat terlihat ketika seseorang sedang mengalami ujian yang berat. Maka itulah saatnya seseorang dikatakan sedang mengalami proses pendewasaan diri. Dan bisa dikatakan bahwa semakin banyak dan berat ujian kehidupan, maka semakin banyak pula pembelajaran pendewasaan dalam hidup.

Lalu bagaimanakah jika seseorang tidak bersikap dewasa dalam menyikapi suatu masalah, maka dia akan mendapatkan masalah yang sama terus menerus sampai pada akhirnya dia tau bahwa Tuhan akan menguji hambaNya pada titik yang sama sampai dia berhasil melaluinya. Maka dewasa adalah pilihan, sekarang atau besok atau tidak.

Ketika kita memohon kekuatan, maka Alloh akan memberi kesulitan agar kita menjadi kuat.
Ketika kita memohon kebijaksanaan, maka Alloh akan memberi masalah untuk dipecahkan.
Ketika kita memohon kesejahteraan, maka Alloh akan memberi akal untuk berpikir.
Ketika kita memohon keberaniaan, maka Alloh akan memberi bahaya untuk diatasi.

Terkadang Alloh memberi kita tangis, supaya kita belajar tentang bahagia. Terkadang Alloh member kita kehilangan, supaya kita memahami makna kebersamaan. Terkadang juga Alloh memberi kita kesempitan supaya kita dapat memaknai kesempatan. Alloh juga terkadang memberi kita duka supaya kita semakin menghargai saat-saat suka.

Bersyukurlah karena kita tidak memiliki semua yang kita inginkan, karena jika ia, apalagi yang hendak kita cari?? Semuanya akan terasa hampa tanpa humanis-kosong dan isi. Bersyukurlah saat kita tidak mengetahui sesuatu, karena itu akan memberi kita kesempatan untuk lebih banyak lagi belajar. Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kita hadapi, karena saat itulah kita akan tumbuh menjadi dewasa. Bersyukurlah atas kesalahan – kesalahan yang kita perbuat, karena itu akan memberi motivasi untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Karena kita terkadang membutuhkan masa-masa sulit, supaya kita dapat belajar dan mengetahui makna hidup dan lebih bijak dalam penyikapannya.

Alloh senantiasa mencintai hambaNya tanpa terkecuali, tapi pastinya dengan caraNya yang tidak kita ketahui. Seperti halnya orang tua yang menyayangi kita, maka mereka memberikan hadiah kepada kita terkadang dengan cuma-cuma, tapi terkadang juga setelah kita lelah berusaha. Begitu pula Aloh. Dia memberi kita kado, terkadang langsung diberikan, terkadang juga harus melalui langkah yang terseok-seok ketika kita meraihnya. Jika dianalogikan dengan kado, Alloh memberikan kita mutiara yang indah, tapi untuk mengambilnya kita perlu pengorbanan. Mutiara tersebut dibungkus dari kerang yang kotor, kemudian dibungkus lagi dengan plastik, dibungkus lagi dengan kertas kado yang besar, dibungkus lagi dengan bungkusan yang lebih besar dan lebih besar lagi, kemudian diikat dengan benang yang kusut, kemudian di beri papan berpaku..maka kita ketika ingin mengambil hadih tersebut harus bersabar dan ikhlas. Satu persatu kita membuka bungkusan tersebut terkadang dengan air mata, dengan duka, dan sebagainya. Tapi begitulah cara Alloh mencintai hambaNya, tak selamanya mulus.

Alloh ingin membentuk kita menjadi pribadi yang matang, dewasa dan berkarakter tauhid. Karakter yang matang ini bisa diwujudkan apabila kita semakin terasah dan bijak dalam menyikapi hidup. Karakter matang itu bisa diibaratkan dengan santan kelapa. Untuk menjadikannya santan, maka pertama-tama kelapa akan di JATUHkan dulu ke tanah, kemudian di TARIK semua serabutnya, diBERSIHKAN cangkangnya, diPARUT isinya, diPERAS parutannya, barulah dia menjadi santan. Begitulah pula cara Alloh mendewasakan kita.

Tugas kita sebagai hambanNya hanyalah mengurai satu persatu hadiah dan skenario yang Alloh berikan pada kita dengan sikap yang arif dan bijak. Tidak reaktif dan tidak pula apatis. Semuanya diekspresikan dengan rona dan rasa yang tepat dan takaran yang pas, tidak berlebihan dan tetap tenang (ithmi`nan). Jika kita bisa mengandalikannya, maka hati kita dapat terasa lapang dan semakin meyakini akan ada pertolongan Alloh. Bagaimana supaya pertolongan itu datang? Maka usahakanlah kita berada pada suasana yang layak untuk mendapatkan pertolongannya.

Biarlah ujian itu “bermetafora” dari duka menjadi suka, dari sempit menjadi lapang, dari tangis menjadi bahagia, atau bahkan menjadi “Ironi” jika ujian tersebut mengubah suka menjadi duka, dari lapang menjadi sempit, dari bahagia menjadi tangis. Tugas kita hanyalah menjadikan metafora dan ironi tersebut menjadi sebuah KEMULIAAN di hadapan Alloh. Karena beginilah cara Alloh mengajari kita tentang hidup dan kehidupan…

Tux my sister, tanks for your smile and support. Walaupun sekarang kita sedang tidak bersua, tapi aku yakin doa-doa robithoh kita tersamapaikan untuk senantiasa memberikan semangat. Dan aku yakin, kita menjadi pribadi yang semakin dewasa sekarang dengan segala intrik dalam hidup kita masing-masing..Buat yang di Jkt, Depok, Bali, Smg, Pwkt, Kalimantan,,,and semuanya…keep fight ukhti….