Rabu, 07 Juli 2010 By: ArtiHapsari

MENGGAPAI PERTOLONGAN ALLOH

Jika kita menggunakan kata “pertolongan”, maka hal tersebut identik dengan kesulitan, karena pada umumnya kita meminta pertolongan pada saat-saat sulit. Kepada teman atau saudara juga kita meminta pertolongan pada saat kita merasa susah, sedangkan pada saat senang dan bahagia, kita sering melupakan saudara kita. Begitu pula konteks meminta pertolongan kepada Alloh yang seringkali kita sampaikan hanya pada saat-saat sulit, bahkan rengekan, tangisan, bahkan nazar tak jarang kita haturkan pada sang Robbul Izzati, sajadah kita tiba-tiba sering sekali basah, ibadah kita juga tiba-tiba melampaui batas kadar biasa. Tapi Alloh sang Maha Lembut tetap saja menerima rangkulan kita, mengijabah semua doa kita. Tapi apakah sekiranya kita memperlakukan manusia sebagaimana kita memperlakukan Alloh, dimana kita hanya merengek saat kita sulit dan melupakannya saat kita senang? . Maka bolehlah kita merenungkan, apakah saudara / teman kita akan tersenyum saat menyambut permintaan tolong dari kita?

Maka janganglah kita menjadi manusia yang hanya meminta pertolongan kepada Alloh hanya pada saat-saat sulit. Kita harus senantiasa meminta pertolongan Alloh yang berupa ta`yid (dukungan). Ta`yid bisa berupa penjagaan dari Alloh, dukungan di saat kita sedang melakukan amal kebaikan, kemudahan dalam beramal, dan kemenangan atas usaha yang kita lakukan untuk agama ini bahkan teguran jika kita melakukan keteledoran. Janganlah seperti dikisahkan dalam surat Yunus ayat ke 12 :” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.”

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tawakal, itu sama halnya dengan meminta pertolongan Alloh. Dalam keadaan senang, bahagia, duka, sempit maupun lapang, meminta petunjuk dan pertolongan pada Alloh harus senantiasa kita lakukan. Beberapa hal yang dapat mengupayakan datangnya pertolongan Alloh antara lain :

a. Mengupayakan hati dan diri dalam suasana yang layak untuk diberikan pertolongan dari Alloh. Senantiasa menghadirkan campur tangan Alloh pada diri kita jauh membuat kita lebih ridho terhadap setiap keputusanNya. Biarlah kita menguraikan setiap scine yang telah Alloh tetapkan dengan hati yang lapang. Dalam keadaan apapun, jangan paksa orang di sekeliling kita tertuntut untuk berempati pada diri kita. Biarlah Alloh saja yang menjadi pelindung diri kita, karena Dialah yang menjadikan ujian, dan Dia juga yang akan memberi jalan keluar. Tidak ada yang sulit bagi Alloh. Tugas kita hanyalah menjadikan ujian tersebut menjadi kemuliaan di hadapanNya.

Upayakanlah kita berada pada suasana iman yang kondusif, lingkungan yang kondusif dan ibadah yang baik. Ujian kita jadikan lahan intropeksi supaya kita lebih bijak lagi dalam hidup. Iman terkadang menjadi naik ketika kita sedang mengalami ujian, maka jadikanlah ia sebagai jembatan penghubung kedekatan kita dengan Alloh.

b. Meyakini bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk ladang amal kita yang nantinya akan kita tukar dengan syurgaNya. Bekerja, belajar, berumah tangga, bermasyarakat harus kita jadikan ladang amal kebaikan. Dan tentunya harus kita ikhlaskan untuk Alloh. Jadikan perkara kita di dunia sebagai bekal di akherat, karena tugas kita diciptakan di muka bumi adalah untuk senantiasa beribadah dan berbuat kebaikan.

Adapun ujian yang mengahampiri kita hanyalah bumbu dalam rangkaian episode kehidupan. Di dunia ini tidak ada masalah, karena masalah hanyalah persepsi manusia menyebut ujian dari Alloh. Bagi seorang muslim, kesulitan yang hadir dalam diri kita harus disikapi sebagai ujian, bukan masalah, karena masalah identik dengan kerumitan. Sedangkan ujian identik dengan rahmat di dalamnya jika kita bersabar dalam mengarunginya.

Tetaplah berbuat kebaikan, jangan berhenti beramal, dan jangan jadikan amal kita sebagai kambing hitam hadirnya ujian. Tetap lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

c. Tidak berputus asa dari rahmat Alloh karena Dia lebih mengetahui diri kita dari pada kita sendiri. Dan seperti diterangkan dalam surat Al Baqoroh ayat 286, Alloh menyatakan bahwa Dia tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuannya. Harus kita yakini itu.

Kita tidak boleh menyerah dengan ujian Alloh, kita harus juga berusaha mencari solusi atas ujian tersebut. Tidak lantas hanya menyerah pada nasib. Alloh tidak akan mengubah ujian kita jika kita pun tak berusaha keluar dari permasalahan. Dalam surat Al Insyiroh ayat 6 dan 7, Alloh juga menjelaskan tentang adanya kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Alloh menerangkan pada ayat 6 dan diulang lagi pada ayat selanjutnya. Ini menandakan bahwa Alloh menaruh kemudahan bersama dengan kesulitan, tinggal tugas kita mencari celah untuk mengambil kemudahan tersebut.

Janganlah berkeluh kesah, karena itu cenderung berburuk sangka pada Alloh.
Tetaplah tersenyum meskipun berat, namun harus dipercaya bahwa senyum itu membuat hati kita menjadi lebih lapang. Berprasangaka baiklah pada Alloh yang akan memberi rahmat untuk kita. Dan tetaplah berbuat baik, niscaya akan ada jalan keluar..

d. Berdoa dengan penuh kepasrahan
Tak lupa pesan yang paling utama adalah senantiasa berdoa dengan penuh kepasrahan. Sentuhkanlah kening pada sajadah lebih lama, menangislah jika itu lebih membuat kita lebih tenang, dan semoga tangis itu menjadi saksi pertobatan kita di hadapan Alloh. Dan tetaplah optimis.


* Buat kakakku, and my family, thanks for yor support. Mama, cepet sembuh ya...
* Kutulis tazkiyah ini untuk dibaca oleh hati, semoga menjadi penggugah pada titik kesadaran paling dalam

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...