Rabu, 07 April 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Degradasi Lingkungan Waduk Cirata

ABSTRAK


Waduk Cirata merupakan salah satu waduk kaskade yang terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Citarum Jawa barat yang pada saat pembangunannya ditujukan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk Cirata terbentuk dari adanya genangan air seluas 62 km2 yang membendung Sungai Citarum. Genangan waduk tersebut tersebar di 3 (tiga) Kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Bandung. Waduk Cirata mempunyai fungsi utama sebagai pembangkit energi listrik dan fungsi tambahan antara lain untuk budi daya ikan jaring terapung, lalu lintas air, sebagai reservoir atau penyediaan air, pertanian, dan pengembangan ekonomi lainnya.

Sejak pertama kali dioperasikan pada tahun 1988, telah terjadi perubahan pola hidup masyarakat yang pada awalnya adalah sebagai petani garapan menjadi bergantung pada pemanfaatan waduk cirata. Perekonomian masyarakat berkembang dengan alasan usaha baru di waduk Cirata seperti budidaya ikan jaring apung yang menguntungkan sehingga banyak pendatang yang tertarik untuk melakukan usaha di waduk Cirata dan sekitarnya. Keberadaan waduk Cirata secara ekonomi telah memberikan dampak positif terhadap berbagai kalangan baik pemerintah, masyarakat dan pengusaha.
Namun, pemanfaatan waduk Cirata yang tidak terkendali dapat menciptakan dampak negatif bagi ekosistem yang ada di dalam waduk maupun masyarakat sekitarnya, antara lain dampak lingkungan yang semakin menurun sejak pemanfaatan waduk tersebut karena beban pencemar yang terlalu besar. Penyebab degradasi kualitas lingkungan waduk Cirata antara lain budidaya keramba jarring apung (KJA) yang tidak terkendali, limbah industi di hulu sungai Citarum, sampah yang mengotori waduk dan air lindi dari TPA Sarimukti. Akibat yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut adalah menurunnya kualitas air waduk Cirata, adanya logam berat karena air limbah industri dan juga korosifitas pada turbin pembangkit listrik. Pengelolaan yang kurang komperhensif di waduk Cirata juga menjadi penyebab pengelolaan waduk Cirata kurang maksimal. Untuk itu diperlukan upaya pelestarian yang komperhensif dari seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan waduk Cirata guna mengembalikan waduk Cirata menjadi waduk yang lestari.

Ruhul Istijabah

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan Rosul apabila Rosul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah kalau sesungguhnya Alloh membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan “ (QS Al Anfak : 24)

Setiap mukmin memahami bahwa hakikat kehidupan adalah mencari kemuliyaan hidup di sisi Alloh. Kita akan senantiasa berjalan dan berlari menempuh jalan kebahagiaan abadi di sisiNya. Dan adakah jalan yang lebih mulia dari pada jalan yang dipilih Rosul dan para sahabatnya yang dapat membawa kita kepada kehidupan abadi dan puncak kebahagiaan selain dakwah Rosul dan beliau katakan sebagai jalan pengikutnya?


”Katakanlah , ”Inilah jalan(agamaku), aku dan dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (Yusuf : 108)

Setiap mukmin juga menghayati bahwa kematian itu datangnya cuma satu kali dan pasti datang, maka ia akan memilih seni kematian yang indah dan mulia di sisi Alloh. Dan adakah kematian yang lebih mulia dan sangat dirindukan oleh hanba-hamba yang beriman selain mati dalam jihad fi sabilillah? Allohumma laa

Dakwah dan jihad adalah dua kata yang saling berkaitan dan seyogyanya terpatri dalam jiwa muslim yang menghendaki kehidupan mulia di sisi Alloh, oleh karenanya kita harus senantiasa menancapkan azzam untuk beruapaya istiqomah dalam aktivitas dakwah ini, karena itulah jalan untuk mencapai kemuliaan di hadapan Alloh.

Tidak ada yang telah membuat usia para sahabat, para ulama seperti Abu Bakar, Ali, Utsman, Umar, Saad, Abu Hanifah, dan sebagainya selain dakwah dan jihad fi sabilillah yang mereka geluti, seolah-olah usia mereka tidak lekang oleh zaman dan selalu terukir indah dalam sejarah. Kehidupan mereka menjadi amat berarti karena mereka sigap menyambut seruan Alloh dan RosulNya. Para sahabat dan para ulama mempunyai ruhul istijabah yang sangat luar biasa dan menghantarkan mereka pada puncak keimanan dan kebahagiaan.

