Rabu, 07 November 2012 By: ArtiHapsari

Bersyukur dalam ujian itu Indah!



Bersabar dalam ujian itu memang disyariatkan. Bahkan definisi sabar juga telah digambarkan dari cerita Rosul yang memberi nasehat kepada seorang wanita yang menangisi kematian anaknya sambil meraung raung dan merobek robek pakaiannya. Wanita tersebut tidak menggubris nasehat dari Rosululloh yang saat itu memang belum diketahuinya. Justru wanita tersebut mengahrdik Rosul dengan pernyataan pedas bahwa Rosululloh tidak pernah merasakan kehilangan seperti yang ia alami. Lalu Rosulpun pergi berlalu. Selelah itu, ada memberitahu si ibu bahwa yang baru saja memberi nasehat adalah junjungan kita nabi Muhammad, maka si ibu berlari mengejar Rosululloh dan mengatakan kepada Rosul bahwa ia bersabar. Tapi justru Rosul mengatakan bahwa Sabar itu letaknya di depan, di saat hantaman itu pertama kali datang, dan reaksi yang muncul spontan di awal. Itulah yang namanya sabar
Luar biasa Rosul memberi contoh kita tentang sabar. Beliau mengingatlan kita untuk selalu bersyukur ketika diberi ujian, dan bersabar ketika diuji Alloh. Pernyataan yang singkat tapi ternyata prakteknya amat susah. Bagi kita yang selalu membesar-besarkan masalah biasanya adalah orang yang belum terbiasa dengan makna sabar. Bahkan ada kalanya kita teriak dan mengatakan bahwa sabar ada batasannya. Kita lupa bahwa ujian yang dialami oleh para sahabat dan para nabi jauh lebih berat dari pada kita. Ada dari mereka yang kulitnya disisir dengan besi panas, ada yang orang tuanya dibunuh, dan tak sedikit yang harus melepaskan seluruh harta benda demi akidahnya. Kita juga sering lupa bahwa ada yang diberikan ujian dari Alloh jauh lebih besar dari yang Alloh berikan kepada kita, karena kita selalu melihat keadaan kita yang terpuruk, kita tidak mau melihat orang orang yang jauh lebih susah, lebih merana dan lebih menderita dari kita.
Ini disebabkan karena kita memahami hakikiat sabar pada definisi yang standar.  Sabar = Pasrah. Jadi sebenarnya bersabar dalam ujian itu adalah hal yang standar sebagai manusia yang mencari ketenangan diri. Karena bagi kita oarang orang yang meyakini surga adalah balasan tertinggi bagi orang orang yang bersabar, menyikapi ujian dengan bersyukur adalah pilihan yang membutuhkan ketaantaan dan kemurnian jiwa yang terbebas dari prasangka pertanda keimanan yang hakiki.
Ya......bersabar dalam ujian itu biasa, yang luar biasa adalah yang bersyukur ketika sedang diuji. Apakah kita bisa? Yuk belajar..
Susah...ya...memang amat susah. Bagaimana mungkin ketika kita sedang diberi ujian lantas bersyukur. Ketika diuji, kita bertahan dengan kesabaran saja susah apalagi disuruh bersyukur.
Kadang kita butuh syukur supaya kita bisa melihat setiap keadaan dengan arif, karena kita meyakini bahwa apa yang Alloh berikan kepada kita sesuai dengan kemampuan kita menjalaninya, dan amat menyadari bahwa setiap hamba yang hidup pasti diuji dengan jatah dan kisah hidupnya masing-masing.
Di tulisan inipun aku ingin menulisakan banyak hal yang membuatku layak bersyukur disaat hati ini pilu karena mama masih sakit. Syukur ini membuatku lebih lapang menerima ujian sakitnya mama karena gagal ginjal.
Sakit dengan tanpa mempunyai jaminan kesehatan atau asuransi bukanlah keadaan yang meringankan keluarga. Biaya cuci darah bisa dibilang mahal. Setiap minggunya harus siap minimal satu juta rupiah. Belum lagi herbal yang harus diminum dan keperluan rumah tangga lain yang pastinya juga besar. Tapi ALHAMDULILLAH..kami bertiga, anak anak mama sudah mapan semua, bisa dibilang, rezeki untuk membiayai mama masih bisa usahakan. Bersyukur karena bersama ujian ini, Alloh masih melapangkan rezeki untuk membiayayi mama dan papa
Beberapa pasien gagal ginjal ada yang masih berumur produktif, tak sedikit pula yang masih muda. Ada pula yang kepala rumah tangga. Jadi dalam sakitnya, mereka masih harus bekerja untuk menafkahi anak dan istri. Sungguh kasihan jika melihat mereka, karena realitasnya mereka masih harus menanggung biaya keluarga padahal sakit terus menghantui. Tapi ALHAMDULILLAH, aku bersyukur, mama sakit di saat kami semua sudah mapan. Mama tidak punya lagi tanggungan. Tugas mama menyekolahkan kami sudah tuntas. Mama tak perlu lagi benating tulang dan bingung mencari uang untuk keluarganya. Saat ini mama bisa fokus dengan proses ikhtiar kesembuhan.
Pasien cuci darah yang bersamaan jadwal dengan mama biasanya ditemani oleh pembantunya yang setia. Ibu tersebut terbilang mampu karena membayar sendiri tanpa asuransi. Katanya semua dibiayai oleh anak anaknya. Tapi mereka semua sibuk jadi tidak ada yang merawatnya. Hanya seorang pembantu setianya saja. Miris mendengarnya, karena sakit gagal ginjal bukan lah sakit ringan, kekuatan psikologis amat penting untuk menguatkan mentalnya. Tapi ALHAMDULILLAH, aku harus bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menemani mama cuci darah dan diberi kesehatan Alloh untuk bisa pulang kampung setiap pekannya. Aku dan kakak-kakakku bukanlah orang kaya, tapi kami berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik untuk mama baik itu jiwa, raga, do, materiil semua kami usahakan yang terbaik untuk mama.
Masih banyak alasanku untuk senantiasa bersyukur dan berprasangka baik pada Alloh dalam setiap kejadian. Semua keadaan harus dipandang dari sudut pandang yang positif. Susah memang, tapi menuliskan dan mencari seribu satu alasan membuat kita lebih mudah melist daftar syukur.
So....bersyukur dalam ujian itu indah!!! Keep smile

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...