Jumat, 05 Agustus 2011 By: ArtiHapsari

Etos Kerja d Bulan Ramadhan

Lucu sekali jika melihat keadaan kantor pada hari pertama puasa ramadhan. Yang seyogyanya diisi dengan kegembiraan, semangat…tapi ternyata realitanya adalah sebaiknya. Beberapa teman sengaja mengambil cuti untuk penyesuaian puasa pertama katanya. Ada juga yang sengaja mandi di kantor siang hari katanya supaya seger. Hampir semua orang yang kuhampiri menguap sampai keluar air mata saking ngantuknya, ada yang lemas sepanjang hari, bahkan ada yang emosinya meluap lebih dari biasanya.

Pemandangan seperti amat biasa dilihat di lingkungan yang memang di bulan bulan selain Ramadhan amat jarang berpuasa. Memang itu hanyalah sekelumit kisah puasa hari pertama di kantor, tapi nantinya lama kelamaan pasti akan menyesuaikan, dan tidak lagi terasa berat seperti hari pertama.

Tapi seyogyanya kita perlu melihat kisah kisah kepahlawanan yang dilakukan di bulan Ramadhan, supaya ini memotifasi kita yang hidup di tengah jaman digital 4D. Tahun 2 hijriah merupakan tahun pertama diperintahkan puasa ramdhan setelah nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Dan pada tahun itu pula, turun perintah untuk melakukan perang badar. Bayangkan saja, dalam keadaan berpuasa, para sahabat melakukan perang fisik untuk pertama kalinya. Fathu Makkah juga terjadi di bulan Ramadhan dengan mengerahkan 10.000 pasukan kaum muslim. Ramadhan tak menjadikan para sahabat membuat banyak alasan tidak berangkat menaklukan kota makkah.

Kemerdekaan kita juga diraih pada bulan Ramadhan. Jadi, sebenarnya, tidak ada hubungannya antara berpuasa dengan mengurangi aktivitas. Justru banyak agenda besar umat Islam dilakukan di bulan ramadhan.

*Yuk..jangan menjadikan alasan puasa Ramadhan ini menjadikan kita pribadi yang malas terutama dalam bekerja.

Manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya. Karenanya, Islam senantiasa memotivasi umatnya untuk terus bersemangat dalam bekerja dan berusaha. Setiap muslim harus berusaha untuk mandiri, tidak membebani orang lain, apalagi dengan meminta-minta setiap saat. Bekerja dalam Islam bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan, tetapi juga bagian dari pelaksanaan ibadah yang melahirkan kemuliaan. Dari Zubair bin Awwam, Rasulullah SAW bersabda : “ Jika salah seorang dari kalian pergi membawa kapaknya, lalu datang membawa seikat kayu bakar di punggungnya, lalu ia menjualnya hingga Allah menyelamatkannya dari kehinaan. Maka yang demikian itu jauh lebih baik dari ia meminta-minta pada orang lain. (HR Bukhori)

Inilah yang harus kita sadari bersama, menanamkan semangat kerja dan meyakinkan bahwa pekerjaan pada hakikatnya adalah sebuah ibadah, yang bukan hanya berbuah pahala tetapi juga menggugurkan dosa-dosa.

Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)

Setelah semangat dalam bekerja, tentu saja Islam juga mengingatkan kita agar menjaga sumber penghasilan kita hanya dari yang halal saja. Begitu banyak riwayat yang mengingatkan kita tentang bahayanya penghasilan yang haram.

Cukuplah kisah para istri salafus sholeh ini mengingatkan kita, dimana mereka senantiasa berpesan pada sang suami saat melepasnya bekerja : “ kami - anak istrimu- sanggup menahan lapar, tapi kami tak pernah sanggup menahan api neraka, karenanya carilah rezeki yang halal suamiku “.

Yuk..semangat bekerja dan menunjukkan etos kerja lebih baik lagi di bulan Ramadhan ini..

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...