Namun perlu kita cermati, datangnya ruhul istijabah itu merupakan buah dari keimanan dan kecintaan kepada Alloh, sang pemberi kebahagiaan, dan bukanlah datang dengan tiba-tiba. Kesigapan itu hadir dari kekuatan maknawinah , dari hati yang tidak lalai dari taufik dan ri`ayahNya. Maka kita patut untuk mengevaluasi diri kita, sudahkah kita menghadirkan diri ini untuk senantiasa memahami hakikat kehidupan abadi di akherat sehingga kita berhak untuk mendapatkan riayah rabbaniyah yang membuat ruhul istijabah menjadi karakter dalam diri kita?. Seberapa kuatkan ruhul istijabah ini mewarnai diri, lisan, akhlak dan perilaku kita sehingga segala resiko duniawi dalam dakwah dan jihad menjadi kecil di mata kita? Lalu apakah dalam menterjemahkan ruhul istijabah itu kita termasuk orang yang menimbang-nimbang amal kebaikan?

”Apakah (orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus masjidil Haram ,kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian serta berjihad di jalan Alloh? Mereka tidak sama di sisi Alloh dan Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim. Orang yang beriman dan berjihad di jalan Alloh dengan harta benda dan dirimereka , adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Alloh, dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan” (At Taubah :19-20)

Kekuatan ruhul istijabah inilah yang membuat Anas bin An Nadhr r.a memberikan respon yang spontan ketika pasukan muslim terdesak oleh pasukan musyrikin di perang uhud ” Ya Saad! Surga...surga....aku mencium baunya di bukit uhud”. Kemudian beliau maju menjemput syahid hingga jenazahnya tidah dapat dikenali, kecuali oleh saudara perempuannya lewat jari tangannya.

Hal itu pula yang menjadikan hanzholah sebagai Sang Ghasil Al Malaikat (yang dimandikan malaikat). Beliau segera merespon panggilan jihad, meski ia dalam keadaan junub di malam pertama pernikahannya dan belum sempat mandi besar. Dan juga kita bisa melihat respon Umair Ibn Al Humam ketika akan maju perang Badar. Rosul menyemangati tentang surga ” Bangkitlah menuju surga yang luasnya langit dan bumi”. Dan seketika itu Umair segera membuang biji kurma yang sedang dikunyahnya sambil berkata ” Jika saya hidup sampai selesai memakan kurma ini, betapa lamanya menanti surga”. Lalu Umairpun maju berperang hingga gugur di medan badar

Ruhul istijabah juga muncul karena pemahaman kita tentang qodoya umat (permasalahn umat) dan mas`uliyatud dakwah (tanggung jawab sebagai dai). Dua hal ini tidak dapat diraih jika kita tidak mempunyai kepekaan yang besar (Daqiqus Syu`ur), bukan semata pengetahuan teoritis maupun pengetahuan manajerial organisasi. Orang yang tidak memahami permasalahan yang menimpa umat, sangat sulit jika kita berharap responnya untuk menghindari apalagi memberikan solusi berupa amal, tidak sebatas konsep dan teori. Jadi, dai muslim diharapkan dapat mempunyai daqiqus syu`ur yang membuatnya tersentuh dengan logika bahagia dan terluka pas (sesuai) dengan tempatnya, dan dapat menghadirkan solusi dalam setiap permasalahn, bukan menjadi qodhoya. Sifat daqiqus syu`ur dan ruhul masuliyah mengharuskan kita untuk selalu berinteraksi dengan permasalahan umat dan terus memahaminya tanpa menunggu orang lain memahamkannya untuk kita. Sifat inilah yang menjadikan kita mempunyai respon yang spontan dengan energi luar biasa, meskipun sebenarnya kita secara pribadi dalam keadaan lemah.

Ikhwah fillah, betapapun lemahnya kita, betapapun beban kehidupan dunia yang kita hadapi ini amat berat, maka janganlah membuat kepekaan kita untuk selalu mempunyai ruhul istijabah itu lenyap. Lihatlah saudara kita di Palestina, yang tidak merasa kalah dan terpuruk meskipun ribuan orang telah menjadi korban, dan negeri yang hancur porak poranda. Mereka tidak pernah berhenti untuk senantiasa berjihad, berproduktivitas, dan semangat untuk bangkit. Itu semua tidak mungkin dimiliki jika mereka tidak mempunyai keyakinan, bahwa Alloh lah yang akan menolong mereka karena mereka telah menegakan kalimat Alloh.

