Selasa, 06 November 2012 By: ArtiHapsari

Mujahadah dalam Birul Walidain


Berbuat baik kepada orang tua itu bagi seorang anak ternyata indah bila kita melakukannya dengan mujahadah. Mujahadah artinya bersungguh-sungguh. Hakekatnya adalah melakukan yang terbaik dengan sepenuh jiwa raga untuk kebaikan orang tua dengan semampu kita, semampu kita dalam batas maksimal. Jika diumpamakan kita berlari mengelilingi lapangan sepak bola dengan kemampuan 10 putaran, maka yang namanya mujahadah kita yakin bahwa 10 putaran tersebut dilalui dengan penuh semangat, keyakinan penuh tanpa keluh, dan dengan waktu tercepat yang mampu kita berikan dengan sungguh-sungguh.
Barangkali itu yang bisa kulakukan saat ini. Itu istilah yang kupinjam untuk menterjemahkan birulwalidain kepada ortu, tepatnya setelah mama divonis gagal ginjal sekitar bulan Mei lalu. Dulu sebelum mama sakit, aku jarang sekali pulang, paling hanya menelepon. Kesibukan mengajar ngaji di tiap week end dan kesibukanku yang lain menjadi alibiku jarang pulang, meski tetep keep contac dengan orang tua. Setiap kali kutelpon pasti yang kutanya adalah kesehatan papa mama. Mungkin karena tak ingin anak-anaknya cemas, mama menyembunyikan rasa sakitnya.
Bukan penyesalan karena sibuk mengajar ngaji tentunya bagiku, karena hakekat orang beriman adalah melakukan yang terbaik untuk Alloh, hanya saja sikap tawazunku kepada orang tua yang kurang, maka Alloh menegurku. Bahkan sampai saat ini semua yang kucurahkan kepada orang tua masih belum cukup sungguh amat kurang dibandingkan pengorbanan, tetesan keringat, peluh mereka membesarkan kami. Dan sampai kapanpun, yang kita lakukan kepada orang tua bahkan seluruh jiwa raga,  sampai jungkir balik sekalipun, takkan mampu menebus semua yang orang tua berikan untuk kita.
Setiap week end perjalananku Bandung-Tegal sudah seperti perjalanan biasa, dan jarak bukan menjadi penghalang untuk memberi yang terbaik untuk orang tua meskipun imbasnya, setiap hari aktiv selapas kantor, aku harus tidur selepas isya untuk mencharge tubuh. Tidak boleh ada kelelahan yang terlihat di hadapan mereka, dan alhamdulillah Alloh senantiasa menjaga tubuhku tetap sehat. Lalu bagaimana biaya yang harus dikeluarkan? Aku yakin rezeki untuk membiayai pengobatan mama yang tak bisa dibilang murah selalu aku dan kakak-kakakku usahakan. Meski pernah di ATM hanya tinggal 53 ribu rupiah dan tak bisa lagi diambil, bergetar saat itu, tapi bagiku, harta jiwa pun tak bisa ditukar dengan syukurku diberi kesempatan berbirul walidain pada mama. Kami yakin Alloh akan iba pada kami, dan suatu saat akan memberi kesembuhan kepada ibu kami.
Yang selalu kudoakan dalam setiap nafas adalah kesembuhan mama. Aku yakin akan ada keajaiban, akan ada pertolongan Alloh. Alloh tidak pernah tidur, dan selalu melihat kesungguhan kami berbakti. Ya Alloh, lindungilah ibu kami, kuatkanlah imannya, kuatkanlah semangatnya dan kabulkanlah hajatnya. Berikanlah kesembuhan dan jalan keluar bagi kesembuhannya, limpahilah kami dengan rezeki yang halal untuk membiayai  pengobatan ibu kami.
Ya Alloh, Engkaulah penggenggam kehidupan. Engkaulah Maha Penyembuh. Engkaulah Maha Pengasih dan Penyayang,...Ijinkan kami berbakti kepada kedua orang tua kami, sehingga jika suatu saat Engkau menjrmput mereka, kami ingin mengantarkan mereka dengan senyum..senyum bahagia karena mereka berdua telah melakukan yang terbaik untuk kami dan telah berhasil menjadikan kami anak anak yang sholeh dan sayang kepada mereka. Ijinkan kami menuntaskan kewajiban kamI sebagai seorang anak dengan mendoakan mereka dan merawat mereka. Sembuhkanlah ibu kami ya ALLOH..

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...