Selasa, 06 November 2012 By: ArtiHapsari

Hidup itu HARUS Mendewasakan


Membaca pesan dari seorang guru tentang makna kehidupan membuatku kembali menilik ke dalam hati tentang makna kuat. Dalam pesannya, beliau menceriatakan tentang seorang anak yang mengeluhkan suaminya yang ternyata malas, tidak peka, dan sebagainya yang dibeberkan secara gambalang dari seorang anak perempuan kepada ibunya dan berharap iba. Tapi apa yang dilakukan ibunya justru membuat si anak merengut karena reaksi ibunya tidak seperti yang diharapkan. Ia berharap ibunya akan berpihak kepadanya dan akan menasehati suaminya. Tapi ternyata tidak, si Ibu justru menuju ke dapur dengan tetap diikuti si anak yang masih terus mengeluhkan suaminya. Anaknya semakin bingung ketika ibunya justru mengambil tiga buah gelas dan masing masing diisi air panas dari termos. Bukan cuma itu, si Ibu juga mengambil irisan wortel, telor dan kopi yang masing masing dimasukkan ke dalam gelas berisi air panas. Tak lupa ibu menutup gelas tersebut beberap saat dengan tetap mendengarkan keluhan si anak. Setelah beberapa waktu, si ibu mulai berbicara dan akhirnya si anak diam tercengang karena apa yang dibicarakan ibu tidak nyambung. Si anak membicarakan suaminya, justru ibunya membicarakan isi dalam gelas
Perlahan si ibu membuka gelas tersebut dan mengambil wortel. Ibu mertanya kepada anaknya “Jadi apa wortel ini”. Si anak menjawab “jadi lembek” sambil menusuk nusuk wortel dengan ujung kuku.
Si ibu kemudian mengambil telor dalam air panas dan bertanya kepada anaknya”Kalo kulit telor ini jadi apa, nak?”. Masih bingung anaknya menjawab “kulitnya jadi keras, bu”, sambil mengetuk ngetuk kulit telor dengan ujung jari.
Pada kali ketiganya sebelum ibunya bertanya si anak segera berkata “kopinya harum bu”. Si ibu menjawab “ betul sekali, harum sekali kopinya nak”
Kemudian si ibu bertanya kepada anaknya untuk apa kiranya ibu bertanya tentang tiga hal tersebut, si anak menggeleng, lalu ibunya menceritakan makna dibalik maksudnya. Bahwa sesungguhnya hidup itu ibarat air panas di dalam gelas, Setiap orang mendapatkan jatah hidup dengan kisahnya masing –masing seperti halnya air panas dalam gelas tersebut, lalu yang dimasukkan ke dalam gelas adalah ibarat keadaan,kehidupan, ujian yang sering kali menghampiri.
Jika dalam kehidupan, setiap ada ujian kita lemah, bersedih, frustasi dan putus asa, maka kita tak ubahnya seperti wortel dalam air panas. Lembek dan lemah.
Jika ujian yang menghampiri kita justru menjadikan kita jauh dari Alloh, dinasehati susah, tidak mau berdamai dengan kehidupan, maka itu ibarat mengerasnya hati laksana mengerasnya kulit telor.
Tapi jika kita mau belajar dari kegagalan, kita bisa memuka celah kebaikan dalam setiap ujian, bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, bisa berdamai dengan kehidupan, semakin tenang dan arif dalam bersikap, dan dewasa dalam bertindak maka kita seperti kopi dalam air panas. Kopi yang dituang justru memberi warna dalam air, seperti juga kita dalam setiap ujian yang menghampiri justru membuat kita semakin dewasa, semakin memaknai hidup, semakin mewarnai hidup dan bisa membawa keadaan yang tadinya murung, tidak mungkin , tidak ada jalan keluar, menjadi keadaan yang positif dalam cara pandang.
Dalam akhir pesan, Alloh memberi kita pilihan dalam hidup, kita mau menjadi manusia yang lembek, yang semakin keras atau yang semakin dewasa? Jika kita mau lembek atau keras..maka bukan rahmat yang datang, melainkan petaka. Kita semakin lemah dan semakin keras dalam hidup. Namun jika pilihan kita adalah bersikap dewasa dalam hidup, maka pilihan tersebut adalah pilihan terbaik, pilihan yang paling tepat, dan memang seharusnya kita menjadi manusia yang semakin dewasa dalam hidup.
Tapi apa itu mudah? Pastinya tidak. Lara yang kita alami, duka yang tidak tau kapan berakhir, pertolongan Alloh yang entah kapan akan datang, kadang membuat kita surut ke belakang, melemahkan asa. Tapi sungguh bagi kita yang yakin akan pertolongan Alloh, pasti akan selalu meyakini bahwa semua akan indah pada waktunya. Kapan waktunya? Hanya Alloh yang paling mengerti kapan dan bagaimana jalan keluar itu akan datang. Bahkan mungkin kesabaran kita lah yang menjadi jalan turunnya pertoloangan Alloh.
Membaca pesan itu dari seorang guru mengingatkanku tentang makna kuat. Menjadi pribadi yang kuat, tegar, kokoh ternyata memang membutuhkan kekuatan untuk menaklukan ego dan asa dalam diri bahwa kita berhak menjadi kopi yang  harum. Biarlah Alloh yang membuka tabir jalan keluar terhadap semua hajat dan kesulitan hidup kita. Toh pada akhirnya kita akan menyadari bahwa Allohlah yang memberikan ujian itu pada kita, dan Alloh pulalah yang memberi jalan keluar atas ujian itu. Karena memang sebenarnya tidak ada pilihan lain selain kita dewasa bersama hidup, karena hidup harus semakin mendewasakan kita supaya kita memahami makna kebermaknaan dalam hidup, bukan seperti layaknya anak kecil yang selalu minta dimengerti.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...