Marilah kita renungkan, sudahkah kita berkonsentrasi dan beramal benar-benar untuk umat? Memikirkan bagaimana cara-cara efektif untuk melakukan expansi dan perluasan dakwah? Sudahkan kita menyumbang pendapat, kreatifitas, inovasi dan pemikiran kita untuk dakwah yang lahir dari evaluasi kerja dakwah selama ini? Apakah kita gembira dan bahagia ketika kita menerima perintah, tugas dan amanah dengan semangat yang gegap gempita? Ataukah kita merasa rugi karena kita banyak berkorban, sedih karena kehilangan banyak waktu untuk aktivitas dakwah? Dan sudahkah kita mengeluarkan sebagian dari rizki kita untuk kita infakan di jalan dakwah? Untuk kemenangan dakwah ini..

Ikhwah fillah, betulkan kita adalah para aktivis dakwah? Apa buktinya? Renungkanlah dan segera terjemahkan teori yang kita punya dalam bentuk amal, jangan terlalu banyak merenung dan berkontemplasi yang berkepanjangan tanpa kesudahan. Wallohu`alam.
Selasa, 06 April 2010 1 komentar By: ArtiHapsari

Kenapa aku diuji?

Terkadang secara tidak sengaja lisan-lisan kita mengeluarkan kata-kata keluhan atas ujian hidup. Padahal dalam hati kecil kita mengetahui bahwa datangnya ujian adalah dari Alloh, dan kita juga paham bahwa ujian akan berakhir sebagaimana pelangi akan hadir setelah hujan di siang hari, ataupun seperti matahari yang akan muncul setelah tenggelam.. Kita manusia adalah tempatnya ujian, bukan karena Alloh tidak menyayangi kita, tapi karena Alloh ingin memberi pelajaran hidup kepada kita, supaya kita dapat survive dan semakin dewasa dalam menyikapi hidup. Pertanyaan-pertanyaan itu, cukuplah dalam hati yang akan kita adukan kepada Sang pemberi Ujian supaya kita diberi kekuatan dalam menjalaninya, meminta kepada Sang Pencinta supaya menguatkan pundak kita, bukan doa supaya Alloh memberi keringanan ats ujian. Yakinlah bahwa takaran ujian sudah dihitung denganamat teliti oleh Alloh, tidak ada yang tertukar ataupun salah perhitungan di hadapanNya...

Yuk kita kaji pertanyaan itu, dan kita renungkan jawabannya....


KENAPA AKU DIUJI?

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta." Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." -Surah Al-Baqarah ayat 216

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." -Surah Al-Baqarah ayat 286

RASA FRUSTASI?

"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman." - Surah Al-Imran ayat 139

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)." -Surah Al-Imran ayat 200

"Dan mintalah pertolongan(kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" -Surah Al-Baqarah ayat 45

APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dr org2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka... ..-Surah At-Taubah ayat 111

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain drNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal." -Surah At-Taubah ayat 129

AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!

"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir." -Surah Yusuf ayat 12

Dan apabila kamu diberikan penghormatan dengan sesuatu ucapan hormat seperti memberi salam), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah dia (dengan cara yang sama).Sesungguhnya Allah sentiasa menghitung tiap-tiap sesuatu. -Surah An-Nisaa' ayat 86


Keep fight buat semuanya ya..

keep smile, biarlah Alloh yang akan menunjukkan jalan-jalan keluar atas kerumitan kita, dan hilangkanlah lisan-lisan yang penuh dzon pada Alloh...

Dengan cinta karena Alloh
Kamis, 01 April 2010 0 komentar By: ArtiHapsari

Selalu Ada Jalan Keluar

Suatu masalah itu jika menyempit, maka tabiatnya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah sunnah kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk meridhoi kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Allah SWT " Alam nasyrah laka sadrak...." ( Bukankah kami lapangkan dadamu ). Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.


Wahai yang berkeluh tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih. Sesungguhnya dalam pakaian Yusuf AS terdapat obat yang menyembuhkan kebutaan dua mata Ya'kub AS. Sesungguhnya dalam air dingin yang diguyur kesekujur tubuh, adalah kesembuhan bagi penyakit yang di derita Ya'kub AS.

