Rabu, 26 Januari 2011 By: ArtiHapsari

Be Yor Self?

Sering kita menyebutkan kepada orang lain bila kita mulai resah, ingin berubah menjadi seperti seseorang, ingin meniru perilaku baik orang lain , menjadi manusia dewasa seperti orang lain, ingin memberikan yang terbaik untuk sesama seperti tokoh besar,dll. Kemudian teman-teman akan menyarankan “Be Your Self”.

Atau ada orang orang yang menganggap dirinya sudah baik dengan segala sifat dan tingkah lakunya, kemudian ketika dia mendapat masukan dari seseorang karena sifatnya yang “agak” tidak menyenangkan, kemudian dia akan mengatakan “Be Your Self”.


Menarik. Kalimat yang singkat dan padat tersebut sering menjadi MOTTO hidup seseorang, bahkan banyak orang yang memakainya, entah untuk membuat dirinya terlihat berkarakter atau hanya alibi ketidakberdayaanya untuk berubah jadi lebih baik???

Sah-sah saja ketika kita punya motto hidup seperti itu, tapi mari kita analisa secara mendalam apakah kita termasuk orang yang sudah baik, sempurna dan tidak perlu dirubah lagi? Jika memang ada hal yang perlu dirubah dalam diri kita menjadi manusia yang lebih baik lagi, maka jangan ragu untuk mengatakan pada diri sendiri “Chance!”.

Ini mungkin menjadi koreksi bagi kita semua. Jika kita adalah pribadi yang baik, menyenangkan, murah hati, tidak sombong, berani, lantang, santun, maka moto “be your self” pantas kita pertahankan. Tapi jika kita adalah seorang pembohong, penjilat, pemarah, pemalas, penakut, maka kata “Be your self” sungguh tak pantas disandang oleh kita.

Beberapa anak-anak muda jaman sekarang berperilaku tidak pada umumnya, mereka berpakaian senonoh, sex bebas, melakukan tindakan anarkis dan ketika mendapatkan nasehat untuk berubah maka mereka mengeluarkan kalimat “be yor self”. Ada juga seorang wanita yang jutek, moody, manja, suka menang sendiri, menganggap diri paling benar juga mempunyai motto hidup “ Be yor self”. Mereka sebenarnya menggunakan kata-kata tersebut untuk membentengi dirinya bermigrasi pada hidup yang lebih baik, yang lebih menyenangkan bagi diri dan orang lain.

Berubah! Itu kata yang tepat. Setiap manusia mempunyai keinginan berbuat baik dan ini menjadi fitrahnya. Namun menjadi jahat adalah juga sebuah pilihan. Tergantung mana yang itu membuat nyaman dengan diri kita. Menjadi baik dan Jahat adalah konsekuensi logis dari sebuah pilihan kita dalam bermasyarakat.

Kita semua resah dengan keadaan bangsa ini, semua orang mengatakan bahwa dirinya sudah baik. Mari kita saling intropeksi diri sendiri termasuk saya, bahwa ada hal-hal baik yang perlu kita pertahankan, tapi ada juga yang perlu dikoreksi. Mungkin ada sifat dan karakter yang memang dalam hati terdalam perlu untuk dirubah, maka berubahlah. Jangan phobi dengan kata BERUBAH. Jika masing-masing individu menjadikan pemahaman ini sebagai dasar berperilaku, maka kita semua yakin bahwa bangsa ini pun akan berubah - dengan Rahmat Alloh tentunya.

Sudah saatnya berubah Kawan!

Menjadi baik, berkualitas dan berguna untuk orang lain sungguh indah. Bila kita pemberani membela yang lemah , maka “be your self” sungguhlah indah. Bila kita seorang dermawan yang sanggup menjadi pengasih yang lemah, maka “be your self ” sungguhlah bijak. Bila kita seorang yang sholeh yang menafkahkan dirinya di jalan Tuhan, maka “be your self” sungguhlah berkah. Bila kita pemerhati lingkungan dan aktif memfasilitasi pemberdayaan masyakat miskin,maka “Be your Self” sunggguhlah bermartabat.

Lalu Bagaimana dengan saya? Anda?

Mari berusaha untuk menjadi pribadi yang mendamaikan diri, menyenangkan sesama, dan membahagiakan Tuhan. Pantaslah kita mempertahankan “be yor self”

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...