Senin, 17 Januari 2011 By: ArtiHapsari

Jika Ujian Itu Memuliakan, Mengapa Berkeluh Kesah?

Di sekitar kita sering sekali kita melihat orang berkeluh kesah, membuat kita tidak nyaman berada di dekatnya. Terlihat dari raut muka yang tidak menyenangkan, wajah cemberut, pembawaan yang moody, kata-kata yang tidak memikirkan orang lain, kanan kiri sering mendapat cacian, urusan rumah tangga terbawa di pekerjaan dan desahan gumaman yang tidak karuan. Bahkan beberapa pula ada yang sampai berbuat nekat karena sudah tidak kuat dengan beban hidup.

Awal mula keluh kesah dan pembawaan diri yang tidak menyenangkan adalah ketidaksiapan diri menghadapai beban hidup, padahal semua orang juga pasti punya masalah, jadi jangan pernah menganggap bahwa diri kita sajalah yang pantas berkeluh kesah karena memang tak pantas.

Janganlah kita berkeluh kesah, keran keluh kesah adalah potret ketidakdewasaan . Sebab keluh kesah hanya memberi ruang pelampiasan psikologis sesaat atas segala macam kekesalan. Keluh kesah juga justru akan menyumbat terbukanya jalan pikiran yang segar, yang dimungkinkan akan memberi temuan-temuan alternative perbaikan akan masalah dan kesulitan yang terjadi. Keluh kesah itu layaknya sampah yang menyumbat salura air, hanya akan membuat saluran jadi mampet.

Banyak yang belum memahami bahwa beban atau ujian hidup justru akan semakin mendewasakan kita. Kita mengira bahwa Alloh tidak adil dengan memberi beban yang lebih berat dari pada orang lain. Kita lupa bahwa Alloh sangat adil dalam memberi ujian dan Maha Teliti dalam menilai diri kita. Semua sudah dihitung dengan rinci dan sebenarnya kita juga telah diberi jalan keluar bersama dengan ujian tersebut. Tapi sering sekali kita berputus asa dari ramhat Alloh. Sebagai seorang mukminn kita harus memahami bagaimana bereaksi yang tepat ketika sedang menghadapi segala peristiwa yang menimpa kita.

Kita harus yakin bahwa apa yang menimpa kita hanyalah kumpulan takdir dari Alloh. Kita memang diperintakan ikhtiar dan tawakal, tetapi apa yang terjadi setelahnya adalah mutlak hak prerogrative Alloh. Semua atas IzinNya, bahkan tidak ada satu lembar pun daun yang jatuh tanpa seizinNya

“Jadikanlah sholat da sabar sebagai penolongmu”

Alloh mengarahkan kita untuk menjadikan sholat dan sabar sebagai penolong kita, yang itu berarti bahwa keimanan dan keyakinan kita akan menjadi stimulan dan penyadaran yang luar biasa bagi jiwa seorang mukmin. Ia begitu stabil dan memandang dengan arif setiap peristiwa yang hadir sebagai bentuk kasih sayang dari Alloh, sepahit apapun. Tidak ada yang pelu digugat dari takdir, karena hidup hanya menjalankan titahNya, lahir, berproses dan mati.

Iman juga dapat menjadi tembok pembatas manakala muncul ledakan naluri yang meledak, kadang juga sebagai pendingin manakala diperlukan untuk mendinginkan naluri yang tidak sehat, kadang bisa menjadi pengalih yang dapat mengalihkan keluh kesah pada prasangka baik pada Alloh.

Marilah kita mencoba untuk membangun paradigma berpikir kita dengan memakai kaca mata yang lebih objektif, karena jika kita melihat suatu peristiwa dengan lensa abu-abu, maka warna yang akan terlihat adalah kelabu. Bersihkanlah lensa kita, jernihkan pikiran dan hati, pandanglah segala sesuatu pada titik positifnya, maka kita bisa mengendalikan gejolak jiwa dari tabiat berkeluh kesah

Maka pantaslah kita berdoa supaya Alloh menguatkan pundak kita, dan tidak lagi berdoa supaya Alloh mengurangi beban kita, dan tetaplah meminta supaya kita senantiasa diberikan ujian yang memulikan kita, bukan menghinakan. Dan jika ujian itu memulikan, lantas mengapa kita berkeluh kesah???

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda, inspirasiku...