Untuk rasa sakit, ada kesembuhan. Untuk penyakit, ada obat. Untuk haus, ada air. Untuk kesulitan, ada kelapangan. Dalam kesempitan, ada kebahagiaan. Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang. Api yang menghimpit Ibrahim Al Khalil, bisa menjadi mudah dan dingin. Lautan di hadapan Musa AS bisa terbelah dan digunakan untuk berjalan. Yunus Bin Matta AS, akhirnya keluar dari tiga gulita, karena kasih sayang Allah Al Jaliil (Yang Maha Mulia ). Rasulullah Al Mukhtar ( yang Terpilih ) pernah berada di dalam gua, dikelilingi oleh para kuffar. Hingga berkata Abu Bakar Ash Shiddiq ra, " Sesungguhnya orang-orang kafir hanya berjarak beberapa
jengkal. Kami khawatir bila terjadi kehancuran. " Berkata Rasul sang pemilik keyakinan dengan penuh ketegasan, " Sesungguhnya Allah bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita. Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.

Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh. Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk. Kepada orang yang ternodai pemahamannya dalam masalah taqdir. Bekerjalah dan beramallah, sesungguhnya Allah SWT justru menurunkan hujan setelah manusia putus ada terhadap hujan.

Adalah Bilal pernah terkapar di atas tanah tandus, tapi dialah yang kemudian menaiki Ka'bah Baitullah untuk mengumandangkan seruan adzan. Dialah yang memperdengarkan bumi dengan suara langit. Adalah Yusuf AS pernah lama terpenjara di balik jeruji besi. Tapi kemudian ia bisa menjadi seorang Raja Mesir setelah Al Aziz. Adalah Umar Bin Khattab ra seorang penggembala kambing di Mekkah. Lalu dialah orang yang bisa menebarkan keadilan dalam masa kekuasaannya. Lalu namanya terpahat di baju besi. Lalu dia yang memotong tali pelanggaran. Lalu dia yang suaranya menggelegar menghentak penguasa tiran.

Allah SWT pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Allah berikan setelah kesulitan? Allah SWT yang mematahkan tali pengikat orang-orang yang terpenjara di jeruji para penguasa otoriter. Allah SWT yang akan menghapus air mata anak-anak yatim. Apakah engkau pernah melihat orang
faqir yang selamanya tidak mempunyai uang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya? Apakah engkau mendapati seorang tahanan selamanya berada di dalam penjara yang gelap? Tidak ada bencana yang terus menerus terjadi. Karena di sana ada Allah SWT Yang Maha Sendiri dan satu-satunya Tempat Meminta.

Siapapun yang melazimkan istighfar, maka Allah SWT akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya. Allah SWT yang akan memberinya jalan penyesalan terhadap setiap kegundahannya. Laa HAULA Wa Laa Quwwata Illa Billah, tidak ada daya dan upaya kecuali Allah SWT. Dengan kalimat itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati,
seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa ridho kepada Allah Al Jalal.

Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya waktu subuh yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung. Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir. Beritakanlah kegembiraan kepada orang faqir dengan harta yang bisa mengusir kematian.

Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda. Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan. Sesungguhnya Allah SWT menghilangkan bencana dengan ketulusan do'a dan kebersihan harapan. Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada dzikir, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan
putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.

Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alas an yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Allah SWT. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Allah SWT pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdo'alah dan nantikanlah jalan keluar dari Allah SWT. Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran.
Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran. Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan. Kesulitan menghapuskan dosa. Kesulitan memperbanyak pahala.

Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Setiap musibah itu mempunyai tujuan. Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdo'a dan meminta kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT menyelamatkan dan melindungi kita. Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Allah memberi makan dan minum untuk kita. Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan
keresahan, lalu Allah memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran. Kemudian Allah SWT memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.

Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya. Yang Terkenal dengan Pemberiannya. Yang Maha Meberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.

Jangan Menyerah

Tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
seaakan hidup ini tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik

Tuhan pasti menunjukkan
Kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar
Dan tak kenal putus asa


Teman, adek, sahabat, sungguh apa yang tercatat dalam likrik tersebut sungguh dalam. Betapa kita sebagai manusia tak henti-hentinya mengeluh dan mengumpat segala apa ang telah Alloh berikan kepada kita.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan agar kamu jangan terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan kepada kamu dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al-Hadid: 22-23)

Kehidupan dunia bersifat fana. Sementara. Persis seperti kuncup bunga yang mekar dan wangi. Setelah itu jatuh gugur dan mengering disapu angin lalu. Tak beda dengan embun pagi. Kala mentari mulai meninggi, embun menguap tanpa meninggalkan jejak yang berarti.

