Jumat, 11 Juni 2010 By: ArtiHapsari

Berbuatlah Yang Terbaik, Biarlah Alloh yang Akan Memperjalankan Kita Pada Akhir Yang Indah

Baru beberapa waktu yang lalu kita kehilangan mantan ibu Negara, ibu Ainun Hasri Habibi..Sosoknya yang sebenaranya tidak setenar ibu Negara lain seperti Soekarni, Ibu Tin, Ibu Sinta Nuriah, Ibu Ani. Jika dibandingkan dengan ibu Negara yang lain, maka ibu Ainun adalah sosok yang tidak terlalu banyak dikenal, mungkin karena masa jabatan yang singkat.


Tapi setelah beliau meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2010 pada umur 72 tahun, sontak seluruh Indonesia segera melirik sosok tersebut, termasuk saya. Sosok tersebut ternyata membawa inspirasi saya untuk mengenalnya lebih banyak, terutama dedikasinya…Subhanalloh…
Hasri Ainun Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara putra dari H.Mohammad Besari, Arti dari nama Hasri Ainun berarti “mata yang indah”. Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Dokternya pada tahun 1961. Ia juga pernah bekerja di rumah sakit Cipto mangunkusumo, Jakarta. Ia menikah dengan B.J. Habibie yang juga teman bermain semasa kecil, pada tanggal 12 Mei 1962. Dari pernikahan ini, Ainun memiliki dua orang putra, Ilham Habibie dan Thariq Kemal Habibie, serta enam orang cucu.

Yang paling menarik dalam kematiannya, ketika saya melihat banyak sekali orang-orang yang mengahantarkan kepergiannya, banyak orang yang meng-elukan kebaikan dan jasa beliau. Tak sedikit orang menjabarkan dengan rinci kebaikan beliau..Itulah yang membuat saya kagum, sosok yang tak pernah kudengar, tapi dalam akhir hayatnya telah memberikan banyak inspirasi dan bekas jejak kebaikan yang menuntun. Itulah mungkin yang dicita-citakan oleh sebagian besar orang, menjadi orang yang selalu dikenal. Bahkan gelar yang tak sempat beliau tau di akhir hayatnya : 2 bintang jasa bintang jasa Adi Pradana dan Mahaputra Adipurna dari presiden bukti dedikasi yang tak berkesudahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi bukti nyata keteladanan Almarhumah. Tak banyak yang mengenalnya di masa hidup, tapi beliau banyak dikenang pada memori anak bangsa sebagai sosok yang luar biasa di akhir hidup. Semoga kita termasuk orang-orang yang digolongkan seperti itu…

Sema hidupnya mungkin bu Ainum tak berharap ada bintang jasa atau peghormatan yang teramat indah setelah beliau meninggal. Yang beliau lakukan adalah berkontribusi, berkarya, bekerja dan terus berdedikasi bagi bangsa. Oleh karenanya, Alloh memberinya akhir yang indah. Begitupun kita sebagai orang biasa, yang mungkin tidak mempunyai jabatan, kenalan juga itu-itu saja, komunitas yang bukan kaum borjuis, dsb. Tidak menutup kemungkinan akhir hayat kita pun dapat menjadi indah dan membawa inspirasi bagi orang lain. Kuncinya: Tetaplah berkarya, dan berdedikasi dalam bidang apapun.

Dalam pekerjaan pun seperti itu, jangan sampai apa yang kita lakukan selalu dihitung dengan ukuran materi. Mau bekerja jika ada bayarannya, jika tidak, maka tak mau bekerja, padahal setiap bulan sudah mendapat bayaran..hfff..Atau bisa juga ukurannya adalah penghargaan, boleh saja jika kita memperhitungkan karier dan ukuran materi yang lainnya, tapi yang wajarlah, jangan semua pekerjaan kita hubungkan dengan materi dan popularitas.

Atau juga dalam aktivitas kemasyarakatan, kita akan banyak memilih dan memilah mana kegiatan yang merugikan kita mana yang menguntungkan. Merugikan materi, uang, pikiran dan segalanya selalu dihindari, padahal kegiatan bermasyarakat adalah kegiatan sosial. Kita menjadi orang yang apatis dan tak bersosialisasi karena kita menghubungkannya dengan keuntungan materi. Huff
Lalu apa prestasi dan dedikasi kita? Apakah orang akan mengenang jasa kita yang selalu berhubungan dengan istilah untung rugi? Orang besar selalu dikenang karena dedikasi yang luar biasa yang dipersembahkan untuk umat manusia. Rasulullah meninggalkan banyak kebaikan karena sifat penyayang, pemurah dan tak kenal pamrih; pahlawan-pahlawan kita menjadi inprirasi karena karya dan perjuangan yang dipersembahkan untuk bangsa. Dan perempuan-perempuan hebat juga menjadi catatan dalam tinta sejarah karena pengorbanan mereka. Lalu apa yang bisa membuat kita menjadi orang yang layak dikenang?

Lagi-lagi marilah kita menginteropeksi diri kita, sudahkah ada dedikasi besar yang kita pesembahkan untuk perusahaan, untuk masyarakat, untuk orang-orang di sekitar kita?? Marilah kita menyempurnakan semua bentuk kebaikan kita sehingga pada akhirnya kita akan menuai hasil yang indah, bukan saat ini, tapi kita berharap amal kebaikan, dan pengorbanan yang kita persembahkan dapat menjadi amal, yang menjadikan Alloh ridho terhadap kita, dan memasukkan kita ke jannahNya, serta dapat menghadirkan inspirasi bagi orang-orang sekitar dan generasi sesudah kita.

Tugas kita hanya bekerja dan beramal. So, lakukanlah yang terbaik untuk umat tentunya dengan niat ikhlas lillahitaala, biarlah Alloh yang akan memperjalankan kita pada akhir yang indah….di dunia maupun di akherat…

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...