Jumat, 02 Juli 2010 By: ArtiHapsari

BEGINILAH CARA ALLOH MENDEWASAKAN KITA

Setiap orang pasti mengalami proses pendewasaan diri. Tentunya dengan caranya masing-masing. Hampir semua orang juga mengatakan bahwa dewasa adalah pilihan. Dewasa bukan ditandai dengan bertambahnya usia, karena faktor usia bukanlah jaminan sesorang dianggap dewasa. Dewasa merupakan sikap yang diekspresikan seseorang terhadap berbagai masalah, dan biasanya ekspektasinya akan sangat terlihat ketika seseorang sedang mengalami ujian yang berat. Maka itulah saatnya seseorang dikatakan sedang mengalami proses pendewasaan diri. Dan bisa dikatakan bahwa semakin banyak dan berat ujian kehidupan, maka semakin banyak pula pembelajaran pendewasaan dalam hidup.

Lalu bagaimanakah jika seseorang tidak bersikap dewasa dalam menyikapi suatu masalah, maka dia akan mendapatkan masalah yang sama terus menerus sampai pada akhirnya dia tau bahwa Tuhan akan menguji hambaNya pada titik yang sama sampai dia berhasil melaluinya. Maka dewasa adalah pilihan, sekarang atau besok atau tidak.

Ketika kita memohon kekuatan, maka Alloh akan memberi kesulitan agar kita menjadi kuat.
Ketika kita memohon kebijaksanaan, maka Alloh akan memberi masalah untuk dipecahkan.
Ketika kita memohon kesejahteraan, maka Alloh akan memberi akal untuk berpikir.
Ketika kita memohon keberaniaan, maka Alloh akan memberi bahaya untuk diatasi.

Terkadang Alloh memberi kita tangis, supaya kita belajar tentang bahagia. Terkadang Alloh member kita kehilangan, supaya kita memahami makna kebersamaan. Terkadang juga Alloh memberi kita kesempitan supaya kita dapat memaknai kesempatan. Alloh juga terkadang memberi kita duka supaya kita semakin menghargai saat-saat suka.

Bersyukurlah karena kita tidak memiliki semua yang kita inginkan, karena jika ia, apalagi yang hendak kita cari?? Semuanya akan terasa hampa tanpa humanis-kosong dan isi. Bersyukurlah saat kita tidak mengetahui sesuatu, karena itu akan memberi kita kesempatan untuk lebih banyak lagi belajar. Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kita hadapi, karena saat itulah kita akan tumbuh menjadi dewasa. Bersyukurlah atas kesalahan – kesalahan yang kita perbuat, karena itu akan memberi motivasi untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Karena kita terkadang membutuhkan masa-masa sulit, supaya kita dapat belajar dan mengetahui makna hidup dan lebih bijak dalam penyikapannya.

Alloh senantiasa mencintai hambaNya tanpa terkecuali, tapi pastinya dengan caraNya yang tidak kita ketahui. Seperti halnya orang tua yang menyayangi kita, maka mereka memberikan hadiah kepada kita terkadang dengan cuma-cuma, tapi terkadang juga setelah kita lelah berusaha. Begitu pula Aloh. Dia memberi kita kado, terkadang langsung diberikan, terkadang juga harus melalui langkah yang terseok-seok ketika kita meraihnya. Jika dianalogikan dengan kado, Alloh memberikan kita mutiara yang indah, tapi untuk mengambilnya kita perlu pengorbanan. Mutiara tersebut dibungkus dari kerang yang kotor, kemudian dibungkus lagi dengan plastik, dibungkus lagi dengan kertas kado yang besar, dibungkus lagi dengan bungkusan yang lebih besar dan lebih besar lagi, kemudian diikat dengan benang yang kusut, kemudian di beri papan berpaku..maka kita ketika ingin mengambil hadih tersebut harus bersabar dan ikhlas. Satu persatu kita membuka bungkusan tersebut terkadang dengan air mata, dengan duka, dan sebagainya. Tapi begitulah cara Alloh mencintai hambaNya, tak selamanya mulus.

Alloh ingin membentuk kita menjadi pribadi yang matang, dewasa dan berkarakter tauhid. Karakter yang matang ini bisa diwujudkan apabila kita semakin terasah dan bijak dalam menyikapi hidup. Karakter matang itu bisa diibaratkan dengan santan kelapa. Untuk menjadikannya santan, maka pertama-tama kelapa akan di JATUHkan dulu ke tanah, kemudian di TARIK semua serabutnya, diBERSIHKAN cangkangnya, diPARUT isinya, diPERAS parutannya, barulah dia menjadi santan. Begitulah pula cara Alloh mendewasakan kita.

Tugas kita sebagai hambanNya hanyalah mengurai satu persatu hadiah dan skenario yang Alloh berikan pada kita dengan sikap yang arif dan bijak. Tidak reaktif dan tidak pula apatis. Semuanya diekspresikan dengan rona dan rasa yang tepat dan takaran yang pas, tidak berlebihan dan tetap tenang (ithmi`nan). Jika kita bisa mengandalikannya, maka hati kita dapat terasa lapang dan semakin meyakini akan ada pertolongan Alloh. Bagaimana supaya pertolongan itu datang? Maka usahakanlah kita berada pada suasana yang layak untuk mendapatkan pertolongannya.

Biarlah ujian itu “bermetafora” dari duka menjadi suka, dari sempit menjadi lapang, dari tangis menjadi bahagia, atau bahkan menjadi “Ironi” jika ujian tersebut mengubah suka menjadi duka, dari lapang menjadi sempit, dari bahagia menjadi tangis. Tugas kita hanyalah menjadikan metafora dan ironi tersebut menjadi sebuah KEMULIAAN di hadapan Alloh. Karena beginilah cara Alloh mengajari kita tentang hidup dan kehidupan…

Tux my sister, tanks for your smile and support. Walaupun sekarang kita sedang tidak bersua, tapi aku yakin doa-doa robithoh kita tersamapaikan untuk senantiasa memberikan semangat. Dan aku yakin, kita menjadi pribadi yang semakin dewasa sekarang dengan segala intrik dalam hidup kita masing-masing..Buat yang di Jkt, Depok, Bali, Smg, Pwkt, Kalimantan,,,and semuanya…keep fight ukhti….

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dadik:
Thanx arti utk artikelnya, cukup menggugah, smoga aku bisa lebih bangkit. Kapan ya saat2 kita berkumpul kembali terulang??

ArtiHapsari mengatakan...

dadik..terkadang kita menyadari artinya mencintai saat kita sedang sendiri...
aku waktu ke semarang maret dulu ternya begitu lo..ga tau kena[pa..air maaku menetes tanpa sebab..ternyata baru kusadari aku mencintai kalian...

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...