Begitulah hakikat dunia. Karenanya segala kesenangan yang kita kecap adalah sementara. Kesusahan yang membelit pun fana. Keyakinan seperti ini adalah vitamin bagi jiwa kita untuk bisa membangun kekuatan tawazun (keseimbangan). Jiwa kita tak akan dipenuhi kesombongan dan over rasa bangga kala meraih kesuksesan dan mengecap kesenangan. Hati kita pun tidak merasa sempit, putus asa, apalagi rapuh tatkala dirundung musibah dan kegagalan.

Sikap tawazun akan terasa lezat kita kecap manakala jiwa kita melepas rasa belenggu kesusahan dan kebingungan dengan berupaya meminta bantuan kepada Allah Yang Mahakuat dan Mahakaya. Bersamaan dengan itu, kita tapaki jejak-jejak amal usaha yang bisa menjadi sebab ikhtiar kita untuk keluar belenggu dari kesusahan. Setelah itu, kita ridha dengan apa hasilnya dan pasrah pada ketentuan Allah swt. yang Mahatahu dengan maksud kehendak-Nya atas diri kita.

Sebagai mukmin sejati, kita berhajat betul pada cara pandang seperti itu agar hidup kita bisa lurus. Agar benar-benar mengurat-akar dalam jiwa, kita butuh contoh. Dan cukuplah bagi kita kisah ketawazunan para nabi dan orang-orang shalih terdahulu. Itulah cermin bagi langkah-langkah kita menapaki kefanaan ini.

Sejarah orang-orang shalih mengajarkan kepada kita bahwa setiap keberhasilan di dunia nilainya terletak pada tujuan kita. Pada niat untuk apa sesuatu itu kita capai. Bila kesuksesan yang kita rengkuh itu bertujuan untuk kebaikan diri kita dan umat manusia, maka kesuksesan itu kebaikan dan keberkahan bagi kita. Namun bila kesuksesan itu tidak kita kaitkan dengan akhirat melalui niat ikhlas, maka kesuksesan itu adalah sementara. Kesuksesan yang menipu.

Sebaliknya, jika kita gagal, kita perlu mencari tahu sebab-sebabnya. Dan kita yakin betul bahwa kegagalan yang tidak mengakibatkan kemunduran diri kita dari hal-hal yang bersifat ukhrawi adalah bukan kegagalan yang hakiki. Karena kesuksesan yang hakiki adalah kesuksesan yang berkenaan dengan kehidupan akhirat. Camkan ayat berikut ini.

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, maka sesungguhnya ia beruntung. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali Imran: 185)

Sungguh apa yang tersedia dalam kehidupan dunia ini jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan apa yang dicita-citakan dan diangankan manusia. Karena itu, beruntunglah orang yang selalu menghubungkan apa-apa yang diperolehnya di dunia di sepanjang hidupnya dengan akhirat yang sangat luas dan kekal.

Jangan biarkan diri kita menyerah dengan kondisi kekinian, baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Kita harus selalu mengarahkan pandangan pada akibat, dengan itu kita akan keluar dari kungkungan kekinian menuju ke masa depan yang luas

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

JANGAN MENYERAH...hidup itu indah, jalani dengan amal yang terbaik..pasti ada pertolongan Alloh dalam setiap ujian yang diberikan

kenalan ma Arti

Namaku Arti Hapsari, lahir di Tegal tahun 1985.Aku lulusan teknik lingkungan Universitas Diponegoro Semarang dan sekarang bekerja di PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali) Badan Pengelola Waduk Cirata.

ketika aku mahasiswa, aku aktiv di Rohani Islam, Senat Fakultas, KAMMI dan KAMDA Semarang. Aku suka sekali berorganisasi, berteman dan berdiskusi..hobiku diskusi dan silaturahmi..

Alamat rumah ortu di Tegal tepatnya di desa Mejasem Kecamatan Kramat. Sekarang aku kos di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat...


Sebenarnya sudah lama sekali aku ingin punya blog sendiri, sehingga tulisan-tulisan, gambar, imajinasiku bisa ku share...

Sebenernya si karena aku melihat peluang amalku jauh lebih berkurangdari pada sebelum aku kerja di bandungni..dulu aktivitsku dimulai jam 6 baru pulang kos ya jam 9..sekarang setelah aktivitas rutin kerja, aku merasa bahwa di sinilah aku harus banyak beramal dan berkarya, berbeda dengan dulu, tapi mencoba mengambil peluang yang sama, peluang amal...

sepertinya udah cukup perlkenalannya...mg blog ini bermanfaat..amin