Senin, 21 Juni 2010 By: ArtiHapsari

Tutuplah aib saudaramu, maka Alloh akan menutupi aibmu..

Abdul Malik bin Marwan pernah memutuskan hukuman potong tangan terhadap arab badui. Lalu badui tersebut kemudian memohon keringanan kepadanya seraya bersyair
Aku melindungi tanganku, wahai amirul mukminin
Dengan pengampunanmu agar tidak mengalami kecacatan
Tiada kebaikan di dunia, tidak pula pada kelanggengan
Bila tangan kiriku ditinggalkan oleh tangan kananku

Lantas Abdul malik berkata : “Demi Allah, tiada perlindungan (tempat lari) dari hukumanmu, wahai badui”
Kemudian ibu badui itu berkata : “Wahai amirul mukminin, ini adalah anakku, belahan jiwaku, satu-satunya harapnku dan sumber penghidupanku.”
Abdul malik menimpali : “Alangkah buruknya sumber penghidupan itu bagimu. Ketahuilah hukuman ini adalah ketetapan Allah.”

Maka sang ibu pun menjawab : “Benar, ini adalah sebuah ketetapan Allah, akan tetapi, terapkanlah ketetapan tersebut pada sebagian dosa-dosamu yang engkau memohon ampunan Allah untuknya, dan terapkan pula ketetapan itu pada aib-aibmu yang engkau sembunyikan !


Kalo kita melihat berita akhir-akhir ini tentang marknya video mesum yang beredar, pasti sontak kita akan menghujat orang-orang yang ada di video tersebut dengan hujatan dan doa yang terburuk karena mereka adalah penjahat moral

Kecaman, boikot juga tidak sedikit meskipun secara beramai-beramai orang juga menghakiminya. Itu perspektif yang memang harus dilakukan untuk memberantas kejahatan moral yaitu perzinahan. Tapi saya akan mencoba untuk memahaminya dari sisi yang lain , yaitu hikmah terbongkarnya suatu aib.

Satu aib yang dilakukan oleh seseorang dan ketika Alloh sudah membukanya, maka dia seakan tak punya muka lagi untuk bersua dengan orang lain, reputasi pun hancur, semua memandang sebelah mata kepada orang tersebut.

Maka pertanyaannya, apabila Alloh membuka semua aib kita kepada penduduk langit dan bumi, maka apakah kita bisa bernafas dengan santai di dunia ini. Atau kita memang tak punya aib sehingga kita merasa tak perlu malu. Bohong. Semua manusia punya dosa, kesalahan yang tak ingin diketahui oleh orang lain, cobalah untuk mengingat dan memusabahi diri, dosa apa saja yang telah kita lakukan dan berapa banyak dzikir yang telah kita lantunkan untuk meminta ampun atas khilaf kita? Pasti tak akan cukup.

Jika saja Alloh berkehendak untuk membuka aib kita dan menjejerkannya, maka kita akan berkata “Hentikan Alloh, aku malu Kau membuka aibku”..mungkin itu kira-kira jika saja Alloh membacakan runutan daftar aib kita. Berdiri punbahkan tak akan sanggup dan tak kuat melihat semua mata memandang sinis..tapi apakah itu akan terjadi? Mungkin di akherat kelak akan terjadi. Tapi Alloh saying pada kita, Dia menutup aib-aib kita di dunia.

Jika ingin Alloh senantiasa menutup aib kita, maka tutuplah aib orang lain. Kasus yang sekarang menjadi isu nasional sebenarnya diawali dari pengekspousan aib. Berita tersebut dibicarakan setiap hari, setiap jam, setiap waktu dimana-mana, di TV, di warung, di pasar, kantor, bahkan jadi ajang perburuan video yang pada akhirnya menambah daftar kemaksiatan yang lain.

Kasus perzinahan bukan hanya dilakukan saat ini saja, itu sudah menjadi tren di masyarakat dari dulu, video porno juga tidak sekarang ini saja, dari dulu sudah banyak yang melakukan perzinahan dan pembuatan video. Tapi mungkin berita ini menjadi hangat karena dicuatkan oleh media massa secara serentak dan besar-besaran, bahkan isu-isu politik nasional menjadi tidak penting lagi.

Jadi, sudahlah kita tutup membicarakan kasus ini, TV juga harus semakin bijak menyiarkannya, biarkanlah ini diurus secara hukum dan menjadi tanggung jawab instansi penegak hukum untuk mengurus sanksinya. Janganlah menjadi penyebar video tersebut dengan mem-bloothut-nya kepada oranglain-lain, tak perlu penasaran juga bagi yang belum melihatnya. Kita berharap semoga Alloh senantiasa menutup aib kita, karena kita pun bukan makhluk tanpa cela.

Tugas kita sekarang adalah bersikap hati-hati, senantiasa menjaga harga diri kita sebagai seorang muslim, dan doakan lah semoga bangsa ini menjadi bangsa yang madani, bangsa muslim yang menjadi panutan semua bangsa di dunia. Benahilah diri, benahi keluaga dan wujudkan masyarakat yang relijius…

Maka cobalah kita renungkan sebentar kalimat di bawah ini :Jika engkau terjatuh pada kemaksiatan yang sama dengan orang itu, apakah engkau akan menghukum dirimu sendiri, sebagaimana (seberat) engkau ingin menghukum orang lain tersebut?

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...